A.
Perlengkapan Keselamatan.
1. Kasih
Karunia. Dalam bahasa Grika, kasih karunia adalah “Charis” yang berarti
pemberian yang dilakukan dengan bebas tanpa adanya tuntutan atau harapan pengembalian.
Dalam bahasa Latin adalah “gratia” (kata benda), “gratis” (kata sifat). Kasih
karunia adalah anugerah yang tak selayaknya diterima, yang tak semestinya dan
yang tak sepantasnya dianugerahkan kepada orang berdosa. Anugerah itu tidak
seharusnya diterima karena manusia seharusnya mendapat murka Allah (Roma 9:22),
tidak sepantasnya diterima karena manusia tak dapat menerimanya dengan bekerja
(Efesus 2:1-9; Titus 3:4-7), dan tidak pada tempatnya diterima karena pada
manusia tak ada sesuatu yang pantas untuk menerimanya (Roma 2:23-25).
Menurut
W.E. Vine bahwa di pihak pemberi, dalam kasih karunia adalah kecenderungan yang
bersahabat yang memunculkan tindakan yang baik hati, yang berkemurahan, penuh
kasih setia, yang berkemauan baik secara umum. Dalam hal ini ada penekanan pada
kebebasan dan universal serta sifatnya yang spontan, seperti misalnya dalam
kemurahan penebusan oleh Allah serta kesukaan atau kesenangan yang direncanakan
bagi penerima. Oleh sebab itu kasih karunia bertentangan dengan hutang (Roma
4:4,16), dengan pekerjaan (Roma 11:6), dengan Taurat (Yohanes 1:7). Di pihak
penerima ada perasaan dikasihi, perasaan berterima kasih (1 Timotius 1:12).
Bila
diaplikasikan pada keselamatan, kasih karunia berarti bahwa apa yang dituntut
Allah yang kudus dan benar pada kita, telah disediakan olehnya sendiri.
Keselamatan orang berdosa adalah pada standar absolut dari kebenaran Allah dan
kasih karunia Allah telah mengadakan kebenaran yang dikehendaki dan dituntut
olehNya. “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan
tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.” (2 Korintus 5:19).
Kasih
karunia berasal dari hati Allah Bapa (Roma 1:5,7), mengalir pada kita melalui
Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 1:17). Orang percaya dibenarkan oleh kasih karunia
(Roma 3:24), diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman dan bukan oleh
pekerjaan (Efesus 1:6,7; 2:5,8). Roh Kudus adalah Roh kasih karunia (Ibrani
10:29) dan orang percaya tidak boleh menggagalkan kasih karunia Allah dalam
hidupnya (Galatia 2:21; Ibrani 12:25).
Jadi
manusia telah jatuh dalam dosa, tak dapat menyelamatkan diri sendiri. Manusia
tak dapat membayar supaya ia selamat. Tetapi Allah telah menyediakan jalan
keselamatan yaitu melalui Yesus Kristus, yang telah lahir, mati, dibangkitkan
dan telah naik kembali ke Sorga. Pengadaan keselamatan bagi setiap orang yang
menerima Yesus Kristus sebagai juruselamat, tanpa membayar harga keselamatan,
itulah kasih karunia Allah. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman dan bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” (Efesus 2:8). Penjelasan
atas pemahaman yang keliru tentang kasih karunia.
Ada
kalangan yang mengatakan bahwa kasih karunia Allah itu tak dapat
dihalang-halangi atau “irresistible grace.” Pandangan ini berkaitan dengan
keyakinan pemilihan tak bersyarat. Karena seseorang telah dipilih Allah untuk
selamat, bagi dia kasih karunia akan datang, tanpa memperhitungkan responsnya
kepada panggilan Allah, Sehingga kasih karunia yang menyelamatkan itu tidak
dapat digagalkan oleh siapapun. Pandangan bahwa kasih karunia Allah tak mungkin
dihalang-halangi adalah pandangan yang keliru dan perlu dijelaskan
kekeliruannya dan kemudian diluruskan.
Kasih
karunia Allah adalah Yesus mati untuk menebus manusia. Kristus mati untuk semua
manusia (2 Korintus 5:15). Kasih karunia Allah menyelamatkan semua manusia
(Titus 2:11). Namun walaupun kasih karunia adalah untuk semua manusia, tetapi
tidak semua manusia selamat, karena keselamatan itu bersyarat. Mereka yang
menerima Yesus itulah yang selamat (Yohanes 1:12). Yang menerima Yesus sebagai
Juruselamatnya, yaitu yang menyambut kasih karunia Allah kepadanya.
“Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum, barangsiapa tidak
percaya, ia telah berada dibawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama
Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:18). Orang yang tidak percaya, itulah orang
yang menolak menerima kasih karunia Allah. Dan orang yang menolak kasih karunia
Allah bukan karena ia tidak berhak atas kasih karunia Allah, tetapi karena ia
menyia-nyiakan kesempatan untuk selamat. Orang yang tidak percaya itu
menghalang-halangi kasih karunia Allah yang datang kepadanya. Dengan demikian
terbukti bahwa kasih karunia Allah bukannya tak dapat dihalang-halangi.
Di tempat
lain kasih karunia digambarkan sebagai sesuatu yang harus dimasuki. Supaya
selamat, maka manusia harus masuk dengan iman kedalam kasih karunia. “Oleh Dia
kita juga beroleh jalan masuk kepada kasih karunia ini.” (Roma 5:2a). Kasih
karunia harus dihampiri dengan keberanian iman. “Sebab itu marilah kita dengan
penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat
dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
(Ibrani 4:16).
Jadi ajaran
bahwa kasih karunia tidak dapat dihalang-halangi adalah keliru. Manusia yang
tidak percaya, tidak mau bertobat, menghalang-halangi kasih karunia Allah.
Manusia yang tidak percaya menghalang-halangi dirinya untuk masuk dengan iman
ke dalam kasih karunia Allah. Ajaran sehat yaitu bahwa manusia selamat karena
kasih karunia Allah saja, yaitu keselamatan sudah dikerjakan oleh Yesus Kristus
dan tersedia dengan cuma-cuma tanpa membayar. Tetapi untuk berada di dalam
keselamatan yang tersedia itu harus masuk dengan iman, “supaya kita, sebagai
orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal,
sesuai dengan pengharapan kita.” (Titus 3:7). Setelah berada di dalam
keselamatan di dalam kasih karunia, “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan
pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Petrus 3:18).
2. Penebusan.
a. Dalam
bahasa Ibrani.
1). Gaal, yang berarti menebus saudara, membebaskan, membeli.
2). Padah, yang berarti membebaskan, memelihara.
3). Paraq, yang berarti mematahkan, melepaskan.
4). Kopher, yang berarti harga penebusan, pemuasan, penebusan
2). Padah, yang berarti membebaskan, memelihara.
3). Paraq, yang berarti mematahkan, melepaskan.
4). Kopher, yang berarti harga penebusan, pemuasan, penebusan
b. Dalam
bahasa Grika.
1). Lutroo, yang berarti menebus, membayar tebusan.
2). Exagorazo, yang berarti membeli, menebus.
3). Agorazo, yang berarti pergi membeli, menebus.
4). Lutron, yang berarti harga penebusan, penebusan.
5). Antilutron, yang berarti harga tebusan.
2). Exagorazo, yang berarti membeli, menebus.
3). Agorazo, yang berarti pergi membeli, menebus.
4). Lutron, yang berarti harga penebusan, penebusan.
5). Antilutron, yang berarti harga tebusan.
c.
Definisi. Penebusan (Inggris : redemption) artinya membeli kembali, membayar
harganya di pasar. Tindakan membawa kembali dari perbudakan, ketertawanan atau
kematian dengan harga yang ditentukan. Tebusan (Inggris : ransom) adalah harga
yang dibayar dalam transaksi penebusan, harga yang dibayar untuk melepaskan
hamba atau orang yang terjual.
d. Ilustrasi pada orang Israel.
1). Israel sebagai satu bangsa ditebus dengan darah domba Paskah. Darah itulah yang mengadakan penebusan (Keluaran 8:22, 23; 12:1-28).
1). Israel sebagai satu bangsa ditebus dengan darah domba Paskah. Darah itulah yang mengadakan penebusan (Keluaran 8:22, 23; 12:1-28).
2). Orang
Israel sewaktu-waktu ditebus dengan perak dan emas yang disebut sebagai uang
tebusan (Keluaran 30:11-16; Bilangan 3:44-51).
3). Orang
Israel mengalami “penebusan saudara, yang meliputi istri, hamba atau warisan
yang terjual (Imamat 25; Rut 4; Yeremia 32:6-15).
Penebusan
saudara harus memenuhi tiga kualifikasi, yaitu:
a ). Ia mestinya seorang keluarga dekat.
b ). Ia mestinya mau menebus warisan yang hilang atau terjual.
c ). Ia mestinya mampu membayar harga penuh penebusan.
b ). Ia mestinya mau menebus warisan yang hilang atau terjual.
c ). Ia mestinya mampu membayar harga penuh penebusan.
Ini semua
membayangkan Tuhan Yesus Kristus, Penebus saudara kita :
a ).
Kristus menjadi saudara Penebus kita karena Ia lahir dari perawan (Ibrani
10:5-8).
b ).
Kristus mau menebus manusia dari warisan yang tergadai karena dosa (Ibrani
10:5-8).
c ).
Kristus sanggup membayar harga tebusan sepenuhnya (Wahyu 5:9; 14:3,4; Galatia
3:13; Titus 2:14; 1 Petrus 1:18-20; Matius 20:28; Efesus 1:7; Kolose 1:14; Roma
3:24, 25).
4). Orang
Israel diberikan wahyu nama penebus yaitu Yehovah (Keluaran 3:14, 15; 6:1-6).
Perjanjian Baru menunjukkan bahwa ini digenapi dalam Tuhan Yesus Kristus, Ialah
Yehovah Penebus kita.
e. Kristus
menebus kita orang berdosa dari pada hamba dari iblis.
1). Ialah
Saudara Penebus kita (Wahyu 5:9,10; Roma 3:24).
2). Ia
menebus kita dari segala kejahatan (Titus 2:13, 14; Mazmur 130:8).
3). Ia
menebus kita dari kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13; 4:5).
4). Ia
menebus kita dari kerajaan gelap (Kolose 1:13, 14).
5). Ia
menebus kita dari yang jahat, dari belenggu (Keluaran 6:6; Ulangan 15:15;
Kejadian 48:16; 1 Raja-raja 1:29; 2 Samuel 4:9).
6). Ia
menebus kita dari maut dan neraka. Penebusan terakhir nanti untuk tubuh kita
(Roma 8;22, 23; Filipi 3:20, 21; 1 Korintus 15:52; Efesus 1:14; 4:30, Ayub
19:25-27; Hosea 13:14; Mazmur 49:15).
7). Ia akan
membalas kepada musuh kita dan musuhNya sebagai pembalas darah. Setan akan
berada dibawah penghukuman akhir dan Ia sebagai Saudara Penebus akan
membalaskan darah orang-orang kudusNya (Mazmur 106:10; 107:2; Yeremia 15:21;
Mazmur 136:24; Wahyu 6:9-11; 16:4-7).
Jadi dalam
penebusan kita melihat bahwa Kristus telah menyerahkan hidupNya dalam korban
penebusan dibawah penghakiman Allah atas dosa dan dengan demikian mengadakan
penebusan, dan siapa yang menerima Dia berdasarkan hal ini menerima kelepasan
dari hukuman karena dosa. Karya penebusan oleh Kristus selain meliputi masa
lampau, juga untuk masa kini dan waktu yang akan datang.
3.
Pendamaian
a. Arti
Kata
1). Dalam
bahasa Ibrani, Kaphar, artinya menutupi, mendamaikan, membersihkan,
memperbaiki, berkemurahan, mengampuni. Inggris = atonement.
2). Dalam
bahasa Grika, Katallage, artinya mengganti, merestorasi (kepada kehendak Allah,
mendamaikan, merekonsiliasi. (Atonement).
3). Dalam
bahasa Grika, Hilasmos artinya pendamaian, perdamaian, permufakatan
(propitiation).
4) Dalam
bahasa Grika, Hilasterion, artinya penghapusan, korban pendamaian (Inggris =
propitiation), tutup pendamaian tabut (Mercyseat).
b. Definisi
dan Penjelasan
Pendamaian berarti menutupi, menebus, memuaskan, membersihkan,
mengampuni, berkemurahan, menentramkan, merekonsiliasi.
Kebenaran Allah berhadapan dengan keberdosaan manusia, menyebabkan murka Ilahi. Murka ini perlu diredakan. Kematian Kristus adalah pemuasan murka itu. Dalam kematian Kristus itulah hukuman atas pelanggaran hukum dilaksanakan, sebab upah dosa adalah maut. Dengan kematian Kristus hukum telah dipuaskan dan kebenaran ditegakkan. Itulah pendamaian.
Kebenaran Allah berhadapan dengan keberdosaan manusia, menyebabkan murka Ilahi. Murka ini perlu diredakan. Kematian Kristus adalah pemuasan murka itu. Dalam kematian Kristus itulah hukuman atas pelanggaran hukum dilaksanakan, sebab upah dosa adalah maut. Dengan kematian Kristus hukum telah dipuaskan dan kebenaran ditegakkan. Itulah pendamaian.
c.
Ilustrasi di Perjanjian Lama
1).
Pendamaian Harian
Korban
harian yang teratur di Tabernakel yang dipersembahkan sebagai korban pendamaian
adalah korban yang menghasilkan penghapusan dosa. Berdasarkan korban-korban
inilah Allah menerima orang Israel, baik pribadi maupun sebagai bangsa dan
Allah memperkenankan mereka.
Contoh-contohnya
adalah sebagai berikut :
a. Harun
dan anak-anaknya dikuduskan untuk keimaman dengan jalan korban pendamaian
(Keluaran 29:33-45; Imamat 8:34).
b. Mezbah
tembaga dipersembahkan korban-korban pendamaian (Keluaran 29:36-37).
c. Musa
mengadakan pendamaian untuk dosa Israel karena penyembahan berhala dalam
pembuatan anak lembu emas (Keluaran 32:30).
d. Orang
Israel didamaikan di dalam korban-korban yang ditentukan (Imamat 1:4;
4:20,26,31,35; 5:6,16,18; 6:7; 7:7; 12:7,8).
e. Harun
mengadakan pendamaian untuk dirinya dan bangsa Israel (Imamat 9:7).
f. Orang
kusta yang didamaikan sebelum dibawa ke kemah orang Israel (Imamat
14:18-31,53).
2). Hari
Pendamaian
Di samping korban pendamaian harian secara teratur dan penumpahan
darah, ada juga pendamaian tahunan. Hari ini adalah Hari Pendamaian. Ini adalah
hari yang paling hikmat dalam sejarah nasional, dan yang terjadi pada hari ini
memberikan kepada kita ilustrasi yang paling kaya mengenai arti yang sebenarnya
dari pendamaian. Seluk-beluknya diliput secara penuh di Imamat 16; 23:26-32;
Keluaran 30:1-10 dan Bilangan 29:7,14). Pada hari itu saja, Imam Besar
mengadakan pendamaian untuk dirinya sendiri, seluruh bangsa dan tempat kudus.
Hari ini juga yang ditunjuk sebagai “pemulihan tempat kudus” (Daniel 8:14, 14).
Pada hari ini saja, Imam Besar ke dalam tirai, ke dalam Bilik Maha Kudus,
dengan memercikkan darah pendamaian yang telah ditumpahkan di mezbah tembaga di
atas tutup pendamaian, penutup Tabut Perjanjian.
Sesungguhnya inilah yang merupakan pendamaian. Darah ditutup pendamaian itulah yang merupakan pemuasan, pembersihan, pengampunan, penghapusan, pendamaian, rekonsiliasi. Inilah yang mengungkapkan Allah yang berkemurahan dan yang mengampuni.
Sesungguhnya inilah yang merupakan pendamaian. Darah ditutup pendamaian itulah yang merupakan pemuasan, pembersihan, pengampunan, penghapusan, pendamaian, rekonsiliasi. Inilah yang mengungkapkan Allah yang berkemurahan dan yang mengampuni.
d.
Ilustrasi di Perjanjian Baru
Perjanjian
Baru secara jelas mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama membayangkan karya
pendamaian Kristus. Penulis Ibrani terutama menangani korban-korban pendamaian
dan menekankan upacara Hari Pendamaian. Yesus Kristus adalah imam dan korban
yang menggenapi di dalam diriNya upacara Hari Pendamaian.
Ia
mempersembahkan korban di salib Kalvari, mezbah korban Perjanjian Baru.
TubuhNya dihancurkan dan darahNya ditumpahkan disana. Waktu kenaikanNya, Ia
masuk ke dalam tirai Sorgawi dan tempat kudus yang sebenarnya. Disanalah Ia
mempersembahkan diriNya dan darahNya di tahta Allah, tabut perjanjian dari
Perjanjian Baru. Ia sendiri juga sebagai tutup pendamaian (Ibrani 6:19-20;
Matius 27:51; Ibrani 9:1-28; 10:5-22; 13:11-15,20; Wahyu 1:18; 1:5).
Akibat dari
karya Pendamaian Kristus :
1. Dosa
orang percaya disucikan, bukan hanya ditutupi (1 Yohanes 1:5-7)
2. Orang
percaya diterima Allah dalam kebenaran Kristus (2 Korintus 5:19-21)
3. Murka
Allah dipuaskan, Ia ditentramkan, hukumNya dipertahankan (Roma 1:18; 2:5; 5:9)
4. Allah
berkemurahan, berdamai dengan manusia berdosa (Lukas 18:13; Ibrani 9:5; 1
Yohanes 2:2; 4:10; Roma 3:25)
5.
Rekonsiliasi telah terjadi, Allah dan manusia dapat berhadapan (Ibrani 2:17)
6. Orang
percaya mempunyai tutup pendamaian yang terpercik darah di tahta Allah, dengan
itu ia dapat mendekati Allah (Roma 3:25; Ibrani 4:16)
7. Kristus
adalah Imam Besar Agung kita dan hidup dalam kuasa dari kehidupan yang tak
berakhir (Ibrani 7:16)
8. Darah
Yesus selalu tersedia untuk menyucikan sampai orang percaya dibawa kepada
keadaan sempurna tanpa dosa (1 Yohanes 1:5-7; Wahyu 12:11; Ibrani 7:11)
4.
Pemilihan oleh Allah
Dengan
pemilihan kita maksudkan tindakan yang berkedaulatan dari kasih karunia Allah,
yang dengannya Ia memilih di dalam Yesus Kristus untuk menyelamatkan mereka
yang Ia tahu sebelumnya akan menerima Dia.
Kata
Ibrani, Bawkheer berarti menyeleksi, memilih, orang pilihan (2 Samuel 21:6;
Mazmur 89:3; 105:6; Yesaya 42:1, 43:20).
Kata Grika
untuk memilih ialah Eklectos berarti terpilih, dipilih oleh Allah (1 Petrus
2:4,9; Wahyu 17:14; Roma 8:33; Kolose 3:12; Titus 1:1). Kata benda, pemilihan
adalah Ekloge, yang berarti seleksi, pemilihan, tindakan pemilihan, orang yang
terpilih (Roma 9:11; 11:5,7,28; 2 Petrus 1:10; Kisah 9:15).
a. Siapakah
orang pilihan ?
1). Kristus
adalah pilihan Allah (Lukas 23:35; 1 Petrus 2:4,6; Yesaya 42:1).
2).
Malaikat-malaikat adalah pilihan Allah, yaitu malaikat-malaikat yang tidak
jatuh bersama setan (1 Timotius 5:21).
3). Israel
di Perjanjian Lama adalah bangsa pilihan (Roma 9:4; Yesaya 45:4; Roma 11:28;
Ulangan 7:6).
4). Musa
dan Harun adalah pilihan Allah (Mazmur 106:23).
5).
Imam-imam juga dipilih sebagai pilihan Allah (Ulangan 21:5), namun banyak yang
mati dalam dosa mereka.
6).
Raja-raja juga dipilih, seperti Daud dan Saul, namun Saul mati di dalam dosanya
(Mazmur 13:3; 1 Samuel 16:12; 20:30; 1 Tawarikh 28:5).
7).
Nabi-nabi dipilih, namun ada nabi-nabi palsu juga (Yeremia 1:5; Wahyu 2:14).
8).
Rasul-rasul dipilih Tuhan (Lukas 6:13; Kisah 9:15; 13:17; Kisah 1:2,24; 24:4;
Yohanes 6:71). Tetapi ada juga rasul yang jatuh, seperti Yudas.
9). Gereja
sekarang adalah pilihan Allah (Matius 20:16; 22:14; 24:22,31; Markus
13:20,22,27; Lukas 18:7; Yohanes 15:16,19; Roma 8:33; 11:5,7; 1 Korintus
1:27,28; 13:20,22,27; Lukas 18:7; Yohanes 15:16,19; Roma 8:33; 11:5,7; 1
Korintus 1:27,28; Efesus 1:4; Kolose 3:12; 1 Tesalonika 1:4; 2 Timotius 2:10;
Titus 1:1; 1 Petrus 1:2; 2:9; 2 Petrus 1:10; Wahyu 17:14).
b.
Aspek-aspek pemilihan.
Menurut
Firman Allah ada 2 aspek utama pemilihan yaitu :
1).
Pemilihan waktu tertentu. Ini adalah pemilihan untuk maksud sementara, bersifat
positif atau negatif. Ini menunjukkan pemilihan Allah atas individu atau bangsa
untuk menggenapi maksudNya. Contoh : Firaun, Musa, Koresy, Paulus, Israel,
Asiria, Babilon.
2).
Pemilihan kekekalan. Yang dimaksud adalah pemilihan yaitu meliputi tujuan yang
kekal, berdasarkan kasih karunia. Bila berbicara mengenai pemilihan dalam
hubungan dengan rencana keselamatan, pemilihan adalah tindakan yang
berkedaulatan dari kasih karunia Allah yang dengannya Ia memilih di dalam Yesus
Kristus untuk menyelamatkan semua yang Ia tahu sebelumnya akan menerima Dia.
c.
Pemilihan dan Pengetahuan sebelumnya .
Pemilihan
secara pokok didasarkan pada pengetahuan sebelumnya oleh Allah. Allah memilih
mereka yang Ia tahu sebelumnya akan menerima Kristus. Kata Grika untuk
“mengetahui sebelumnya” adalah “proginosko” dan berarti mengetahui sebelumnya.
Kata Grika untuk “pengetahuan sebelumnya” adalah “prognosis” dan berarti
pengetahuan sebelumnya. Kedua kata ini digunakan dalam kaitan dengan
pengetahuan Ilahi, yang menunjukkan kemampuan Allah untuk mengetahui secara
sempurna waktu yang akan datang. Firman Allah menyatakan bahwa pekerjaan Allah
diketahui olehNya sejak permulaan (Kisah 15:18).
1). Kristus
diketahui sebelumnya dan ditentukan sebelumnya untuk mati (Kisah 2:33; 1 Petrus
1:20).
2). Israel
diketahui sebelumnya sebagai umat Allah di dunia (Roma 11:12).
3). Gereja
juga diketahui sebelumnya (Roma 8:29,30; 1 Petrus 1:1,2).
Allah
mengetahui sebelumnya siapa yang akan menjawab tawaranNya akan keselamatan di
dalam Kristus, dan siapa yang menjawab pada tuduhan oleh Roh Kudus. Kata lain
yang berhubungan adalah “melihat sebelumnya”, “memilih sebelumnya” (Inggris:
fore or dain) seperti yang digunakan di 1 Petrus 1:20. Jadi karena Allah
mengetahui sebelumnya segala sesuatu, karena Ia melihat sebelumnya, oleh sebab
itu Ia dapat mengetahui sebelumnya dan menentukan sebelumnya, yang akan
dibicarakan di bawah ini.
Menyatakan
sebelumnya menunjuk pada nubuat, dan nubuat bukan penentuan sebelumnya
(predestinasi) tetapi pengetahuan sebelumnya. Karena Allah mengetahui
sebelumnya dan melihat sebelumnya, Ia juga mengatakan sebelumnya melalui
nabi-nabi apa yang akan terjadi. Jadi, pemilihan didasarkan pada pengetahuan
sebelumnya.
d. Syarat
untuk pemilihan
Ada
kalangan tertentu yang menyatakan bahwa dalam pemilihan oleh Allah tak ada
syarat yang dipenuhi (Inggris : unconditional election). Pendapat ini
sebenarnya keliru. Allah memilih dari kekekalan siapa-siapa yang akan menerima
Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Menerima Yesus sebagai Juruselamat, yaitu
beriman dan bertobat, itulah syarat yang akan terpenuhi, dan syarat yang
terpenuhi itulah yang menyebabkan Allah memilih orang-orang tertentu untuk
diselamatkan. Orang-orang tertentu yang terpilih sejak di kekekalan akan
menjadi anak-anak Allah, karena mereka memenuhi syarat yaitu nanti akan
menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.
Realisasi
dari pengetahuan sebelumnya (foreknow; proginosko) oleh Allah kepada seseorang
terjadi setelah ia percaya dan bertobat, dan sesudah itulah ia benar-benar
menjadi orang pilihan. Apa yang di kekekalan masih merupakan pengetahuan
sebelumnya atau pemilihan sebelumnya oleh Allah, terealisasi kepada seseorang saat
ia percaya dan bertobat dan dimeteraikan Roh Kudus menjadi anak Allah. Baru
saat itulah ia benar-benar menjadi orang pilihan, yaitu saat ia memenuhi syarat
yaitu percaya dan bertobat. Jadi ajaran bahwa pemilihan itu tanpa syarat adalah
keliru dan tidak Alkitabiah.
5.
Penentuan sebelumnya oleh Allah
Kata bahasa
Inggris “predestinate” artinya menentukan sebelumnya, bahasa Grika – Proorizo
yang artinya menandai sebelumnya suatu garis batas, menentukan sebelumnya,
memutuskan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan pengetahuan sebelumnya,
predestinasi digunakan untuk penentuan sebelum sesuatu terjadi, dan bersama
dengan itu ada pengertian, ada kuasa untuk menjadikan penentuan sebelumnya itu
terjadi. Jadi ini adalah tindakan kehendak yang hanya dapat disifatkan kepada
Allah sendiri. Kita dapat mengatakan bahwa pengetahuan sebelumnya adalah
mengenai pengetahuan sebelumnya bahwa hal-hal tertentu akan terjadi, sedang
predestinasi adalah pengaturan dan penentuan sebelumnya bagaimana hal-hal
tertentu akan terjadi. Pengetahuan sebelumnya mendahului penentuan sebelumnya
(predestinasi). Pengetahuan sebelumnya bukan berasal dari pemilihan atau
predestinasi. Pemilihan dan predestinasi didasarkan pada pengetahuan sebelumnya
dari Allah.
Walau
pemilihan dan predestinasi berjalan bergandengan, tetapi pembedaan mengenai
keduanya perlu ditekankan. Pemilihan berarti Allah telah memilih untuk
menyelamatkan mereka yang Ia tahu, sebelumnya akan menerima AnakNya.
Predestinasi berarti bahwa Allah telah menetapkan sebelumnya bahwa mereka yang
akan menerima Yesus akan menjadi anak-anak Allah. Jadi, predestinasi dapat
dilihat sebagai : menjadikan pemilihan Allah itu terjadi sementara pemilihan
menoleh ke pengetahuan sebelumnya, predestinasi melihat ke depan kepada nasib,
namun keduanya didasarkan pada pengetahuan sebelumnya oleh Allah dan sama
sekali tidak memperkosa pilihan manusia berdasarkan kehendak bebasnya.
Penjelasan atas ayat-ayat yang berbicara tentang “predestinasi” :
a. Roma 8:29,30
Allah mempredestinasikan (menentukan sebelumnya) bahwa orang-orang yang Ia tahu sebelumnya (Inggris : foreknew) akan menerima Yesus dan percaya kepada-Nya (Yohanes 1:12) akan menjadi sama dengan gambaran AnakNya, dengan kata lain mereka ditentukan menjadi anak-anak Allah. Tetapi penentuan ini bukan untuk sekali selamat tetap selamat, seperti yang diajarkan kalangan tertentu. Penentuan atas predestinasi itu berupa penentuan bahwa mereka yang akan menerima Yesus Kristus nanti, selamat.
Allah mempredestinasikan (menentukan sebelumnya) bahwa orang-orang yang Ia tahu sebelumnya (Inggris : foreknew) akan menerima Yesus dan percaya kepada-Nya (Yohanes 1:12) akan menjadi sama dengan gambaran AnakNya, dengan kata lain mereka ditentukan menjadi anak-anak Allah. Tetapi penentuan ini bukan untuk sekali selamat tetap selamat, seperti yang diajarkan kalangan tertentu. Penentuan atas predestinasi itu berupa penentuan bahwa mereka yang akan menerima Yesus Kristus nanti, selamat.
b. Efesus 1:5
Dalam kasih Allah telah mempredestinasikan kita (orang-orang percaya) oleh Yesus Kristus (through Jesus Christ – melalui Yesus Kristus – RSV) untuk menjadikan anak-anakNya, dan ini sesuai dengan kerelaan kehendakNya. Jadi dalam perlengkapan keselamatan, Allah telah menyediakan keselamatan di dalam Yesus Kristus, dan orang-orang yang telah diketahui sebelumnya (ayat 4) akan masuk Kerajaan Allah melalui Yesus Kristus, mereka itulah yang telah dipredestinasikan menjadi anak-anak Allah. Disini terjawab bahwa predestinasi itu terjamin adil dan benar, karena Allah melakukannya di dalam kasih, dan bahwa predestinasi itu bersyarat, yaitu hanya bagi mereka yang melalui Yesus Kristus (dengan kata lain yang percaya dan bertobat).
Dalam kasih Allah telah mempredestinasikan kita (orang-orang percaya) oleh Yesus Kristus (through Jesus Christ – melalui Yesus Kristus – RSV) untuk menjadikan anak-anakNya, dan ini sesuai dengan kerelaan kehendakNya. Jadi dalam perlengkapan keselamatan, Allah telah menyediakan keselamatan di dalam Yesus Kristus, dan orang-orang yang telah diketahui sebelumnya (ayat 4) akan masuk Kerajaan Allah melalui Yesus Kristus, mereka itulah yang telah dipredestinasikan menjadi anak-anak Allah. Disini terjawab bahwa predestinasi itu terjamin adil dan benar, karena Allah melakukannya di dalam kasih, dan bahwa predestinasi itu bersyarat, yaitu hanya bagi mereka yang melalui Yesus Kristus (dengan kata lain yang percaya dan bertobat).
6.
Panggilan
a. Arti
kata dari bahasa Grika
1). Kaleo,
artinya memanggil ke dalam kehadiran seseorang, mengundang, memanggil nama.
2). Kletos,
artinya terpanggil, terundang.
3). Klesis,
artinya memanggil pada, undangan.
4).
Proskaleo, artinya memanggil kepada seseorang, mengundang.
b. Definisi
Panggilan adalah tindakan kasih karunia yang dengannya Ia mengundang manusia untuk menerima dengan iman keselamatan yang disediakan di dalam Kristus.
Panggilan adalah tindakan kasih karunia yang dengannya Ia mengundang manusia untuk menerima dengan iman keselamatan yang disediakan di dalam Kristus.
c. Yang terlibat dalam panggilan.
Siapa yang dipanggil ? Ia memanggil “barangsiapa”, Ia memanggil semua manusia kepadaNya (Matius 11:28; Yohanes 3:15,16; Roma 8:30; Wahyu 22:17; Yesaya 45:22; Matius 28:19,20; Markus 16:15; 1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9; Matius 22:9). Allah mau menyelamatkan semua manusia.
Siapa yang dipanggil ? Ia memanggil “barangsiapa”, Ia memanggil semua manusia kepadaNya (Matius 11:28; Yohanes 3:15,16; Roma 8:30; Wahyu 22:17; Yesaya 45:22; Matius 28:19,20; Markus 16:15; 1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9; Matius 22:9). Allah mau menyelamatkan semua manusia.
d. Mengapa Allah memanggil ?
Ia memanggil supaya manusia dapat datang kepada pengetahuan mengenai Dia dengan jalan bertobat dan beriman di dalam AnakNya (Matius 3:2; 4:17; Markus 1:15; Kisah 2:38; 17:30; 2 Petrus 3:9; Yohanes 6:29; Kisah 16:31; 19:4; Roma 10:9,10; Yohanes 3:23).
Ia memanggil supaya manusia dapat datang kepada pengetahuan mengenai Dia dengan jalan bertobat dan beriman di dalam AnakNya (Matius 3:2; 4:17; Markus 1:15; Kisah 2:38; 17:30; 2 Petrus 3:9; Yohanes 6:29; Kisah 16:31; 19:4; Roma 10:9,10; Yohanes 3:23).
e. Bagaimana Allah memanggil ?
Allah menggunakan berbagai alat untuk memanggil manusia kepadaNya.
Allah menggunakan berbagai alat untuk memanggil manusia kepadaNya.
1). Ia
menggunakan Firman Injil (Roma 10:17; 2 Tesalonika 2:14).
2). Ia
menggunakan pelayanan Roh Kudus untuk menuduh dan meyakinkan tentang kebenaran,
dosa dan penghukuman (Yohanes 16:7-11; Kejadian 6:3; Ibrani 3:7-9).
3). Ia
menggunakan pelayanan Injil dan orang-orang kudusNya juga (2 Tawarikh 36:15;
Yeremia 25:4; Roma 10:14,15).
4). Ia
menggunakan bagianNya dalam takdir Ilahi memanggil manusia kepadaNya (Roma 2:4;
Yeremia 2:3; Yesaya 26:9; Mazmur 107:6).
f. Penjelasan
Sementara pemilihan oleh Allah terjadi di kekekalan, dengan berdasarkan pengetahuan sebelumnya dari Allah, panggilanNya sekarang menggema sepanjang abad dari waktu ke waktu dan akan terus menerus menggema sampai masa pertobatan manusia berakhir (Wahyu 2:21).
Sementara pemilihan oleh Allah terjadi di kekekalan, dengan berdasarkan pengetahuan sebelumnya dari Allah, panggilanNya sekarang menggema sepanjang abad dari waktu ke waktu dan akan terus menerus menggema sampai masa pertobatan manusia berakhir (Wahyu 2:21).
B. Penerapan – Tanggungjawab Manusia.
Apa yang telah disediakan Allah di dalam Kristus, harus diterima manusia dan diterapkan. Kedaulatan Ilahi dan tanggungjawab manusia harus bertemu bersama-sama di dalam rencana penebusan yang agung itu.
Apa yang telah disediakan Allah di dalam Kristus, harus diterima manusia dan diterapkan. Kedaulatan Ilahi dan tanggungjawab manusia harus bertemu bersama-sama di dalam rencana penebusan yang agung itu.
1.
Pertobatan
a. Pentingnya pertobatan
1. Nabi-nabi Perjanjian Lama mengkhotbahkan pertobatan kepada bangsa Israel (Yehezkiel 14:6; 18:30-32; Yeremia 8:4-6; Matius 12:41).
1. Nabi-nabi Perjanjian Lama mengkhotbahkan pertobatan kepada bangsa Israel (Yehezkiel 14:6; 18:30-32; Yeremia 8:4-6; Matius 12:41).
2. Berita
dan perkataan pertama dari Yohanes adalah panggilan kepada pertobatan,
baptisannya adalah baptisan kepada pertobatan (Matius 3:1-8; Kisah 19:4).
3. Kata
pertama yang diajarkan Kristus adalah pertobatan (Matius 4:17; 9:13; 11:20-24;
12:41).
4.
Rasul-rasul memanggil manusia kepada pertobatan (Markus 6:7-13).
5. Berita
pertama dari Petrus pada hari Pantekosta adalah panggilan kepada pertobatan
(Kisah 2:37, 38; Lukas 24:49; Kisah 3:19).
6. Paulus
juga mengkhotbahkan pertobatan kepada orang Yahudi dan kafir (Kisah 26:20, 21).
7. Prinsip
pertama dari doktrin-doktrin yang dicatat adalah pertobatan (Ibrani 6:1,2).
8. Sebelum
Kristus naik, Ia mengatakan kepada murid-muridNya untuk mengkhotbahkan
pertobatan kepada semua bangsa, mulai dari Yerusalem (Lukas 24:49).
9.
Pertobatan adalah perintah kepada semua manusia, tanpa itu manusia akan binasa
(Kisah 17:30; 2 Petrus 3:9; Lukas 13:3).
b. Arti
kata pertobatan
1.
Pertobatan dalam bahasa Ibrani.
a. Shuwb,
Artinya berbelok dan kembali.
b. Nacham,
Artinya aslinya adalah bernafas dengan kuat, mengeluh. Dari situ berarti
menyesal dan bertobat.
2.
Pertobatan dalam bahasa Grika
a.
Metanoeo. Artinya berfikir lain, mempertimbangkan lagi, menyesal, bertobat.
(Matius 3:2; 4:17; 11:20, 21; 12:41; Lukas 15:7, 10; Kisah 2:38; 3:19; Wahyu
2:5, 16, 21, 22; 19:20).
b.
Metamelomai. Artinya memperhatikan sesudahnya, menyesal, bertobat (Matius
21:29, 32; 27:3; 2 Korintus 7:8; Ibrani 7:21).
c.
Metanoia. Atinya mengubah keputusan, pertobatan (Matius 3:8, 11; 9:13; Markus
1:4; 2:17; Kisah 5:31; 11:18; 19:4; 20:21; 26:20; Ibrani 12:17; 2 Petrus 3:9).
c.
Pengertian dan definisi pertobatan. Pertobatan mempunyai pengertian perubahan
pikiran, mempertimbangkan kembali, memperhatikan kemudian, menyesal dan
mengganti suatu keputusan.
Arti
dasarnya adalah perubahan pikiran, hati dan sikap dan diterapkan terutama
terhadap dosa serta hubungan seseorang dengan Allah. Pertobatan adalah
pembalikan haluan yang sempurna. Pertobatan adalah perubahan arah yaitu dari
menjauhi Allah kepada mendekati Allah.
Pertobatan
adalah perubahan pikiran, kecenderungan yang tulus dan yang sepenuhnya dalam
hal dosa, yang meliputi rasa salah pribadi dan keadaan tak berdaya, pengertian
akan kemurahan Allah, keinginannya yang kuat untuk menyelamatkan diri atau
diselamatkan dari dosa dan dengan sukarela meninggalkannya.
Rasa susah
dan sedih serta rasa bersalah yang mendalam karena dosa termasuk dalam ide
Alkitab tentang pertobatan, dan ini mengikuti sebagai perubahan pikiran orang
berdosa atas dosanya.
d.
Pertobatan meliputi tiga elemen kejiwaan
1. Elemen
Intelek
Sebelum
kejatuhan, pikiran dan hati manusia adalah kepada Allah. Kejatuhan membawa
kepada pikiran pemberontakan kepada Allah, pikiran sesuai keinginannya.
Pertobatan yang dibawa oleh Roh Kudus adalah perubahan pikiran yaitu berbalik
dan tertuju kepada Allah. Pertobatan adalah pengenalan akan kebenaran Injil dan
bukan hanya sekedar menyetujui seperangkat fakta historis dan doktrin tentang
Kristus (Roma 10:17; Ibrani 11:1).
Pertobatan
adalah pengetahuan bahwa seseorang berada pada jalan yang salah, menjauh dari
Allah, dan dengan pengetahuan ini dibawa oleh pelayanan Roh Kudus dan Firman.
Pertobatan adalah perubahan pikiran tentang Allah, dosa dan diri. Elemen
Intelek dalam pertobatan berhubungan dengan pengetahuan tentang dosa bahwa
manusia merasa bersalah di muka Allah yang benar dan suci dan bahwa ia
terhilang terlepas dari kasih karunia yang menyelamatkan (Mazmur 51:3, 7, 11;
Lukas 15:17-19; Matius 21:29).
2. Elemen
Emosi
Elemen ini
berhubungan dengan perubahan perasaan yaitu datangnya perasaan susah yang murni
karena dosa yang dibuat melawan Allah. Disini termasuk menangis, mengeluh dan
susah hati. Karena jiwa mengetahui betapa jauhnya ia dari Allah, datanglah
kesusahan Ilahi. Ini adalah kedukacitaan karena dosa dan bukan karena akibat
dari dosa itu (2 Korintus 7:9, 10; Ibrani 12:7; Mazmur 51:1-14; Lukas 10:13;
Kejadian 6:6; Mazmur 38:18). Bersama dengan kesusahan juga timbul keinginan
untuk diampuni.
3. Elemen
Kehendak
Elemen ini
meliputi perubahan kehendak dan maksud. Ini adalah berbalik dari dosa, meninggalkan
jalan yang salah dan menuju jalan yang benar langsung kepada Allah. Ini adalah
menaklukkan kehendak dan kehidupan kepada Kristus dalam penerimaan secara total
kuasa penyelamatan-Nya. Contoh adalah anak yang terhilang yang merobah
kehendaknya dan kemudian bertindak sesuai perubahan itu (Lukas 15:18-20).
Jikalau seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa dan hanya menyesali dosa itu
tetapi tidak meninggalkan dosa itu, maka itu bukan pertobatan yang sungguh.
Dalam pertobatan yang sungguh seseorang harus meninggalkan dosanya (Yesaya
55:7; Amsal 28:13). Ia harus berbalik kepada Allah (1 Tesalonika 1:9; Kisah
26:18).
e. Buah
Pertobatan
Bukti dari
pertobatan yang benar adalah buah pertobatan. Karya berbicara tentang tindakan
yang kelihatan dari kehidupan di dalam. Bukti dari pertobatan yang benar adalah
pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan, diantaranya berupa :
1).
Perasaan susah yang Ilahi karena dosa (Matius 27:75).
2).
Pengakuan dosa (Mazmur 32:5; 1 Yohanes 1:9; Yakobus 5:16).
3).
Berpaling kepada Allah melalui Kristus (Ibrani 6:1,2; 1 Tesalonika 1:9; Kisah
26:18).
4).
Meninggalkan dosa (Matius 3:8-10; Mazmur 119:58-60; Yesaya 53:6; Amsal 28:13;
Yesaya 55:6,7; Yehezkiel 18:20-32).
5).
Berpaling dari perbuatan yang membawa kepada kematian untuk mencapai keselamatan
(Ibrani 9:14).
6).
Membenci dosa (Yehezkiel 6:9-19).
7).
Kerinduan pada pengampunan (Mazmur 25:11; 51:1; Lukas 18:13).
8).
Membayar kembali, dimana mungkin (Lukas 19:8; 18:13).
f.
Bagaimana pertobatan dihasilkan
Pertobatan
mempunyai segi Ilahi dan segi manusia. Keduanya bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan tujuan yang diinginkan. Pertobatan dihasilkan oleh :
1). Di
pihak Allah
a. Karena
tuduhan oleh Roh Kudus (Yohanes 16:8-11).
b. Karena
Firman dari Injil (Matius 12:41; Lukas 24:47; Kisah 2:37, 38; 2 Timotius 2:24,
25).
c. Karena
karunia Allah di hati (Kisah 5:30, 31; 11:18; 2 Timotius 2:25).
d. Karena
kebaikan Allah yang ditakdirkan (Roma 2:4; 2 Petrus 1:9).
e. Karena
penghukuman Tuhan (Wahyu 3:19; Ibrani 12:10-12; 2 Timotius 2:24, 25).
2). Di pihak
manusia
a. Karena
penerimaan kebenaran Injil (Roma 10:7). Ini menyangkut intelek.
b. Karena
adanya respons jiwa yang susah (Mazmur 13:18). Emosi.
c. Karena
menyerahnya kehendak (Matius 16:24). Kehendak.
Jadi perlu
tetap dipertahankan bahwa Allah itulah yang mengambil prakarsa di dalam
pertobatan. Pertobatan bukan berasal dari manusia. Tidak ada prakarsa dari
manusia untuk bertobat. Pertobatan adalah kasih karunia Allah, yang oleh Roh
Kudus menyalahkan manusia dan membawa ia kepada pertobatan. Bagian manusia
adalah memberi respons kepada tuduhan itu. Allah memerintahkan manusia untuk
bertobat (Kisah 17:30. Bila Ia memerintahkan, Ia juga yang menyanggupkan
manusia untuk memberi respons.
2. Iman
Kepada Allah
Kata kedua
dari Injil adalah percaya (Markus 1:15; Kisah 20:21). Prinsip-prinsip doktrin
Kristus adalah “pertobatan dari perbuatan yang sia-sia” dan kemudian “iman
kepada Allah” Ibrani 6:1, 2). Di dalam pertobatan seseorang berbalik dari dosa,
sedang di dalam iman ia berbalik kembali kepada Tuhan. Keduanya seperti dua
sisi dari satu mata uang: keduanya dimiliki satu terhadap yang lain di dalam
satu perpalingan Alkitabiah.
a.
Pentingnya iman kepada Allah
Penulis
kepada Ibrani menyatakan kepada kita pentingnya iman secara mutlak waktu ia
mengatakan “Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada . . .”
(Ibrani 11:6). Inilah permulaan iman. Iman harus mulai dari fakta bahwa Allah ada,
dan bahwa Ia memberi pahala pada mereka yang dengan rajin mencari Dia. Tak ada
yang dapat diketahui atau yang diterima dari Allah bila manusia tidak mula-mula
percaya bahwa Allah ada.
b. Apakah
iman itu
Kata Grika
“Pistis” yang diterjemahkan “iman” secara sederhana berarti mempercayai,
jaminan, kepercayaan kepada orang lain atau perkataan orang lain. Beriman
kepada Allah secara sederhana adalah mempercayai Allah, mempercayai FirmanNya
dan mempunyai kepercayaan kepadaNya bahwa FirmanNya benar dan bahwa Ia akan
menepatinya. Ini berarti mempercayai sepenuhnya dan bersandar kepada Allah dan
FirmanNya. Pemikiran Grika untuk “mempercayai” berarti kepercayaan dan
penyerahan seseorang sepenuhnya kepada Allah, Kristus dan FirmanNya,
mempercayai Dia untuk semua, memegang dan menaati FirmanNya (Kisah 16:31).
1). Dari
Ibrani 11:1 ternyata bahwa iman adalah dasar yang menguatkan kehidupan orang
percaya. Inilah jaminan dan keyakinan yang kita miliki terhadap Firman Allah.
Inilah bukti dan keyakinan batin dari realitas hal-hal yang tidak dilihat namun
kekal.
2). Iman
adalah rohani.
Sama
seperti secara alamiah ada lima alat indera, demikian pula ada padanan rohani
dari indera-indera. Indera rohani ini harus dilatih. Perhatian pada ayat-ayat
Firman Allah menunjukkan bagaimana indera-indera rohani ini (Mazmur 34:8);
Kisah 17:27, 28; Mazmur 45:8; Wahyu 2:11). Iman adalah indera rohani. Ini
menyentuh dan mencapai hal-hal dibalik indera alamiah yang tak dapat dijangkau
oleh indera alamiah.
3). Iman
kepada Allah melalui Kristus.
Kitab Suci
menunjukkan bahwa iman adalah kepada Allah melalui Kristus (Kisah 26:20,21).
Didalam “iman kepada Allah” manusia terbuang sepenuhnya kepada Allah, terhadap
siapa Ia dan apa yang telah Ia lakukan di dalam Kristus.
c. Sumber
dari iman yang benar.
Hanya ada
satu sumber dari iman yang benar yaitu Firman Allah. Bila iman tidak dibangun
di atas Firman, tidak akan dapat bertahan terhadap topan dan
pencobaan-pencobaan hidup. Ayat kunci atas fakta ini adalah Roma 10:17 “Jadi
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman (Grika: Rhema)
Allah”. Untuk mendengar dengan sebenarnya Firman adalah mendengarkan Tuhan
Yesus Kristus berbicara kepada hati dan Roh Firman yang hidup adalah Kristus
dari Allah. Ialah penulis dan penyelesai iman kita (Ibrani 12:1,2). Sumber iman
yang benar adalah Kristus, Firman yang hidup dan Alkitab Firman tertulis.
Firman yang tertulis harus menjadi Firman yang dihidupkan untuk menciptakan
iman yang sebenarnya.
d. Iman
meliputi tiga unsur kejiwaan manusia
1). Unsur
Intelek
Tidak
mungkin mempunyai iman tanpa pengetahuan. Tetapi iman bukan hanya pengetahuan
tentang Allah, tentang Kristus, keselamatan dan penebusan. Iman bukan hanya
persetujuan mental, namun iman meliputi unsur intelek dan pengetahuan (Yakobus
2:19; Ibrani 11:6; Roma 10:17; Mazmur 9:10).
2). Unsur
Emosi
Ini adalah
respons hati pada kebenaran Injil. Iman meliputi perasaan. Penurutan Allah
adalah fakta, iman intelek dan iman perasaan, namun tidak pernah tanpa
perasaan. Iman itu secara kokoh didasarkan pada fakta dari Injil, tetapi iman
diikuti perasaan (Mazmur 106:12, 13; Matius 13:20, 21).
3). Unsur
Kehendak
Injil
membawa penerangan pada pengertian. Ini menciptakan iman dan kemudian di dalam
hati menggerakkan kemauan untuk bertindak. Unsur kehendak di dalam iman erat
hubungannya dengan pertobatan dimana hati dan kemauan menyerah kepada Tuhan.
Ada tindakan yang dilakukan, dimana seseorang menyerahkan dirinya kepada Tuhan
Yesus Kristus untuk keselamatannya.
Sebagaimana
dalam pertobatan, demikian pula di dalam iman ada aspek Ilahi dan aspek
manusiawi. Iman adalah anugerah Allah kepada seseorang yang bertobat, dan orang
yang bertobat itu memberi respons pada kasih karunia Allah (Yeremia 31:18;
Kisah 3:26; 3:19; 11:18; Yehezkiel 33:11; Lukas 22:32: Efesus 2:5-8).
e. Aspek-aspek
iman
Perjanjian
Baru menunjukkan bahwa ada berbagai aspek iman, dan bahwa orang percaya maju
“dari iman kepada iman” sampai tiba pada kepenuhan dari Anak Allah (Roma 1:17).
Aspek-aspek iman adalah :
1). Iman
yang menyelamatkan
Iman yang
menyelamatkan adalah anugerah Allah kepada orang berdosa yang bertobat sehingga
ia dapat diselamatkan (Efesus 2:8). Ini berarti memandang kepada Kristus
sepenuhnya untuk keselamatan. Disini pribadi itu mempercayai Kristus dan
FirmanNya untuk keselamatan (Ibrani 11:31-35). Contoh hal ini dapat dilihat di
Ibrani 11:4; Lukas 7:50; Kisah 16:31.
2). Buah
Iman
Aspek iman
ini dikatakan sebagai buah Roh. Ini lebih banyak sebagai iman yang aktif. Ini
adalah iman dengan kepatuhan. Iman aktif menaati Firman karena Allah yang
mengatakannya (Ibrani 11:8-10), 17-19, 28, 30, 31; Lukas 5:4-6; Galatia 5:22,
23).
3). Karunia
Iman
Aspek iman
ini dikatakan sebagai karunia Roh (1 Korintus 12:1-13). Ini tercatat diantara
sembilan karunia Roh dan karunia iman adalah secara adikodrati untuk hal-hal
ajaib. Hal ini meliputi juga untuk mengatakan Firman. Hal ini diberikan kepada
tubuh Kristus sebagaimana yang dikehendaki Allah. Ini tak boleh dikacaukan
dengan aspek-aspek lain iman itu (Ibrani 11:29; Bilangan 20:8; Yosua 10:12-14;
1 Raja-raja 17:1, 14; Matius 17:20, 21; Markus 11:12-14; 22-26).
4). Iman
Doktrin
Aspek iman
ini beberapa kali hanya disebut “iman”. Aspek ini lebih banyak menunjuk
terutama kepada wahyu Allah dalam iman. Inilah Firman Iman, Firman Injil. Ini
menunjuk kepada jumlah keseluruhan wahyu Allah di dalam Alkitab, jadi berarti
keseluruhan doktrin Alkitabiah. Ini adalah “iman” yang dahulu telah diberikan
kepada orang-orang kudus, yang untuk itu kita harus bertanding (Yudas 1:3;
Efesus 4:5, 11; 1 Timotius 6:10; 2 Timotius 2:18; 3:8; 1 Timotius 4:1; Kisah
14:22; 6:7; Kolose 1:23; 2:7).
5). Iman
yang sempurna
Iman yang
sempurna dikatakan sebagai “roh iman” ( 2 Korintus 4:3; Mazmur 116:10; Yakobus
2:22). Aspek iman ini akan dinyatakan bila orang kudus telah disempurnakan,
bila setiap keraguan dan ketidakpercayaan akan disingkirkan dari hati. Pada
waktu itulah Firman akan menjadi daging di dalam orang percaya dan tidak ada
ketidakpercayaan lagi, karena semuanya akan tiba pada iman yang sempurna.
f.
Tingkat-tingkat Iman
Waktu orang
bertobat menerima Kristus sebagai Juruselamatnya dan ia menerima iman yang
menyelamatkan, kemudian ia harus bergerak kedalam kehidupan iman (Habakuk 2:4).
Alkitab
menunjukkan bahwa ada tingkat-tingkat atau ukuran iman. Adalah kehendak Allah
bahwa semua bergerak maju di dalam kehidupan iman dan sesungguhnya berjalan
dari iman kepada iman. Hal ini hanya dapat ada bila seseorang mempertahankan
kehidupan iman dalam hubungan pribadi dengan Kristus dan FirmanNya, sumber dari
iman yang terus menerus. Kita mencatat ukuran-ukuran iman yang disebut dalam
Firman Allah.
1). Tidak ada iman (Ulangan 32:30; Markus 4:42).
2). Iman kecil (Matius 8:26; 14:31).
3). Iman lemah (Roma 14:1).
4). Iman yang mati (Yakobus 2:17).
5). Iman yang sia-sia (1 Korintus 15:14).
6). Iman yang benar (Lukas 7:9).
7). Kepenuhan iman (Kisah 11:24).
8). Iman yang teguh (Kolose 2:5).
9). Iman yang kaya (Yakobus 2:5).
10). Iman yang tulus ikhlas (1 Timotius 1:5)
11). Iman yang kuat (Roma 4:19, 20).
12). Ukuran atau proporsi iman (Roma 12:3-6; 1:17).
2). Iman kecil (Matius 8:26; 14:31).
3). Iman lemah (Roma 14:1).
4). Iman yang mati (Yakobus 2:17).
5). Iman yang sia-sia (1 Korintus 15:14).
6). Iman yang benar (Lukas 7:9).
7). Kepenuhan iman (Kisah 11:24).
8). Iman yang teguh (Kolose 2:5).
9). Iman yang kaya (Yakobus 2:5).
10). Iman yang tulus ikhlas (1 Timotius 1:5)
11). Iman yang kuat (Roma 4:19, 20).
12). Ukuran atau proporsi iman (Roma 12:3-6; 1:17).
Iman
seperti pertobatan, adalah sesuatu yang harus dipertahankan melalui perjalanan
orang percaya, waktu Allah memimpin dan membimbing dalam jalan kebenaran. Roh
Kudus akan tetap memberi terang. Waktu kita berjalan di terang, kita harus
mempertahankan pertobatan dan iman. Iman jangan dilihat sebagai karya, tetapi
sebagai saluran yang dengannya orang percaya menerima dari Allah semua yang
diperlukan.
Keselamatan,
penyucian, kemenangan dan kehidupan rohani semua datang pada orang percaya
melalui saluran iman.
Yesus
adalah penulis dan penyelesai iman orang-orang percaya. Semua orang kudus harus
tetap “memandang kepada Yesus” sampai pertandingan selesai (Ibrani 12:1,2).
3. Kejadian
Semula
a. Arti
kejadian semula
Dalam
kejadian semula seseorang dilahirkan kedalam keluarga Allah. Ia dilahirkan baru
dari atas. Ia menerima sifat baru, kehidupan yang baru dan ditempatkan dalam
keluarga Allah. Bahasa Grika “Palingenesia” untuk kelahiran baru (Palin artinya
kembali, Genesis artinya kelahiran), digunakan tentang kelahiran secara rohani
(Titus 3:5) meliputi komunikasi kelahiran baru. Kekuatan yang beroperasi dalam
kejadian semula adalah Firman Allah (Yakobus 1:18; 1 Petrus 1:23) dan Roh Kudus
(Yohanes 3:5,6). Menurut The Zondervan Topical Bible kejadian semula adalah
perubahan yang terjadi di dalam hati manusia oleh Roh Kudus dimana keadaan
berdosanya yang telah menjadi sifatnya diubahkan sehingga ia dapat memberi
respons kepada Allah di dalam iman dan hidup sesuai dengan kehendakNya. Ini
meluas pada keseluruhan sifat dasar manusia, mengganti kecenderungannya yang
menguasai, menerangi pikirannya, membebaskan kehendaknya dan membarui sifat
dasarnya.
Istilah
kejadian semula dan kelahiran baru tidak menggambarkan fase yang berurutan
dalam pengalaman rohani, tetapi menunjuk pada peristiwa yang sama yang
memandangnya dalam aspek yang berbeda. Kelahiran baru menekankan pada komunikasi
kehidupan rohani yang bertentangan dengan kematian rohani sebelumnya, sementara
kejadian semula menekankan pada permulaan keadaan hal-hal yang baru yang
berbeda dengan yang lama. Dari segi Ilahi perubahan hati itu disebut kejadian
semula atau kelahiran baru, dari segi manusia disebutkan perpalingan
(conversion). Dalam kejadian semula jiwa itu dianggap pasif, dalam perpalingan
jiwa itu aktif. Kejadian semula adalah komunikasi dari kehidupan Ilahi pada
jiwa (Yohanes 3:5; 10:10, 28; 1 Yohanes 5:11, 12), mengambil bagian dalam
kodrat Ilahi (2 Petrus 1:4), hati yang baru (2 Korintus 5:17; Efesus 2:10;
4:24). Kejadian semula meliputi segenap jiwa, tetapi itu adalah perubahan di
dalam kecenderungan yang batiniah, prinsip-prinsip, rasa atau kebiasaan yang
mendasari semua aktivitas yang sadar, dan yang menentukan karakter manusia dan
semua tindakannya.
b. Perlunya
kejadian semula
Alkitab
berulang kali menyatakan bahwa manusia harus dijadikan semula sebelum ia dapat
melihat Allah. Hal itu ditegaskan karena kesucian merupakan syarat yang harus
ada untuk diterima dalam persekutuan dengan Allah. Tetapi semua manusia secara
alamiah telah rusak dan bila ada kesadaran moral, ia merasa bersalah karena
pelanggarannya. Oleh sebab itu manusia tidak dapat bersekutu dengan Allah.
Perubahan moral dalam manusia dapat diadakan hanya dengan tindakan dari Roh
Kudus. Roh yang menjadikan semula hati serta mengkomunikasikan kepada hati
kehidupan dan kodrat Allah. Alkitab menggambarkan pengalaman ini sebagai
kelahiran baru dan karena kelahiran baru itu manusia menjadi anak Allah
(Yohanes 1:12; 3:3,5; 1 Yohanes 3:1). Hanya kelahiran baru yang dapat
menghasilkan kodrat yang suci dalam orang berdosa yang memungkinkan persekutuan
dengan Allah. Dengan kejadian semula orang berdosa menjadi anak Allah dan
dengan demikian diperkenalkan dalam keluarga Ilahi.
c. Alat
kejadian semula
1) Kehendak
Allah
Kita
dilahirkan semula dengan kehendak Allah (Yohanes 1:13). “Atas kehendakNya
sendiri Ia telah menjadikan kita oleh Firman kebenaran” (Yakobus 1:18).
2).
Kematian dan Kebangkitan Kristus
Kelahiran
baru syaratnya di dalam Kristus yang disalibkan (Yohanes 3:14-16) dan
kebangkitanNya (1 Petrus 1:3).
3). Firman
Allah
Dalam
Yakobus 1:18 dan 1 Petrus 1:23 dikatakan bahwa Firman Allah menjadikan baru.
4).
Pelayanan Firman
Ini
dinyatakan dalam 1 Korintus 4:15. Namun sumbangannya hanyalah dalam
pengungkapan kebenaran dan ajakan mengambil keputusan untuk Kristus.
5). Roh
Kudus
Roh Kudus
adalah agen yang sebenarnya dalam kejadian semula (Yohanes 3:5,6; Titus 3:5).
d. Akibat
dari kejadian semula
Alkitab
mengajarkan bahwa ada akibat yang pasti dari kejadian semula. Akitbat itu
adalah sedemikian rupa, sehingga sekaligus merupakan test apakah seseorang
telah jadi semula atau belum.
1). Yang
jadi semula memenangkan pencobaan (1 Yohanes 3:9; 5:4,18).
2).
Sikapnya menjadi lain. Biasanya ia akan mengasihi saudara-saudara seiman (1
Yohanes 5:1), mengasihi Allah (1 Yohanes 5:2; 4:19), mengasihi Firman Allah
(Mazmur 11:97); 1 Petrus 2:2), mengasihi musuhnya (Matius 5:44), mengasihi
jiwa-jiwa yang terhilang (2 Korintus 5:14).
3). Ia
menyenangi hal-hal yang baik bagi Anak Allah, seperti mengungkapkan kehendak
Bapa (1 Korintus 2:10-12), mencukupi kebutuhannya (Matius 7:11) dalam
pemeliharaan (1 Yohanes 5:18).
4). Menjadi
ahli waris dari Allah (Roma 8:16,17). Ia gemar akan warisan rohani berupa
pemeteraian oleh Roh Kudus (Efesus 1:13,14).
e.
Keterkaitan kelahiran kembali dengan pertobatan dan iman
Pertobatan
dan iman adalah bagian atau tanggung jawab manusia di dalam keselamatan.
Kelahiran kembali adalah pekerjaan Allah melalui Roh Kudus di dalam hati
manusia. Bila ketiga hal itu terjadi dalam diri seseorang, maka ia
diselamatkan, mendapat hidup kekal. Dalam Alkitab hubungan pertobatan, iman dan
kelahiran kembali (kehidupan baru, keselamatan), seperti Kisah 11:18; 2
Korintus 7:10; Ibrani 6:6, bertobat dan beriman, seperti dalam Kisah 20:21;
Markus 1:15, beriman dan diselamatkan seperti dalam Yohanes 3:16; 5:24;
1:12,13; 2 Timotius 3:15; Markus 16:16; Kisah 16:31; 1 Yohanes 5:13.
Jadi
perubahan hidup (conversion) yang terdiri dari pertobatan dan iman, walaupun
merupakan anugerah Tuhan tetapi harus dilaksanakan atau dimiliki seseorang, dan
dengan perubahan hidup itu menyebabkan Roh Kudus melahirkan semua anak itu
menjadi anak Allah.
f.
Kelanjutan kejadian semula
Kejadian
semula memberi kebaharuan hidup kepada orang percaya. Ini terjadi karena orang
percaya menerima Tuhan Yesus Kristus di dalam hidupnya. Persekutuan dengan
Kristus di dalam kematian dan kebangkitanNya, orang percaya itu satu kejadian
baru, ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Menjadi ciptaan baru di dalam Kristus
oleh karya Roh Kudus merupakan kunci kehidupan Kristiani. “Sebab bersunat atau
tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada
artinya” (Galatia 6:15). Tetapi ciptaan baru itu harus dilanjutkan dengan usaha
orang yang sudah selamat itu. “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu
senantiasa taat, karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar” (Filipi 2:12). Di dalam ketaatan iman harus ada kelangsungan ibadat
yaitu persembahan diri kepada Tuhan dan melanjutkan dengan pembaharuan lahiriah
karena pembaharuan batiniah. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna” (Roma 12:2). Perubahan itu berlangsung terus-menerus sampai mencapai
kesempurnaan. (Kolose 3:9,10). Ini memerlukan selalu kesiapan untuk mau bertobat,
beriman, setia sampai Tuhan datang kembali.
4.
Pembenaran
Menurut
arti kamus, pembenaran adalah membuktikan atau menunjukkan sebagai benar, atau
sesuai dengan hukum; membuktikan sebagai benar, menyatakan bebas dari salah,
menganggap benar, menyatakan sebagai benar, mengumumkan keputusan penerimaan
pada seseorang. Secara theologis pembenaran dapat didefinisikan sebagai
tindakan Allah yang dengannya Ia menerima sebagai benar orang berdosa yang
menyesal, bertobat, dan percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan.
Dalam
bahasa Grika kata benda “Dikaiosis” menyatakan tindakan menyatakan benar,
membebaskan. Kata kerja “Dikaioo” berarti mengaganggap sebagai benar. Dalam hal
Allah membenarkan manusia, yaitu mereka yang dinyatakan benar di muka Dia
karena syarat-syarat tertentu yang diletakkan olehNya terpenuhi.
a. Hakekat
Pembenaran
Pembenaran
adalah tindakan pernyataan. Pembenaran bukan sesuatu yang diadakan dalam
manusia tetapi sesuatu yang dinyatakan mengenai manusia. Pembenaran tidak
berhubungan dengan keadaan rohani kita, melainkan dengan hubungan rohani, tidak
berhubungan dengan keadaan sebetulnya melainkan dengan keadaan menurut hukum.
Pembenaran tidak menyebabkan orang menjadi benar, juga tidak memberi kebenaran,
melainkan menyatakan bahwa seseorang benar. Pembenaran adalah pemulihan
hubungan manusia dengan Allah. Di dalamnya tercakup hal-hal berikut :
- Pengampunan atau peniadaan hukuman karena dosa.
- Penganugerahan kebenaran.
- Posisi benar di muka Allah.
- Penganugerahan kebenaran.
- Posisi benar di muka Allah.
1)
Pengampunan dari hukuman
Dalam
bahasa Grika digunakan dua kata untuk pengampunan yaitu “Aphiemi” dan
“Charizomai”. Aphiemi berarti mengirimkan, membatalkan atau mengampuni hutang
atau dosa (Matius 6:12; 18:21; 9:2; Kisah 8:22). Charizomai berarti melimpahkan
kebaikan secara tidak bersyarat, digunakan untuk tindakan pengampunan oleh
manusia (Lukas 7:42; 2 Korintus 2:7; 12:13), pengampunan oleh Allah (Efesus
4:32; Kolose 2:13; 3:13).
Hukuman
untuk dosa adalah kematian secara rohani, fisik dan kekal. Supaya seseorang
diselamatkan, hukuman ini mula-mula harus dihilangkan. Ini terjadi di dalam
tubuhNya di salib (Yesaya 53:5,6; 1 Petrus 2:24). Karena Kristus telah
menanggung penghukuman dosa manusia, maka Allah menghapuskan itu kepada mereka
yang percaya kepada Kristus (Kisah 13:38,39; Roma 8:8, 33, 34; 2 Korintus
5:21). Inilah pengampunan dosa (Roma 4:7; Efesus 1:7; 4:32; Kolose 2:13). Allah
mengampuni mereka yang bertobat dan percaya kepada AnakNya.
2).
Memperhitungkan kebenaran
Secara
theologis ungkapan ini berarti tindakan yang dengannya Allah menganggap atau
memperhitungkan kebenaranNya menjadi milik kita. Dalam bahasa Inggris
“imputation”, bahasa Grika “Logizomai”, yang berarti memperhitungkan atau
memasukkan dalam perhitungan atau mencantumkan pada perhitungan seseorang .
Dalam Alkitab ada pasal yang terkenal tentang “imputation” yaitu Roma 4. Orang
berdosa tidak hanya diampuni dosa-dosanya waktu lampau, tetapi juga diberikan
kebenaran yang positif supaya dapat bersekutu dengan Allah. Hal ini digenapi
dengan jalan memperhitungkan kebenaran Kristus kepada orang percaya. Jadi
sebagaimana dosa kita diperhitungkan kepada Kristus, demikian pula kebenaran
Kristus diperhitungkan kepada kita. Dengan ini Allah tidak melanggar kebenaran
atau keadilanNya di dalam menyatakan kita benar. Ia dapat melakukan ini karena
dosa, kesalahan dan hukuman kita telah diperhitungkan kepada Kristus di salib.
Kini kebenaran Kristus diperhitungkan kepada mereka yang percaya kepadaNya.
Dengan pembenaran maka orang berdosa diputuskan secara hukum sebagai tidak bersalah,
dibebaskan dari tuduhan. Orang yang diampuni dinyatakan benar karena ia
percaya. Ia dinyatakan benar karena kebenaran diperhitungkan kepadanya.
3)
Perubahan posisi
Pembenaran
menyatakan bahwa orang yang diampuni itu benar. Semua catatan tentang kesalahan
dihapuskan dan yang bersangkutan dikembalikan pada kedudukannya yang benar di
muka Allah. Di dalam pembenaran itu dipulihkanlah kembali perkenanan Allah
dengan iman dalam Yesus Kristus (Galatia 3:26). Waktu Adam berdosa ia
kehilangan posisinya di muka Allah, tetapi kini posisi manusia dipulihkan dan
ia dapat berdiri di hadirat Allah dengan tidak malu karena Allah melihat ia ada
di dalam Kristus.
b. Cara
Pembenaran
1). Secara
negatif
Pembenaran
tidak dengan hukum Taurat. Ia yang mau dibenarkan oleh hukum Taurat, harus
terus-menerus di dalam semua hal yang tertulis dalam hukum Taurat. Tetapi tidak
ada seorangpun yang telah melakukan hal ini atau yang dapat melakukannya. Tidak
seorangpun dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat
(Roma 3:20).
2).
Dibenarkan oleh kasih karunia Allah
Karena
semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh
kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan
kita (Titus 3:7). Kedua ayat ini menunjuk sumber dari pembenaran yaitu di dalam
hati Allah. Ia di dalam kebaikanNya telah menyediakan kebenaran untuk kita.
3).
Dibenarkan oleh darah Kristus
“Lebih-lebih,
karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan
diselamatkan dari murka Allah” (Roma 5:9). Ini merupakan dasar untuk
pembenaran.
4).
Dibenarkan oleh iman
“Sebab itu,
kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah
oleh karena Tuhan kita” Roma 5:1). “Kamu tahu bahwa tidak seorangpun yang
dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat tetapi hanya oleh karena iman
dalam Kristus Yesus.” (Galatia 2:16). Dibenarkan oleh iman merupakan syarat
pembenaran kita. Tetapi kita tidak dibenarkan oleh karena iman kita. Iman bukan
harga pembenaran, melainkan alat untuk menyediakannya.
c. Akibat
Pembenaran
1). Ada
pengampunan kesalahan (Roma 4:7,8; 2 Korintus 5:19). Tidak ada tuduhan (Roma
8:1) dan ada damai dengan Allah (Roma 5:1).
2). Ada
pemulihan pada perkenanan Allah (Roma 4:7,8).
3).
Kebenaran Kristus telah diperhitungkan pada orang percaya (Roma 4:5). Dengan
demikian orang percaya dipakaikan pakaian yang bukan miliknya, tetapi yang
diadakan oleh Kristus untuknya, sehingga ia dapat bersekutu dengan Allah.
4). Menjadi
pewaris
“Supaya
kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya, berhak menerima
hidup yang kekal.” (Titus 3:7).
5). Akibat
langsung ada dalam kehidupan praktis.
Pembenaran
mengantar pada kehidupan yang benar. “Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah
benar, sama seperti Kristus adalah benar” (1 Yohanes 3:7).
6). Ada
jaminan bagi orang yang dibenarkan bahwa ia akan diselamatkan dari murka Allah
yang akan datang. “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah” (Roma 5:9).
7). Ada
jaminan telah dimuliakan.
“Dan mereka
yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang
dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya” (Roma 8:30). Saat dibenarkan,
saat itu juga dimuliakan Tuhan.
d. Hubungan
antara Kelahiran kembali dan Pembenaran.
Kelahiran
kembali dan pembenaran adalah dua bagian dari satu pekerjaan Allah. Kelahiran
kembali adalah pekerjaan Kristus oleh Roh Kudus yang diadakan di dalam kita,
pembenaran adalah pekerjaan Kristus yang dibuat karena kita di hadapan tahta
Allah dan pekerjaan itu dialaskan pada korban pendamaian Kristus dan oleh iman
kita. Kelahiran kembali berkenaan dengan perubahan keadaan kita, pembenaran
berkenaan dengan hubungan kita dengan Allah.
Bersambung…
0 komentar:
Posting Komentar