Kamis, 16 Mei 2013

MILIK TERBAIK KITA

MILIK TERBAIK KITA Bacaan: Efesus 2:4-10 NATS: Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Efesus 2:8) Penyair Chili, Pablo Neruda, adalah seorang anak yang kesepian dan tidak bahagia. Ia tidak memiliki saudara dan teman. Suatu hari ia mengamati halaman belakang rumahnya dan menemukan sebuah lubang di pagar yang mengelilingi halaman tersebut. Tiba-tiba sebuah tangan mungil yang membawa sebuah mainan terjulur ke arahnya dari seberang pagar. Tetapi tangan itu tiba-tiba menghilang. Ia mendapatkan domba mainan kecil di tanah. Pablo kemudian berlari ke dalam rumah dan mengambil benda miliknya yang terbaik, yaitu buah pinus. Ia menaruhnya di tempat yang sama dan berlari sambil membawa domba mainan tersebut. Domba mainan itu akhirnya menjadi benda yang paling ia sukai. Pertukaran hadiah itu membawanya kepada fakta yang sederhana namun mendalam: Menyadari bahwa Anda dipedulikan oleh seseorang merupakan karunia hidup yang paling berharga. "Pertukaran hadiah kecil dan misterius itu tetap melekat di hati saya," katanya, "tersimpan dalam-dalam dan kekal." Membaca kisah ini membuat saya memikirkan karunia Allah bagi Anda dan saya—tangan-Nya yang terulur kepada kita dengan penuh kasih mengutus Putra-Nya Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Keselamatan merupakan karunia yang "tersimpan dalam-dalam dan kekal" dari Allah, yang diterima karena kasih karunia melalui iman. Bagaimana tanggapan kita terhadap kasih dan rahmat Allah yang tak terbatas? Mari kita berikan milik kita yang terbaik, yaitu hati kita —DHR YESUS MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI KITA APAKAH KITA MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI DIA?

Minggu, 12 Mei 2013

Lebih Dari Berharap

LEBIH DARI BERHARAP Bacaan: Matius 6:5-15 NATS: Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya (Matius 6:8) Ketika masih kecil, C.S. Lewis senang membaca buku E. Nesbit, terutama Five Children and It. Dalam buku ini, beberapa anak kakak beradik pada liburan musim panas bertemu dengan peri pasir kuno yang mengabulkan satu keinginan mereka setiap hari. Tetapi setiap keinginan hanya menimbulkan masalah bagi anak-anak tersebut dan bukannya membawa kegembiraan, karena mereka tidak bisa memperkirakan akibat dari terkabulnya segala sesuatu yang mereka inginkan itu. Alkitab memberi tahu kita untuk menyatakan segala keinginan kita kepada Allah (Filipi 4:6). Tetapi doa itu tidak hanya menyatakan kepada Allah apa yang kita ingin Dia lakukan untuk kita. Ketika Yesus mengajar murid-murid-Nya bagaimana seharusnya berdoa, Dia mulai dengan mengingatkan mereka, "Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya" (Matius 6:8). Apa yang kita sebut "Doa Bapa Kami" lebih merupakan hidup dalam hubungan yang bertumbuh dan memercayai Bapa surgawi daripada mendapatkan apa yang kita inginkan dari-Nya. Ketika kita bertumbuh dalam iman, doa kita tidak akan lagi berupa daftar keinginan, tetapi akan lebih berupa percakapan akrab dengan Tuhan. Menjelang akhir hidupnya, C.S. Lewis menulis, "Jika Allah mengabulkan semua doa tolol yang pernah saya panjatkan selama hidup, sekarang saya akan berada di mana?" Doa merupakan cara menempatkan diri kita di hadirat Allah untuk menerima apa yang sungguh-sungguh kita perlukan dari-Nya—DCM HAK TERISTIMEWA KITA ADALAH BERCAKAP-CAKAP DENGAN ALLAH KEWAJIBAN TERPENTING KITA ADALAH MENDENGARKAN DIA

Tidak perlu panik

TIDAK PERLU PANIK Bacaan: 1Petrus 4:12-19 NATS: Saudara-saudara yang terkasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu (1Petrus 4:12) Saat melayani pendalaman Alkitab dalam suatu pelayaran di Kepulauan Karibia, saya mendengarkan pengarahan tentang tindakan penyelamatan yang biasa dilakukan di hari pertama. Tindakan pencegahan sangatlah penting untuk berjaga-jaga seandainya tiba-tiba kapal harus dievakuasi. Pengarahan dari awak kapal ditutup dengan penjelasan sederhana tetapi sangat penting. Kombinasi khusus suara terompet udara, yang menandakan latihan, berbeda sekali dengan suara yang akan dibunyikan untuk menandakan situasi darurat yang sebenarnya. Perbedaan itu sangat penting. Latihan tak dirancang untuk mengadakan evakuasi. Jika para penumpang panik saat latihan, maka akan terjadi kekacauan. Apabila kita tidak memahami situasi di sekitar kita, kita mudah guncang oleh kegelisahan hidup. Orang-orang yang hidup di zaman Petrus mengalami hal yang sama. Ia memberi peringatan sederhana: "Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian" (1Petrus 4:12). Pencobaan dan penderitaan hidup seolah-olah terdengar seperti panggilan untuk melakukan "evakuasi" -- melarikan diri atau menghadapi hidup secara putus asa dan tidak bijak. Namun, lebih bijak jika kita lebih peka mendengar suara Tuhan. Pencobaan itu tidak akan menjadi lebih dari sekadar pengingat bahwa kita harus percaya kepada Allah semata, bukan kepada manusia. Kita dapat memercayai-Nya pada saat-saat seperti itu apabila tanda bahaya dalam hidup kita mulai berbunyi --WEC Kita dapat mengandalkan kasih Sang Juru Selamat Untuk berlindung dari badai kehidupan; Aman dalam rengkuhan lengan-Nya yang kuat Dia menyediakan tempat perlindungan. --Hess TANTANGAN HIDUP TIDAK DIRANCANG UNTUK MENGHANCURKAN KITA TETAPI UNTUK MENDEKATKAN KITA KEPADA ALLAH

Sabtu, 11 Mei 2013

Ibadah pencurahan Roh kudus

Berikut photo-photo ibadah pencurahan roh kudus

BATU PUTIH

BATU PUTIH Bacaan: Wahyu 2:12-17 NATS: Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya (Wahyu 2:17) Pesan dari Tuhan kita kepada jemaat di Pergamus menyebutkan hal yang diselimuti teka-teki, yaitu mengenai "nama baru" yang tertulis pada "batu putih" (Wahyu 2: 17). Kira-kira apakah artinya? Ada dua penjelasan yang masuk akal tentang hal ini. Dalam pengadilan kuno, ketika terdakwa dijatuhi hukuman, mereka akan menerima batu hitam dengan nama mereka tertera di atasnya. Jika mereka dibebaskan dari hukuman, mereka akan menerima batu putih. Demikian pula, mereka yang telah percaya kepada Yesus untuk diselamatkan akan dibebaskan dari penghakiman Allah. Alangkah leganya jika kita mengetahui bahwa dosa kita diampuni! Penjelasan lainnya berasal dari pertandingan olimpiade kuno. Ketika para atlet memenangkan pertandingan, mereka akan dihadiahi batu putih, yang merupakan tanda kehormatan. Kedua ilustrasi ini menunjukkan kepada kita keseimbangan kehidupan kristiani yang mengagumkan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia semata-mata melalui iman (Efesus 2:8,9). Namun, orang kristiani yang taat sering bergumul ketika mereka berusaha melayani Dia yang telah menyelamatkan mereka. Satu penjelasan mengenai batu putih ini menggambarkan pembebasan cuma-cuma. Penjelasan lainnya menunjukkan bahwa kita akan diberi upah atas perbuatan baik kita (1 Korintus 3:13,14). Memercayai Kristus sebagai Juruselamat akan memberi identitas baru kepada kita. Hal itu seperti menerima nama baru yang tertulis di atas batu putih, yang menunjukkan bahwa kita betul-betul diampuni —HDF YESUS MENGHAPUSKAN DOSA DAN MEMBERI UPAH ATAS PELAYANAN KITA

Jumat, 10 Mei 2013

Tersingkir

TERSINGKIR Bacaan: 2Samuel 15:13-26 NATS: Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (Mazmur 73:26) Daud melarikan diri dari Yerusalem, diusir dari rumah oleh putranya, Absalom, yang telah mengumpulkan tentara untuk mendukungnya. Dalam pelariannya, ia memerintah Zadok, imamnya, membawa tabut Allah kembali ke Yerusalem dan memimpin bangsanya menyembah Allah di sana. "Jika aku mendapat kasih karunia di mata Tuhan, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya. Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya" (2Samuel 15:25,26). Mungkin, seperti Daud, Anda telah kehilangan kekuatan untuk menetapkan langkah. Seseorang telah mengambil alih hidup Anda, atau begitu tampaknya. Mungkin Anda khawatir jika perubahan keadaan dan manusia telah menghancurkan semua rencana Anda. Namun, tak ada yang dapat menghalangi kehendak Allah yang penuh kasih. Tertulianus (150-220 M) menulis, "[Jangan menyesali] sesuatu yang telah dirampas ... oleh Tuhan Allah, yang tanpa-Nya tak sehelai daun pun dapat terlepas dari pohonnya, atau burung pipit yang paling tidak berharga sekalipun dapat jatuh ke bumi." Bapa surgawi tahu bagaimana memelihara anak-anak-Nya dan hanya akan mengizinkan apa yang menurut-Nya baik. Kita dapat bersandar pada hikmat dan kebaikan-Nya yang tiada terhingga. Sebab itu, kita dapat berkata seperti Daud, "Maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya" --DHR Saat kau tak berdaya dalam pusaran kehidupan, Kekuatan kuasa Allah akan menopangmu; Kekuatanmu yang merosot akan dipulihkan, Karena Dia Allah yang peduli padamu. --D. De Haan KITA DAPAT MENANGGALKAN KEKHAWATIRAN KITA BERSAMA ALLAH KARENA ALLAH PEDULI

Kamis, 09 Mei 2013

DIA MENERANGI JALAN

DIA MENERANGI JALAN Bacaan: Mazmur 112 NATS: Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar (Mazmur 112:4) Suatu malam, seorang misionaris di Peru mengunjungi sekelompok orang percaya. Ia tahu bahwa rumah tempat mereka bertemu berada di sebuah lereng dan jalan menuju ke sana berbahaya. Ia pergi ke sana naik taksi, sejauh bisa taksi menjangkau. Kemudian ia mulai naik menapaki jalan yang berbahaya menuju rumah itu. Malam itu gelap dan jalannya sangat sulit. Ketika ia melewati belokan, tiba-tiba ia melihat beberapa orang percaya membawa lentera yang terang. Mereka datang untuk menerangi jalannya. Ketakutannya sirna, dan ia melewati jalan yang menanjak itu dengan mudah. Dengan cara yang sama seperti itulah Allah menerangi jalan kita. Ketika kita memercayai Yesus sebagai Juruselamat, Dia yang adalah Terang dunia, memasuki kehidupan kita dan menghilangkan kegelapan dosa serta keputusasaan kita. Terang ini senantiasa menghibur kita melewati saat-saat sulit. Di tengah-tengah kesedihan, masalah, sakit penyakit, atau kekecewaan, Tuhan menerangi jalan dan menguatkan anak-anak-Nya dengan memberikan harapan. Harapan ini barangkali disampaikan melalui kata-kata nasihat dari sesama orang percaya. Mungkin harapan itu berupa penerangan firman Allah melalui pelayanan Roh Kudus, peneguhan yang menenteramkan sebagai jawaban doa yang sepenuh hati, atau melalui penyediaaan barang kebutuhan tertentu secara ajaib. Apa pun kejadiannya, Allah mengirimkan terang pada saat kita dilanda kegelapan. Yesus senantiasa memberikan terang pada malam yang gelap gulita! —DCE ALLAH KADANG-KADANG MENEMPATKAN KITA DI DALAM GELAP UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA YESUS ADALAH TERANG

Rabu, 08 Mei 2013

SINDROM GUNUNG ST. HELENS

SINDROM GUNUNG ST. HELENS Bacaan: 2Petrus 3:3-15 NATS: Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh keselamatan (2Petrus 3:15) Pada 20_Maret 1980, Gunung St. Helens di Washington, sebuah gunung berapi yang disangka orang tidak aktif lagi, tiba-tiba bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh. Penduduk setempat dievakuasi ke jarak "aman" sekitar 12,8 km dari gunung tersebut. Beberapa waktu kemudian, sisi gunung mulai menggelembung. Namun, para ilmuwan tidak mengkhawatirkan hal itu karena berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai gunung berapi, gunung-gunung itu tidak pernah meletus dari samping. Kemudian pada tanggal 18_Mei lereng Gunung St. Helens meletus dan memuntahkan berton-ton reruntuhan ke bawah dengan kecepatan 250,5 km/jam. Semenit kemudian, gunung berapi itu meletus ke atas dengan kekuatan yang setara dengan 500 bom atom! Letusan yang sangat besar ini merusakkan hutan seluas 59.600 hektar dan menewaskan 57 orang. Para ilmuwan mengira peristiwa-peristiwa alam akan berlangsung seperti sebelumnya. Namun ternyata mereka keliru! Kitab 2 Petrus menceritakan kepada kita bahwa suatu saat di masa depan, keyakinan keliru semacam ini juga akan dirusak oleh panasnya api hari kiamat (3:4-7). Namun, berita baiknya adalah Allah akan membangun "langit yang baru dan bumi yang baru" (ayat 13). Dia menghendaki agar "jangan ada yang binasa", dan dengan sabar menanti agar lebih banyak orang menemukan keselamatan sejati dalam Putra-Nya Yesus (ayat 9). Mereka hanya perlu menerima keselamatan yang ditawarkan-Nya. Sudahkah Anda memercayakan keselamatan Anda kepada Yesus? --HDF UMAT ALLAH HARUS MENUNJUKKAN JALAN AGAR ORANG LAIN SELAMAT DARI PENGHAKIMAN ALLAH

Main sulap

MAIN SULAP Bacaan: Lukas 10:38-42 NATS: Maria . . . duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani (Lukas 10:39,40) Di North Carolina ada seorang ibu yang—sungguh-sungguh—menjadi pesulap. Dan memang sebenarnya, seluruh keluarganya dapat melakukan pertunjukan melemparkan peralatan rumah tangga secara bersamaan ke udara dan kemudian menangkapnya. Bayangkan betapa hebohnya pesta makan malam mereka! Pada masa kini banyak wanita yang juga menjadi "pesulap", entah menjalankan bisnis atau menjadi ibu rumah tangga biasa. Tugas menyele-saikan pekerjaan rumah tangga harian biasanya jatuh ke tangan wanita, khususnya para ibu. Wanita pada abad 21 memiliki banyak hal untuk dikerjakan pada waktu yang bersamaan—mulai dari mengurus panci penggorengan dan kereta anak sampai memenuhi janji dan pembayaran hipotek. Semua ini dapat benar-benar menghabiskan waktu. Masyarakat menghargai orang yang dapat memenuhi jadwal yang padat dan menyelesaikan semuanya. Jadi, wanita yang hanya duduk di "kaki Yesus" (Lukas 10:39,40) kadang-kadang dianggap tidak produktif. Tetapi Yesus memuji Maria karena ia telah meluangkan waktu bersama-Nya (ayat 42). Tentu saja masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Akan tetapi Maria telah memilih yang terbaik. Kaum lelaki dapat membantu wanita untuk meluangkan waktu bersama Yesus dengan ikut menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan kaum perempuan, berhentilah melakukan "sulapan" harian supaya memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan —DB "KETIKA ENGKAU MERENDAM PIRING, AMBIL ALKITABMU DAN BERENDAMLAH DI DALAMNYA" —Nenek Beaver

Senin, 06 Mei 2013

Jangan takut

JANGAN TAKUT Bacaan: Yesaya 12 NATS: Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar (Yesaya 12:2) Saya memiliki mesin pengisap daun yang sudah kuno untuk membersihkan teras pada belakang rumah. Mesinnya terbatuk-batuk, gemeretak, mengeluarkan asap yang mengganggu, dan istri saya (dan mungkin juga tetangga) menganggapnya terlalu bising. Tetapi anjing tua kami sama sekali tidak peduli dengan kebisingan yang ditimbulkannya itu. Ketika saya menghidupkan pengisap daun itu, ia bahkan tidak mengangkat kepalanya. Ia hanya beranjak dengan enggan ketika saya mengisap daun-daun atau sampah ke arahnya. Itu karena ia memercayai saya. Lelaki muda yang kadang-kadang menyiangi rumput di halaman kami menggunakan pengisap daun yang sama, tetapi ia tidak ditolerir oleh anjing kami. Beberapa tahun yang lalu, ketika anjing kami masih kecil, ia mengusiknya dengan mesin itu dan anjing saya tidak pernah melupakannya. Sekarang, ketika laki-laki itu memasuki halaman belakang, kami harus mengunci anjing itu di dalam rumah, karena ia menggeram dan menggonggonginya. Padahal situasinya sama, tetapi tangan yang menggunakan pengisap daun itu membuatnya berbeda. Demikian pula dengan diri kita. Situasi yang menakutkan tidak akan mengganggu jika kita memercayai tangan yang mengendalikannya. Jika dunia dan kehidupan kita diatur oleh kekuatan yang semena-mena dan asal-asalan, kita sudah selayaknya merasa takut. Tetapi tangan yang mengendalikan semesta alam—tangan Allah—adalah tangan yang bijaksana dan penuh belas kasih. Kita dapat memercayai-Nya, apa pun situasi yang melingkupi kita dan kita tidak perlu takut —DHR ALLAH MEMEGANG KENDALI JADI KITA TIDAK PERLU TAKUT

Sumber sukacita

SUMBER SUKACITA Bacaan: 2Korintus 6:3-10 NATS: Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersuka-cita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu (2Korintus 6:10) Paul Gerhardt, seorang pendeta di Jerman pada abad 17, memiliki segudang alasan untuk tak bersukacita. Istri dan keempat anaknya meninggal dunia; Perang Tiga Puluh Tahun telah membinasakan warga dan menghancurkan Jerman; konflik gereja dan guncangan politik mengisi hidupnya dengan penderitaan. Namun, di tengah-tengah penderitaan pribadinya yang hebat, ia menulis lebih dari 130 himne yang kebanyakan diwarnai sukacita dan ketaatan kepada Yesus Kristus. Berikut kutipan lirik salah satu himne karya Gerhardt, "Holy Spirit, Source of Gladness": Biarkan kasih yang tidak mengenal batas Mengalir bagai hujan yang deras, Memberi kita harta tak ternilai harganya Yang didamba manusia, dan yang Allah beri; Dengarkan kesungguhan permohonan kami, Tiap hati yang berat menjadi berseri; Tinggal dalam persekutuan, Roh yang penuh kedamaian. Karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus (Roma 5:5), adakah situasi di mana kita tak dapat mengalami sukacita yang Dia berikan? Selama melewati masa penderitaan besar, Rasul Paulus menggambarkan pengalamannya itu seperti "sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu" (2Korintus 6:10). Duka dan penderitaan adalah kenyataan hidup yang tak dapat dihindari. Namun, Roh Kudus adalah sumber sukacita kita, "memberi kita harta tak ternilai harganya yang didamba manusia, dan yang Allah beri" --DCM KEBAHAGIAAN BERGANTUNG PADA PERISTIWA YANG KITA ALAMI TETAPI SUKACITA BERGANTUNG PADA YESUS

Minggu, 05 Mei 2013

Hanya satu pintu

HANYA SATU PINTU Bacaan: Yohanes 10:7-10 NATS: Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat (Yohanes 10:9) Seorang ahli Perjanjian Lama bernama Sir George Adam Smith mengatakan bahwa ketika ia mengunjungi Tanah Suci, ia melihat seorang gembala dan dombanya berdiri di depan benteng. Tidak ada pintu terlihat di sana. Di situ yang tampak hanyalah sebuah lubang sebesar tubuh manusia. Smith kemudian bertanya kepada gembala tersebut mengapa di sana tidak ada pintu. Gembala itu menjelaskan, "Sayalah jalan masuknya. Saya berdiri di lubang itu, dan domba lewat di bawah saya memasuki benteng. Apabila mereka semua sudah berada di dalam dengan aman, maka saya akan berbaring melintang pada lubang itu. Tidak akan ada pencuri yang dapat masuk dan juga tidak ada domba yang bisa keluar kecuali melewati tubuh saya. Sayalah jalan masuknya." Kita seperti domba yang memerlukan Gembala (1 Petrus 2:25). Untuk jalan masuk ke surga, tempat kebahagiaan kekal, Yesus memberikan pernyataan yang mengagumkan ini: "Akulah pintu ke domba-domba itu .... barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat" (Yohanes 10:7-9). Orang-orang yang mendengar-Nya pada saat itu tidak membayangkan pintu dari kayu yang tergantung pada engsel. Mereka memahami bahwa Dia benar-benar mengatakan, "Akulah jalan masuk ke rumah Allah." Dia dapat mengklaim diri-Nya sebagai jalan menuju kebahagiaan kekal, jalan khusus menuju kemuliaan Allah, karena Dialah Putra Allah. Yesus merupakan satu-satunya jalan menuju surga (Yohanes 14:6). Kita dapat masuk ke sana hanya jika meletakkan iman kepada-Nya —VCG ADA BANYAK JALAN KE NERAKA TETAPI HANYA ADA SATU JALAN KE SURGA

Pencarian bakat

PENCARIAN BAKAT Bacaan: Yesaya 6:1-8 NATS: Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" (Yesaya 6:8) Acara televisi seperti American Idol telah menjadi fenomena global. Jutaan pemirsa menanti dengan cemas untuk mengetahui siapa penyanyi yang akan tereliminasi dari ajang pencarian bakat sebagai penyanyi tersebut. Sebagian orang menyebutnya "konsep baru dalam dunia hiburan", tetapi sebenarnya ini bukan ide baru. Ketika masih kecil, saya pernah menonton acara Original Amateur Hour yang dibawakan Ted Mack. Acara itu kemudian diikuti ajang pencarian bakat yang aneh The Gong Show di tahun 1970-an, lalu disusul Star Search di tahun 1980-an. Itu semua adalah program televisi yang berkelanjutan untuk mencari orang biasa dan membuatnya terkenal. Namun, bermimpi untuk menjadi terkenal dan kaya bukanlah suatu pencarian terhadap hal-hal yang bernilai kekal. Pencarian yang demikian dilakukan oleh Allah sendiri. Dia mencari hati yang siap mengerjakan pekerjaan-Nya di dunia ini. Dalam Kitab Yesaya, Tuhan bertanya: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Dan kemudian kita membaca respons kesediaan Yesaya: "Ini aku, utuslah aku!" (6:8). Allah tidak mencari orang yang paling berkualitas atau berbakat; Dia justru mencari hati yang bersedia taat kepada-Nya. Dia mencari mereka yang menyediakan diri, dapat diandalkan, dan bersedia untuk dipakai. Dalam hidup mereka, Allah akan menunjukkan kekuatan-Nya; dan Dia akan dimuliakan. Siapkah Anda untuk Dia pakai? --WEC Jadilah kehendak-Mu, ya Tuhan! Jadilah kehendak-Mu! Engkaulah Tukang Periuk, aku tanah liatnya; Ambillah aku dan bentuklah menurut kehendak-Mu, Aku akan menunggu, berserah, dan tak gelisah. --Pollard HIDUP ANDA ADALAH KADO ALLAH BAGI ANDA -- JADIKANLAH ITU SEBAGAI KADO ANDA KEPADA ALLAH

Sabtu, 04 Mei 2013

kami menyentuh-nya!

KAMI MENYENTUH-NYA! Bacaan: 1Yohanes 1:1-4 NATS: Apa yang telah ... kami raba dengan tangan kami ... kami beritakan kepada kamu (1Yohanes 1:1,3) Mitologi dipenuhi dengan kisah dewa-dewa zaman dahulu kala yang turun dari surga dan mengambil wujud manusia. Namun, tak seorang pun mendengar atau melihat mereka, dan tak seorang pun menyentuh mereka. Dewa-dewa ini merupakan impian yang timbul karena manusia mendambakan Allah dan berharap bahwa suatu hari Dia akan datang mendekat. Penjelmaan Yesus -- Allah yang menjadi manusia -- adalah pemenuhan dari impian-impian tersebut. Pengarang Dorothy Sayers berkata: "[Allah] tidak dapat menuntut apa pun dari manusia yang belum dituntutnya dari diri-Nya sendiri. Dia sendiri telah melalui seluruh pengalaman hidup manusia, mulai dari kekesalan-kekesalan sepele dalam kehidupan keluarga dan kelelahan fisik akibat kerja keras serta kekurangan uang, sampai merasakan betapa ngerinya rasa sakit dan penghinaan, kekalahan, putus asa, serta kematian. Ketika Dia menjadi manusia, Dia berperan sebagai manusia. Dia dilahirkan dalam kemiskinan dan mati dalam kehinaan, serta menganggap bahwa hal itu layak dilakukan." Penjelmaan Yesus Kristus merupakan bukti yang tak dapat disangkal lagi bahwa Allah akan melakukan apa saja untuk datang mendekati kita. Agustinus berkata, "[Allah] memberikan diri-Nya sendiri selama beberapa waktu untuk ditangani oleh tangan-tangan manusia." Dan kita memiliki catatan tertulis dari Yohanes, seorang manusia yang benar-benar menyentuh-Nya. Kita dapat memercayai kesaksiannya -- dan kita dapat meyakini bahwa Allah ingin berada di dekat Anda dan saya --DHR KASIH TERJADI KETIKA ALLAH MENJADI MANUSIA -- Walvoord

latihan beribadah

LATIHAN BERIBADAH Bacaan: 1Timotius 4:6-16 NATS: Latihlah dirimu beribadah (1Timotius 4:7) Konsultan kebugaran Jhannie Tolbert mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan treadmill (alat fitnes) atau peralatan khusus untuk melakukan latihan fisik sewaktu berada di rumah. Tolbert menggunakan kotak perkakas untuk latihan melompat, mengangkat panci sup untuk melatih otot bahu, serta menggunakan perkakas rumah tangga yang lain untuk latihan fisik setiap hari. Ia mengatakan bahwa Anda dapat tetap menjaga kebugaran meskipun hanya latihan di rumah dengan menggunakan peralatan yang murah dan sederhana. Pelatih lain setuju dan mendorong orang-orang untuk menggunakan tali lompat, kursi, sapu, dan bahkan tas belanja untuk latihan secara rutin. Mereka melihat bahwa latihan adalah soal kemauan, bukan kekayaan. Prinsip yang sama berlaku untuk kebugaran rohani. Meskipun kamus Alkitab, tafsir, dan buku-buku lain memang bermanfaat, kita dapat memulai latihan rohani hanya dengan menggunakan Alkitab dan bimbingan Roh Kudus. Paulus mendorong anak didiknya Timotius: "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang" (1 Timotius 4:7,8). Anda tidak perlu memiliki uang banyak untuk mendapatkan kebenaran rohani dan mempraktikkannya. Kita tidak memerlukan peralatan atau bahan-bahan khusus untuk mendoakan teman, bersyukur kepada Allah, atau menaikkan pujian bagi-Nya. Kita hanya perlu memulai dari tempat kita sekarang, dengan apa yang kita punyai, sekarang juga —DCM LATIHAN BERIBADAH ADALAH KUNCI KARAKTER YANG SALEH

Jumat, 03 Mei 2013

Keluarga palsu

KELUARGA PALSU Bacaan: Matius 15:1-9 NATS: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku (Matius 15:8) Seorang kontraktor di Kalifornia mencetuskan suatu ide inovatif dalam menjual rumah-rumahnya. Ia pikir cara yang baik untuk membuat sebuah rumah tampak menarik adalah dengan menghadirkan keluarga di dalamnya saat ia memamerkan rumah itu kepada calon pembeli. Maka, ia menyewa para aktor untuk memerankan keluarga bahagia dalam rumah-rumah model yang dibangun perusahaannya. Bahkan, para pembeli dapat bertanya kepada para aktor tentang kondisi rumah itu. Setiap anggota keluarga palsu itu menjalankan perannya masing-masing. Ada yang memasak, menonton televisi, dan bermain sementara para calon pembeli rumah melihat-lihat. Pemalsuan seperti ini memang tak salah, namun renungkan kepura-puraan para pemimpin agama di zaman Yesus (Matius 15:1-9). Mereka pura-pura mengasihi Allah, dengan saleh membuat daftar aturan yang harus mereka dan orang lain patuhi. Namun, ini hanya cara agar mereka tampak saleh. Mereka bahkan menganggap aturan buatannya sama penting dengan Hukum yang langsung difirmankan Tuhan (ayat 5,6). Yesus menyebut mereka "munafik" (ayat 7). Di ucapan bibir saja tampaknya mereka menghormati Allah, tetapi hati mereka berkata lain -- mereka jauh dari-Nya (ayat 8). Orang di masa kini pun banyak yang berpura-pura seperti ini. Secara lahiriah kita seperti orang kristiani yang baik karena rajin ke gereja, menaati beberapa peraturan sesuai hukum, dan berkata benar. Kita berkata kita mengasihi Yesus, tetapi mungkin hati kita jauh dari-Nya. Allah menghendaki kita untuk tidak berpura-pura --AMC Allah melihat jalan kita dan mengenal hati kita, Apa yang dapat kita sembunyikan dari-Nya? Kebenaran lahiriah tak menyelamatkan, Dia tahu lubuk hati kita yang terdalam. --Sper KEPURA-PURAAN BERTENTANGAN DENGAN IMAN SEJATI

Katakan

KATAKAN Bacaan: Mazmur 14 NATS: Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat (Mazmur 14:3) Saat ini orang jarang menggunakan kata dosa lagi. Ketika kita berbuat salah, kita mengatakan bahwa kita menunjukkan "perilaku yang tidak tepat" atau melakukan "kesalahan taktis" atau "kekeliruan". Kita mungkin bahkan mengatakan, "Saya telah melakukan sesuatu yang buruk." Seakan-akan orang telah memercayai kebaikan bawaan mereka sendiri. Kita melakukan hal tersebut walaupun ada begitu banyak bukti lahiriah dan rohaniah yang membuktikan kebenaran. Ketika saya menuliskan renungan ini, pembunuhan masal sedang merajalela di Sudan. Kekejian yang tak terperikan sedang dialami Bosnia dan Rwanda. Siapa yang bisa melupakan ladang-ladang pembunuhan di Kamboja? Dan bagaimana dengan jutaan bayi yang digugurkan di Amerika Serikat dengan mengatasnamakan kemudahan hidup? Kejahatan belum meninggalkan wajah bumi kita ini. Sebagai pengikut Yesus, kita harus dengan tegas menolak usaha-usaha yang dilakukan oleh dunia untuk mengecilkan kenyataan dosa yang sebenarnya. Kita pun harus setuju dengan pernyataan Allah bahwa "tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak" (Mazmur 14:3). Mengenali dosa bangsa memang jauh lebih mudah daripada mengakui dosa pribadi kita. Tetapi kita pun perlu mengakui dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan yang melawan Allah yang kudus. "Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita" (1 Yohanes 1:10). Ingatlah dosa Anda dan akuilah di depan Allah —DCE DARAH YESUS MAMPU MEMBERSIHKAN SETIAP DOSA TETAPI TIDAK DAPAT MENGAMPUNI DALIH

Kamis, 02 Mei 2013

Mangkuk sup iblis

MANGKUK SUP IBLIS Bacaan: Matius 4:1-11 NATS: Apabila [iblis] berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (Yohanes 8:44) Musim panas yang lalu, ketika saya berjalan-jalan bersama menantu saya di taman nasional, kami memerhatikan tanda petunjuk jalan yang mengarah ke suatu tempat yang disebut Mangkuk Sup Iblis. Karena merasa penasaran, kami akhirnya menuju tempat tersebut. Sambil berjalan ke sana, kami bercanda mengenai sup macam apa yang akan ditemukan di dalam mangkuk tersebut. Sesampainya di sana, kami hanya menemukan tanah luas yang ambles. Tanah itu hanya semacam danau yang dalam tanpa air. Kami agak kecewa karena ternyata Mangkuk Sup Iblis tidak berisi apa-apa selain pepohonan dan semak-semak. Mangkuk Sup Iblis adalah nama yang tepat untuk suatu bentuk yang menawarkan hal yang menarik, tetapi pada akhirnya justru tidak memberikan apa-apa karena iblis adalah penipu. Menunya adalah mangkuk tipu muslihat yang hanya memberikan janji-janji kosong dan impian-impian yang gagal di jalan. Iblis memulai tipu muslihatnya dengan menampilkan kesia-siaan sebagai sesuatu yang menarik ketika menjebak Hawa di Taman Eden, dan ia belum mengubah rencananya. Ia mencoba tipu muslihatnya terhadap Yesus, tetapi Tuhan menolak dan "Iblis meninggalkan Dia" (Matius 4:9-11). Lalu bagaimana Anda bisa mengetahui kalau sedang disodori salah satu tipu muslihat Setan? Ujilah gagasan-gagasan baru dengan Kitab Suci. Tanyakan kepada orang yang Anda yakini sebagai orang yang saleh dan bijaksana. Dan berdoalah. Jangan jatuh ke dalam mangkuk tipu muslihat iblis yang kosong —JDB IBLIS TIDAK MENAWARKAN APA-APA SELAIN TIPU MUSLIHAT DAN KEBOHONGAN

Rabu, 01 Mei 2013

Naomi

NAOMI Bacaan: Rut 4:13-22 NATS: Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi, "Terpujilah Tuhan, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus" (Rut 4:14) Seorang bijak pernah berkata kepada saya, "Jangan cepat menilai apakah sesuatu itu berkat atau kutuk bagi kita." Kisah Naomi mengingatkan saya akan hal tersebut. Nama Naomi berarti "kegembiraan saya". Namun, ketika hal-hal buruk menimpanya, Naomi ingin mengganti namanya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang ia alami. Setelah suami dan putra-putranya meninggal, Naomi menyimpulkan, "Tangan Tuhan teracung terhadap aku!" (Rut 1:13). Ketika orang-orang menyapanya, ia berkata, "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku" (ayat 20). Naomi tidak menilai keadaannya berdasarkan identitasnya sebagai pengikut dari satu-satunya Allah yang sejati dan yang telah menyatakan kasih yang tak kunjung padam kepada bangsa-Nya. Ia justru melakukan hal yang cenderung dilakukan oleh sebagian besar dari kita: Ia menilai Allah berdasarkan keadaan yang ia alami. Dan ia salah menilai. Tangan Tuhan tidak teracung kepadanya. Kenyataannya, Naomi justru mendapat harta Allah yang belum ia temukan. Meskipun Naomi kehilangan suami dan kedua putranya, ia diberi sesuatu yang sama sekali tak diduganya -- seorang menantu perempuan yang setia dan seorang cucu yang akan menurunkan Juru Selamat. Dari kisah hidup dan pengalaman Naomi, kita dapat melihat bahwa kadang-kadang hal terburuk yang menimpa kita dapat membuka pintu bagi Allah untuk memberikan hal yang terbaik dalam hidup kita --JAL MAKSUD ALLAH BAGI PERISTIWA YANG TERJADI PADA HARI INI MUNGKIN TIDAK AKAN TAMPAK SEBELUM ESOK HARI TIBA

Perayaan Musim Semi

PERAYAAN MUSIM SEMI Bacaan: Kejadian 8:15-22 NATS: Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti ... siang dan malam (Kejadian 8:22) Ketika saya masih kecil, saya tinggal di West Michigan. Pada masa itu, kami selalu merayakan datangnya musim semi dan munculnya bunga-bunga pada tanggal 1 Mei. Pada perayaan menyambut musim semi itu, saya membuat keranjang bunga dari kertas, kemudian mengisi keranjang tersebut dengan bunga apa saja yang dapat saya temukan. Kebanyakan bunga-bunga itu adalah sejenis bunga bakung dan bunga violet. Kemudian saya menempatkan keranjang itu di depan pintu rumah tetangga, mengetuk pintunya, lalu saya cepat-cepat bersembunyi di belakang semak-semak. Dari balik semak-semak saya mengintip untuk melihatnya membu-ka pintu dan merasa terkejut melihat keranjang bunga itu. Ketika ia masuk ke dalam rumah, saya pun berlari pulang. Keindahan bunga musim semi dan perubahan musim yang berlangsung secara teratur mengingatkan kita akan kesetiaan Allah. Ketika Nuh dan keluarganya serta binatang-binatang keluar dari bahtera sesudah banjir reda, Allah mengucapkan janji kepada mereka demikian, "Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam" (Kejadian 8:22). Dan sejak saat itu pula Dia telah setia memenuhi janji-Nya. Allah "telah menjadikan alam semesta", dan Dia senantiasa menopang "segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" (Ibrani 1:2,3). Karena itu, marilah kita bersyukur kepada Allah pada hari ini karena ciptaan-Nya yang indah dan kesetiaan-Nya dalam menopang dunia dan kita —AMC LIHATLAH KEAJAIBAN CIPTAAN DAN BERSERULAH, "BETAPA AJAIBNYA ALLAH!"