Selasa, 30 April 2013

Tak dapat dibeli

TAK DAPAT DIBELI Bacaan: Roma 6:15-23 NATS: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang (Kisah 8:20) Seorang misionaris yang berkarya bagi penduduk Filipina berusaha menjelaskan keselamatan kepada seorang wanita kaya. Akan tetapi, wanita tersebut tidak mengerti bahwa ia tak dapat membeli keselamatan. Karena itu, sang misionaris memberi sebuah gambaran kepadanya: "Kalau Anda ingin menghadiahkan sebuah rumah besar dan indah kepada anak gadis Anda, bagaimana perasaan Anda bila ia berkata, ‘Ibu, izinkan saya membantu Ibu membayar hadiah itu. Saya memang hanya bekerja di rumah sakit misi dan gaji saya tidak besar. Namun sepertinya saya dapat menyisihkan uang 8 dolar setiap bulan untuk itu.’" Misionaris itu melanjutkan, "Seperti itulah yang Anda katakan kepada Allah. Anda ingin ikut membayar apa yang telah Yesus lunasi untuk Anda. Rumah di surga adalah hadiah. Tidak sepatutnya Anda berusaha ikut membayarnya." Di seluruh dunia, orang-orang beriman, yang bermaksud baik -- kaya, miskin, dan di antara kedua golongan itu -- masih berusaha memahami bahwa Yesus telah melunasi semuanya. Karena mengira bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk memperoleh karunia Allah, mereka berusaha sedapat mungkin membayar keselamatan. Kita perlu memahami bahwa ketika Allah memberikan Putra-Nya Yesus sebagai kurban, utang dosa kita sudah dibayar penuh. Apabila kita berusaha membayar hadiah Allah, ini tentu merupakan penghinaan bagi-Nya. Percaya dengan tulus berarti beriman bahwa Allah sudah menyelesaikan pembayarannya. Kita tidak perlu membeli sesuatu yang sudah dibeli dengan kematian Yesus di kayu salib --JDB APABILA KITA DAPAT MEMBELI KESELAMATAN KRISTUS TIDAK perlu MATI UNTUK MENYEDIAKANNYA BAGI KITA

Ilmu padi

ILMU PADI Bacaan: Daniel 4:1-37 NATS: Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berl (Daniel 4:37) Ketika kompetisi Liga Jerman musim 2007-2008 bergulir, Luca Toni dan Miroslav Klose -- dua pemain yang baru bergabung dengan Bayern Munich saat itu -- menjadi bahan pemberitaan hangat. Bukan saja keterampilan mereka dalam mengolah bola, melainkan juga kepaduan mereka bekerja sama dalam menciptakan gol demi gol. Karena prestasi mengagumkan itu, mereka dijuluki pasangan maut. Bahkan Otmar Hitzfeld, sang pelatih, menyebut kedua pesebak bola itu sebagai "Hadiah dari Tuhan bagi Munich ". Namun di tengah banjir pujian tersebut, Klose tetap rendah hati. Keberhasilan yang ia raih tidak membuatnya menepuk dada. "Yang terbaik adalah tidak terlalu banyak membicarakan bagaimana baiknya kondisi saya dan Toni saat ini. Justru yang harus dikritisi dari kami adalah, kami belum memanfaatkan semua peluang yang kami miliki." Begitu tanggapan Klose terhadap semua pujian itu. Lawan rendah hati adalah tinggi hati atau sombong. Jika rendah hati merupakan awal kehormatan, maka tinggi hati merupakan awal kehancuran. Kisah Raja Nebukadnezar menjadi cermin dan mengingatkan kita bahwa Allah tidak berkenan kepada orang yang congkak. Sehebat apa pun prestasi yang kita capai, prestasi itu pasti akan berkurang nilainya ketika kita menjadi sombong karenanya. Kesombongan tidak akan menaikkan derajat kita di mata orang lain, sebaliknya malah akan merendahkan diri kita sendiri. Seperti dikatakan oleh penulis Amsal, "Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian" (Amsal 29:23). Jadi, betapa indahnya bila kita mempelajari dan menjalankan "ilmu padi"; semakin berisi, semakin merunduklah ia -AYA BUKAN YANG CONGKAK, BUKAN YANG SOMBONG, YANG DISAYANGI HANDAI DAN TOLAN

Sabtu, 27 April 2013

Kesalapahaman diruang berita

KESALAHPAHAMAN DI RUANG BERITA Bacaan: 1Raja 22:1-8 NATS: Baiklah tanyakan dahulu firman Tuhan (1Raja 22:5) Seorang pria Kongo mendatangi kantor BBC News 24 untuk wawancara pekerjaan. Namun, seorang produser yang selalu tepat waktu mengira ia seorang tamu penting yang sudah dijadwalkan untuk siaran. Ia menuntun sang pelamar yang kebingungan, namun patuh itu ke dalam studio ruang berita dan memasangkan mikrofon kepadanya. Saat tanda "on air" dihidupkan, orang yang mewawancarai tak memerhatikan wajah panik sang pria, dan pencari kerja yang gugup itu dengan canggung mengarang jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepadanya. Saat kesalahpahaman itu disadari, jaringan berita itu meminta maaf. Pria malang itu tidak berpura-pura menjadi seorang tamu penting -- ia justru dikira demikian. Sebaliknya, Ahab, raja Israel, memilih untuk mengabaikan kebenaran dengan mencari jawaban dari nabi-nabi palsu yang berpura-pura menjadi pemimpin agama. Ahab tidak ingin bertanya kepada Tuhan melalui Mikha sang nabi ilahi "sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka" (1Raja 22:8). Sang raja benci terhadap kebenaran. Kadang kita lebih memilih mendengar dusta yang enak didengar daripada kebenaran. Namun, kita perlu mendapat nasihat dari para penasihat yang percaya bahwa "seluruh Kitab Suci yang diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Timotius 3:16). Jangan biarkan nafsu membuat kita menukar kebenaran Allah untuk dusta --MRD Bila dosa membujuk, memikat Hindari tipuannya, jangan mendekat Kuasa untuk dapat mengalahkannya Hanyalah iman kepada Tuhan. --Sper LEBIH BAIK MENDENGARKAN KEBENARAN YANG PAHIT DARIPADA DUSTA YANG MANIS

Gelandang dan pemdatang

GELANDANGAN DAN PENDATANG Bacaan: Ibrani 11:13-16 NATS: Mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini (Ibrani 11:13) Selama Masa Depresi Besar pada awal tahun 1930-an, banyak orang menjadi gelandangan. Mereka naik kereta barang untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, tidur di gerbong barang yang kosong, dan mendapat sedikit uang dengan melakukan kerja musiman. Bila tidak mendapatkan pekerjaan, mereka terpaksa mengemis. Ibu saya menjadi "sentuhan lembut" bagi gelandangan mana pun yang datang ke rumah kami untuk meminta makanan. Mereka telah kehilangan kenyamanan yang hanya bisa didapat di rumah sendiri. Seperti gelandangan, seorang pendatang pun tak memiliki kenyamanan dan perlindungan yang hanya bisa didapat di rumah, tetapi ia tahu ke mana akan pergi. Pengharapan dan aspirasinya diarahkan pada suatu tujuan. Orang-orang kristiani harus menjadi seperti pendatang. Dalam kitab Ibrani kita membaca tentang para pahlawan iman yang "mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini" (11:13). Mereka dapat menjalani kehidupan iman yang saleh karena mereka merindukan "tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air surgawi" (ayat 16). Tuhan sedang mempersiapkan Anda dan saya untuk menyongsong kekekalan, dan segala yang kita kerjakan penuh makna. Meskipun bumi ini bukan tempat tinggal kita yang tetap, kita bukanlah pengembara yang tanpa tujuan. Kita menjadi pesinggah yang hidup dengan penuh tanggung jawab tatkala pergi ke tempat tujuan yang telah dipersiapkan. Kita mempunyai Bapa surgawi yang mengasihi dan akan menyambut kita ke dalam rumah yang telah dipersiapkan oleh Juru Selamat kita --HVL JANGAN MENANCAPKAN TIANG PANCANG TERLALU DALAM KITA AKAN PINDAH BESOK PAGI!

Rutin?

RUTIN? Bacaan: 1Korintus 11:20-31 NATS: Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16) Rutin artinya biasa. Lazim. Tidak istimewa. Setiap orang tidak bisa bebas dari rutinitas hidup. Setiap bangun pagi, kita melakukan kegiatan yang itu-itu juga. Di gereja pun acara kebaktian Minggu hampir sama. Bisa saja kita mendobrak rutinitas dengan melakukan hal-hal istimewa: pergi ke tempat asing, ikut panjat tebing, naik arung jeram atau jet coaster. Namun, saat balik ke rumah, hidup menjadi rutin lagi! Tidak ada yang salah dengan rutinitas. Yang keliru adalah terjebak dalam rutinitas, sehingga semua tugas kita lakukan tanpa penghayatan. Asal jalan. Dulu, setiap kali beribadah, jemaat Korintus selalu mengadakan Perjamuan Kasih dan Perjamuan Kudus. Setelah berjalan lama, mulailah umat terjebak dalam rutinitas. Perjamuan Kasih sebagai tanda kebersamaan tak lagi dilakukan dengan kasih. Masing-masing membawa makanan dari rumah, lalu dinikmati dengan kelompoknya sendiri (ayat 20,21). Begitu pula Perjamuan Kudus tidak lagi dilakukan dalam kekudusan, sebab orang mengikutinya tanpa introspeksi diri (ayat 28) dan "tanpa mengakui tubuh Tuhan" (ayat 29). Tanpa menghargai pengurbanan Kristus. Akibatnya, ritual itu tidak membawa berkat, malah mendatangkan perpecahan dan hukuman. Supaya tak terjebak dalam rutinitas, setiap tugas dan momen perlu kita pandang sebagai kesempatan, bukan kebiasaan. Setiap Perjamuan Kudus adalah kesempatan berbenah diri. Setiap Perjamuan Kasih adalah kesempatan berbagi kasih. Mengikuti ibadah minggu adalah kesempatan bersyukur pada Tuhan. Jika tiap saat dipandang sebagai kesempatan, hidup tak akan terasa membosankan! -JTI KEMAMPUAN MELIHAT KESEMPATAN MEMBUAT HAL-HAL BIASA MENJADI LUAR BIASA

Mengobarkan api

MENGOBARKAN API Bacaan: Lukas 24:13-32 NATS: Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? (Lukas 24:32) Dalam Kisah Para Rasul 17, Paulus pergi ke Areopagus untuk memberitakan kebenaran kebangkitan. Sebagian besar orang yang berkumpul di sana bukan orang yang ingin mendengarkan hal-hal rohani. Lukas, yang menuliskan Kisah Para Rasul, mencatat mereka hanya ingin menghabiskan waktu untuk membahas ide-ide terbaru, tanpa memiliki minat yang berkobar-kobar untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari (ayat 21). Terlalu banyak informasi dapat membahayakan. Semua ide itu dapat saling memburamkan dan tak berkaitan, sehingga yang kita ketahui tak mengubah kita. Berabad-abad lalu, sejarawan Plutarch mengingatkan, hidup pada tahap informasi semata itu berbahaya. Dengan bijak ia berkata, "Akal budi bukan bejana untuk diisi, tetapi api untuk dikobarkan." Para pengikut Kristus yang sedang dalam perjalanan menuju Emaus akan menyetujui hal itu (Lukas 24). Ketika mereka meratapi kematian Yesus, Kristus yang telah bangkit bergabung dengan mereka tetapi menyembunyikan identitas-Nya. Dia mulai mengajar mereka tentang nubuatan-nubuatan kuno dalam Perjanjian Lama mengenai semua peristiwa itu. Setelah itu, Kristus menyatakan diri-Nya kepada mereka kemudian pergi. Setelah Yesus pergi, mereka heran akan apa yang telah mereka dengar. Hal-hal yang diajarkan-Nya bukan fakta-fakta mandul, melainkan api yang membakar hati mereka dengan pengabdian kepada-Nya. Marilah kita juga memercayai Gembala jiwa kita untuk membakar hati kita saat kita bertumbuh di dalam firman-Nya --WEC Kala menempuh perjalanan masa, Kehadiran-Nya terasa bersama kita; Membaca firman-Nya, mendengar sabda-Nya Nyala-Nya memperbarui hati kita. --Hess ANDA TIDAK DAPAT MENGOBARKAN API DI HATI ORANG LAIN SEBELUM API ITU BERKOBAR DI HATI ANDA

Jumat, 26 April 2013

Persekutuan

PERSEKUTUAN Bacaan: Lukas 11:1-13 NATS: Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat ... berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa ...." (Lukas 11:1) Direktur dari sebuah perusahaan besar ingin berbicara dengan manajer pabrik tentang suatu masalah yang sangat mendesak. Akan tetapi, sekretaris manajer itu berkata, "Saat ini beliau tidak dapat diganggu. Beliau sedang ada pertemuan -- seperti yang dilakukannya setiap hari." "Katakan kepadanya Pak Direktur ingin menemuinya," sahut direktur itu tak sabar. Dengan tegas sang sekretaris menjawab, "Pak, saya mendapat perintah keras dari beliau agar tidak mengganggunya saat ia sedang ada pertemuan." Dengan marah direktur itu menerobos melewati sang sekretaris dan membuka pintu kantor sang manajer. Setelah melongok ke dalam sejenak, ia kemudian keluar kembali, menutup pintu dengan pelan sambil berkata, "Maafkan, saya!" Direktur itu mendapati manajernya sedang berlutut di depan Alkitab yang terbuka. Tujuan melakukan saat teduh setiap hari adalah untuk mendorong pertemuan yang akrab dan teratur dengan Raja di atas segala raja. Kita perlu mencari perintah-perintah baru setiap hari dari Pribadi yang telah merencanakan hidup kita dan memenuhi kebutuhan kita. Yesus sendiri meluangkan waktu secara teratur untuk berdoa dan mendorong para murid-Nya untuk berdoa (Lukas 11:1). Dia mengajarkan kepada mereka Doa Bapa Kami dan mengatakan kepada mereka untuk senantiasa meminta, mencari, dan mengetuk (ayat 9,10). Sudahkah Anda meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Allah hari ini? Belum terlambat untuk memulainya --MRD AWALI HARI ANDA DENGAN DOA AKHIRI HARI ANDA DENGAN PUJIAN

Bersekutu itu penting

BERSEKUTU ITU PENTING Bacaan: Ibrani 10:19-39 NATS: Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, ... dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:25) Dalam sebuah acara api unggun, saya mengamati betapa hebatnya nyala api tatkala kayu bakarnya ditumpuk menjadi satu. Kemudian seseorang mulai memisahkan kayu-kayu itu. Dan, hanya dalam waktu kurang dari 30 menit, api yang menyala begitu hebat perlahan-lahan mati. Rupanya, ketika kayu bakar itu menjadi satu, apinya sangat luar biasa. Namun, begitu dipisahkan dari yang lain, api itu nyalanya melemah dan mati. Hal yang sama sesungguhnya terjadi dalam komunitas orang percaya. Jika salah seorang anggota memisahkan diri dan tidak bersekutu dengan yang lain, hampir bisa dipastikan imannya akan melemah. Tidak heran jika penulis kitab Ibrani menekankan betapa pentingnya persekutuan itu, "Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah ... marilah kita ... semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan" (Ibrani 10:25). Betapapun "hebatnya" iman seseorang, jika tidak dipelihara dalam persekutuan bersama saudara seiman, suatu saat akan melemah juga. Pertemuan ibadah seumpama tanah yang subur bagi tersemainya iman kita. Karena itu, pertemuan ibadah sangat penting. Di zaman modern, ada pendapat bahwa kita tidak memerlukan pertemuan ibadah. Menonton tayangan rohani di televisi atau mendengar siaran radio serta bergabung dengan "gereja maya" di internet, itu sudah cukup. Ini pendapat yang keliru. Memang, kita adalah makhluk individual, dalam arti kita unik. Tetapi, kita juga makhluk sosial yang membutuhkan sesama untuk bertumbuh. Mari kita hidupkan api kepercayaan kita, dengan menyatu pada kobaran api yang besar! -MZ MENJAUHI PERTEMUAN IBADAH SAMA DENGAN MEMBUNUH IMAN PERLAHAN-LAHAN

Yang tak dapat dibeli uang

YANG TAK DAPAT DIBELI UANG Bacaan: Yesaya 55:1-7 NATS: Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! (Yesaya 55:6) Uang memegang peranan yang penting dalam hidup. Tanpanya, kita tidak dapat memenuhi kebutuhan atau kemewahan hidup. Namun demikian, ada hal-hal yang nyata-nyata tidak dapat dibeli dengan uang. Pengkhotbah W.A. Criswell pernah mengatakan, "Uang dapat membeli kemewahan, tetapi ia tidak akan membeli kuasa roh. Uang dapat membeli kenaikan pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi, tetapi ia tidak akan membeli penghargaan dari Allah. Uang dapat membeli ... kebaikan dan pujian dari orang lain, tetapi ia tidak dapat membeli jiwa yang terhormat." Kebaikan terbesar -- begitu besarnya, sehingga ia memiliki kategori sendiri -- tidak dapat dibeli. Sekalipun umat manusia menghabiskan seluruh sumber dayanya untuk membeli pengampunan dosa dan hidup kekal bersama Yesus, semua itu tidak akan cukup. Semua kekayaan di seluruh dunia tidak dapat membeli berkat terbesar dari pengampunan dan surga. Kita tidak akan pernah dapat mengumpulkan kekayaan yang cukup untuk membeli tempat di Taman Firdaus Allah. Tetapi ada kabar baik! Keselamatan dapat menjadi milik kita "tanpa uang pembeli dan ... tanpa bayaran," menurut Yesaya 55:1. Sudahkah Anda menerima Yesus sebagai Juru Selamat? Anda hanya perlu menyodorkan tangan kosong Anda kepada Tuhan di dalam iman seperti anak kecil (Yohanes 1:12). Berserulah kepada-Nya dan akui dosa Anda. "Ia memberi pengampunan dengan limpahnya" (Yesaya 55:7) --VCG Aku ditebus, bukan dengan perak, Aku dibeli, bukan dengan kencana; Dibeli dengan harga -- darah Yesus, Nilai kasih yang tiada tara. --Gray KETUKAN IMAN YANG TERLEMAH MEMBUKA LEBAR-LEBAR PINTU PENGAMPUNAN

Kamis, 25 April 2013

Setia Dalam Perkataan

SETIA DALAM PERKATAAN Bacaan: Matius 5:33-37 NATS: Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak (Matius 5:37) Tak lama sebelum kematian menjemputnya, Duke dari Burgundy memimpin Dewan Kabinet Perancis. Pada saat itu, para menteri membuat sebuah proposal yang akan melanggar sebuah perjanjian, namun akan mendatangkan berbagai keuntungan penting bagi negara. Ada banyak alasan yang diberikan untuk membenarkan perbuatan itu. Duke mendengarkan dengan diam, dan ketika semua orang telah menyampaikan pendapatnya, ia kemudian menutup rapat tanpa memberikan persetujuan. Sambil meletakkan tangannya di atas salinan perjanjian yang asli, ia berkata dengan suara tegas, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!" Orang kristiani memang perlu bertindak dan berbicara agar Sang Juru Selamat dimuliakan. Bila Anda berjanji, tepatilah janji itu. Jika Anda membuat suatu komitmen, hormatilah itu. Jika Anda menerima suatu tanggung jawab, jalankanlah. Yesus berkata dalam Matius 5:37, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya." Kejujuran dan kredibilitas kita harus dibuktikan sehingga kita dapat dipercaya dalam perjanjian apa pun yang kita buat. Kesaksian indah yang dapat dikatakan tentang orang kristiani adalah "Ia berjanji; itu sudah cukup bagi saya". Dan jika orang-orang nonkristiani dapat memercayai kita dalam perkara-perkara bisnis, maka mereka akan semakin mungkin memercayai kita ketika kita berbicara tentang Injil. Jika Anda tergoda untuk ingkar janji, pikirkanlah kembali perkataan Duke dari Burgundy tadi, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!" --RWD JANGAN PERNAH BERJANJI JIKA ANDA TIDAK BERNIAT MENEPATINYA

Bunga Dan daun

BUNGA DAN DAUN Bacaan: Matius 23:1-12 NATS: Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Matius 23:11,12) Sun Zi menulis buku dengan judul Sun Zi Bingfa (seni berperang) yang sangat fenomenal lebih dari 2.300 tahun yang lalu. Ternyata, prinsip-prinsip strategi kemiliteran yang terdapat dalam buku tersebut dianggap masih relevan hingga saat ini. Bahkan, prinsip-prinsip itu banyak dipakai dalam dunia bisnis yang sarat intrik, juga dalam hubungan antarmanusia yang kompleks. Sun Zi pernah mengungkapkan sebuah perumpamaan yang sangat mengena berbunyi: "Sekuntum bunga sesungguhnya menjadi elok berkat dukungan daun-daun yang hijau." Daun hijau yang memiliki klorofil (zat hijau daun) -- sekalipun tidak seelok bunga -- mempunyai fungsi yang sangat vital, yakni sebagai pemasok nutrisi karbohidrat melalui proses fotosintesis dari air dan gas asam arang, serta penyinaran cahaya matahari. Perumpamaan di atas hendak menunjukkan bahwa kesombongan adalah sikap yang tidak pada tempatnya. Dalam pelayanan, sikap demikian bisa menjadi batu sandungan. Tuhan Yesus sangat tidak berkenan dengan sikap para ahli Taurat dan orang Farisi yang sombong, sehingga kita diminta agar tidak meneladan perbuatan-perbuatan mereka. Sesungguhnya di ladang pelayanan Tuhan, kita adalah mitra-mitra Tuhan yang setara, sekalipun memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk merasa paling hebat, atau sebaliknya untuk merasa rendah diri. Pribadi-pribadi yang menjadi "bunga" atau "daun hijau" dapat saling mendukung untuk menghasilkan "buah-buah" yang baik; dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan -NDA KERENDAHAN HATI ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK MENJADI PELAYAN YANG BAIK

Rabu, 24 April 2013

hidup ini nyata

HIDUP INI NYATA Bacaan: Mazmur 56 NATS: Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu (Mazmur 56:4) Dalam komik Peanuts, tokoh Lucy mengatakan kepada Linus, saudaranya, bahwa anak-anak tidak bisa tinggal di rumah selamanya. Kelak mereka menjadi dewasa dan meninggalkan rumah. Lalu ia berkata bahwa bila nanti Linus pergi, ia akan menempati kamar Linus. Namun, dengan cepat Linus mengingatkan Lucy bahwa nantinya Lucy juga akan meninggalkan rumah. Menyadari akan hal itu, Lucy pun terkejut, tetapi ia segera menemukan jalan keluar. Ia mengeraskan suara TV, merangkak ke kursi beanbag-nya [kursi kantong yang berisi kacang, dipakai dalam permainan tertentu] dengan semangkuk es krim di tangan, dan menolak memikirkan hal tadi. Menghindari keadaan yang tidak menyenangkan tidak semudah yang Lucy pikirkan. Realitas kehidupan tidak dapat dihindari. Kita dapat mencoba lari dan bersembunyi, tetapi pergumulan dan ujian kehidupan selalu dapat mengikuti langkah kaki kita dan akhirnya menyusul kita. Sebaliknya, kita harus menghadapi masalah kita. Pemazmur Daud melakukan hal ini saat diserang oleh musuh dan teman-teman yang menyesatkan. Ia tidak berusaha mengecilkan bahaya yang ada; ia menyambut badai yang mengganas di sekelilingnya dan memandang kepada Tuhan. Ia menulis, "Kepada Allah aku percaya" (Mazmur 56:5). Marilah kita mengikuti teladan Daud -- bukan Lucy. Menghadapi beragam kesulitan dalam hidup mungkin merupakan pengalaman yang menakutkan. Namun, ketika kita percaya kepada Allah dan mendekat kepada-Nya, kita akan mengalami pembebasan yang nyata --PRV TATKALA KESULITAN MENGHAMPIRI ANDA, HAMPIRILAH ALLAH

Selasa, 23 April 2013

kadetral sang raja

KATEDRAL SANG JANDA Bacqaan: Matius 6:1-4 NATS: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:4) Seorang raja membangun katedral, namun tidak menghendaki siapa pun memberikan sumbangan. Ia ingin dikenang sebagai pembangun tunggal katedral itu. Begitulah. Katedral itu berdiri dengan sebuah plakat yang menyatakan bahwa sang raja adalah pembangunnya. Namun, suatu malam sang raja bermimpi. Seorang malaikat menghapus plakat itu dan menuliskan nama seorang janda miskin untuk mengganti namanya. Mimpi itu terulang dua kali. Saat terbangun, raja segera memerintahkan agar janda itu dipanggil untuk memberikan penjelasan. Dengan gemetar janda itu berkata, "Paduka, hamba sangat mengasihi Tuhan dan sangat ingin terlibat dalam pembangunan katedral ini. Namun, karena rakyat dilarang memberi bantuan apa pun, saya hanya menyediakan jerami untuk kuda yang mengangkut batu-batuan." Kisah di atas menggambarkan motivasi orang dalam memberikan persembahan. Ada yang memberi demi unjuk kedermawanan, agar tidak disebut orang kaya yang kikir. Ada pula yang memberi supaya dapat mengontrol gereja dan hamba Tuhan. Orang-orang seperti itu, menurut Yesus, sudah menerima upahnya (ayat 2). Si ibu janda mewakili orang yang memberi berdasarkan kasih, bahkan dengan pengorbanan. Kalau ia didakwa melanggar perintah raja, bukankah ia mesti menanggung hukuman? Meski tampak remeh dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pemberiannya juga sangat menentukan keberhasilan pembangunan katedral tersebut. Mari kita melihat kembali motivasi kita dalam memberi persembahan. Apakah kita bersikap seperti sang raja? Atau, seperti si janda miskin? -ARS PERSEMBAHAN KITA DITAKAR BUKAN BERDASAR JUMLAHNYA TETAPI BERDASAR KASIH DAN PENGORBANAN YANG MENYERTAINYA" (Yohanes 1:41)

Senin, 22 April 2013

mahakarya dari kain kotor

MAHAKARYA DARI KAIN KOTOR Bacaan: Galatia 4:13-20 NATS: Hai anak-anak-Ku ... aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu (Galatia 4:19) Suatu kali seorang seniman mendapat tuduhan palsu dan dijebloskan ke dalam penjara. Meskipun diizinkan untuk membawa kuas dan cat lukisnya, ia tidak tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan kanvas. Pada suatu hari di tengah keputusasaan, ia kemudian meminta kepada seorang sipir sesuatu yang dapat dipakainya untuk melukis. Dengan acuh tak acuh, sipir itu membawakan sehelai sapu tangan tua yang kotor dan melemparkannya kepada sang seniman seraya berkata, "Coba, apa yang dapat kamu kerjakan dengan kain kotor itu!" Seniman yang juga seorang kristiani itu kemudian melukiskan pemahamannya tentang wajah Yesus. Setelah melukis cukup lama dan dengan tekun, ia berpikir akan menunjukkan hasil karyanya pertama kali kepada sipir yang memberinya kain kotor sebagai kanvasnya. Ketika sang sipir melihat lukisan yang indah itu, hatinya tergerak, dan air matanya berlinang-linang. Di kemudian hari lukisan itu menjadi terkenal. Jika seseorang dapat mengubah sehelai kain tua yang kotor menjadi berkilau dengan keindahan yang membuat seorang sipir penjara yang acuh tak acuh dan tak peduli itu menangis, coba pikirkan apa yang dapat dikerjakan oleh Sang Seniman Agung terhadap kehidupan kita apabila kita mengizinkan Dia memenuhi kehendakNya dalam diri kita. Di dalam keadaan yang berdosa, kita ini hanyalah "kain-kain kotor" tua, yang tidak memiliki keindahan rohani. Namun, kuasa Roh Kudus Allah dapat mengubah kita menjadi sebuah mahakarya anugerah ilahi! --HGB TAFSIR ALKITAB YANG TERBAIK ADALAH SUATU KEHIDUPAN YANG DIPENUHI OLEH KRISTUS

perempuan yang melayani

PEREMPUAN YANG MELAYANI Bacaan: Lukas 8:1-3 NATS: Beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat .... Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan harta milik mereka (Lukas 8:2,3) Seorang rekan pendeta dari Myanmar berkata bahwa di negerinya perempuan tidak diperbolehkan memimpin gereja. Jangankan menjadi pendeta, menjadi penatua di gereja pun tidak lazim. Demi melestarikan budaya patriarkat ini, warga gereja memakai ayat Alkitab. Perkataan Paulus bahwa "perempuan harus berdiam diri" dijadikan dasar pembenaran. Padahal faktanya, potensi dan peran perempuan sangat besar dalam gereja. Lukas menceritakan, ketika Yesus dan para murid melayani, sekelompok perempuan mendukung mereka. Memang mereka tidak tampil di panggung. Perannya tak terlihat, tetapi sangat menentukan. Di situ ada Maria Magdalena. Setelah dipulihkan dari masa lalu yang gelap, ia memberi hidupnya untuk melayani Tuhan. Ada juga istri pejabat bernama Yohana. Dengan kekayaannya, ia berusaha mencukupi kebutuhan rombongan Yesus. Para perempuan ini memakai kemampuan dan bakat mereka untuk melayani Tuhan. Bahkan, saat Yesus disalib dan para murid melarikan diri, mereka justru bertahan. Mendampingi Yesus sampai mayat-Nya dibaringkan (Lukas 23:49,55). Ketika Yesus bangkit, merekalah yang pertama melihat-Nya dan menjadi saksi kunci kebangkitan-Nya (Lukas 24:10). Melalui merekalah berita Paskah tersebar ke mana-mana! Dewasa ini, peran perempuan tak kalah pentingnya dalam hidup bergereja. Karena para suami sibuk di tempat kerja, para istrilah yang punya kepedulian tinggi terhadap pelayanan gereja. Mengurus konsumsi. Melawat yang sakit dan berduka. Mengatur rumah tangga gereja. Bahkan, memimpin jemaat. Sungguh, peran perempuan tak boleh dipandang sebelah mata -JTI WANITA PUN BERPERAN DALAM RENCANA KESELAMATAN ALLAH BAGI DUNIA INI

Persekutuan salib

PERSEKUTUAN SALIB Bacaan: 2Korintus 1:3-11 NATS: Kami merasa ... kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi ... kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati (2Korintus 1:9) Dalam novel fiksi The Lord of the Rings karangan J.R.R. Tolkien, seorang hobbit yang sederhana dan baik hati, bernama Frodo Baggins, dipercaya untuk melakukan sebuah misi berbahaya. Bersama sebuah kelompok yang disebut Persekutuan Cincin, ia harus mengalahkan kekuatan jahat dengan mengembalikan sebuah cincin emas wasiat ke api Gunung Kebinasaan tempat cincin itu ditempa. Di sepanjang jalan, kejahatan membayangi Frodo. Ia kalah perang. Teman-temannya tewas. Saat merenungkan tragedi-tragedi itu, Frodo berkata kepada Gandalf, temannya yang bijaksana, "Andai saja cincin itu tidak pernah datang kepadaku. Aku berharap semua ini tidak pernah terjadi." Gandalf menjawab, "Begitu pula harapan semua orang yang hidup pada masa ini. Namun, keputusan itu tidak terletak di tangan mereka. Yang harus kauputuskan adalah bagaimana menggunakan waktu yang telah diberikan kepadamu." Dalam "persekutuan salib", seorang hamba Kristus juga diuji. Seperti Paulus, kita mungkin merasa hancur di bawah beban keadaan (2Korintus 1:3-11). Jalan tampaknya terlalu curam untuk didaki. Kita bertanya-tanya apakah ada matahari terbit di ujung kegelapan. Sekalipun kita tak memilih keadaan yang menimpa kita, kita dapat memilih apakah kita akan memercayai Allah (2Korintus 1:9). Melalui persekutuan dengan Yesus dan kekuatan Roh Kudus, kita dapat menyelesaikan misi kita bagi Allah (1Korintus 1:9; Yohanes 16:13). Percayalah kepada Dia untuk menuntun Anda sepanjang jalan. Dia memberikan nasihat yang bijaksana --MRD Dalam persekutuan indah, kita bersimpuh di kaki-Nya Atau melangkah di sisi-Nya di sepanjang perjalanan; Melakukan perintah-Nya, pergi ke mana disuruh-Nya -- Tak pernah gentar, hanya taat dan beriman. --Sammis ANDA DAPAT MEMERCAYAI ALLAH BAIK DI DALAM GELAP MAUPUN DI DALAM TERANG

Minggu, 21 April 2013

Tempat asing

TEMPAT ASING Bacaan: Mazmur 40:2-9 NATS: Berdoalah Yunus kepada Tuhan, Allahnya, dari dalam perut ikan itu (Yunus 2:1) Suatu hari ketika sedang melewati gudang, saya mendengar kicauan gelisah di dalam. Setelah mencari, saya mendapati seekor bluejay [jenis burung di Amerika Utara] yang sedang memukulmukulkan sayapnya ke kaca jendela. Jika burung itu tidak mengeluarkan jeritan melengking dan keluhan, saya tidak akan mendengarnya. Nada suaranya yang sedih mendorong saya untuk membuka pintu gudang lebar-lebar dan burung itu pun terbang ke luar menuju kebebasan. Gudang itu merupakan tempat yang asing bagi burung bluejay; seperti Yunus mendapati dirinya berada di tempat yang asing bagi seorang manusia. Karena ketidaktaatannya, Yunus dibuang di laut, ditelan oleh seekor ikan besar, dan terjebak di dalam perut ikan itu. Meski itu karena kesalahan Yunus sendiri, Allah tetap hadir untuk mendengarkan doanya. Ketika Yunus mengakui kesalahannya, Allah membebaskannya dari perut ikan itu. Kadang kala karena kebodohan mereka sendiri, anak-anak Allah sampai ke tempat-tempat yang asing dan keadaan yang menyedihkan. Apakah saat ini Anda sedang berada di tempat yang asing? Apakah Anda sedang tidak berada dalam persekutuan yang baik dengan Tuhan, merasa kalah, dan tidak bahagia? Berserulah kepada Allah, akui dosa Anda, maka Anda akan dipulihkan dengan belas kasihan-Nya yang berlimpah (1Yohanes 1:9). Allah sedang menanti untuk mendengar seruan lemah Anda dan menerima pertobatan Anda. Mungkin kini Anda berada di tempat yang asing karena keputusan bodoh Anda sendiri -- tetapi Dia tetap menyertai Anda dan menanti seruan Anda. Jangan tunda lagi --MRD KETIKA ANDA BERADA DI TEMPAT YANG TIDAK TEPAT ALLAH SELALU MEMPUNYAI JAWABAN YANG TEPAT

Dari yang terdekat

DARI YANG TERDEKAT Bacaan: Amsal 31:10-31 NATS: Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya .... Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia (Amsal 31:27,28) Saat berbincang santai dengan ibu saya yang berumur 83 tahun, saya menarik-narik pelan kulit tangannya yang sudah menggelambir. Ya, saya ingat bagaimana tangan itu kadang harus mengangkat papan-papan jati yang besar dan berat ketika ia membuka dan menutup toko rotinya yang mungil. Dengan senyum, setiap hari ia melayani pelanggannya selama hampir 30 tahun. "Dulu tangan ini kuat untuk bekerja sehingga kalian bertujuh bisa bersekolah dan mandiri. Sekarang aku berbahagia dan bersyukur atas hidupku," simpulnya saat mengenang masa ia berjuang demi hari depan anak-anaknya. Peran wanita dalam Amsal 31 sungguh luar biasa. Ia dapat dipercaya, dan olehnya, suaminya diberkati (ayat 11,12). Ia rajin dan dapat mengatur rumah tangga dengan baik, hingga anak-anak dan suaminya sangat menghargainya (ayat 13-15,27, 28). Ia meniti karier (ayat 16-18), tetapi masih sempat memerhatikan orang lain yang membutuhkan pertolongan (ayat 20). Penampilannya selalu apik (ayat 22). Ia takut akan Tuhan (ayat 30). Ia melayani sesama sebagai perwujudan imannya kepada Tuhan. Meski mungkin tak selengkap gambaran Amsal 31, setiap wanita juga dapat mulai memberi hidup bagi sesama, sejak hari ini. Dan bisa mulai dari keluarga, yang ditemui setiap hari. Mulai dari hal yang biasa dilakukan untuk mereka. Bila semuanya dilakukan dengan penuh syukur dan kesetiaan, kelak akan timbul kekaguman karena Tuhan memakai hidup keseharian seorang wanita menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan. Orang-orang terdekat kita, apakah mereka merasakan kehadiran, kasih, dan pelayanan kita? -YS JADIKAN HIDUP SEBAGAI SALURAN BERKAT MULAILAH DARI ORANG-ORANG TERDEKAT

Sabtu, 20 April 2013

Tidak cukup

TIDAK CUKUP Bacaan: Pengkhotbah 2:1-16 NATS: Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? (Lukas 9:25) Penulis kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa kesenangan, harta benda, dan bahkan pengetahuan yang hebat tidak membawa kepuasan abadi. Perkataan Yesus bahkan melebihi itu. Dia berkata bahwa seseorang yang memiliki segalanya di bumi ini, tetapi tidak siap menyongsong kekekalan adalah orang yang mati rohani. Kita semua membutuhkan lebih dari sekadar kesenangan, uang, dan ketenaran. Merenungkan hal ini membuat saya teringat pada beberapa orang terkenal yang bunuh diri. Salah satunya adalah seorang bintang bisbol, beberapa adalah pekerja di dunia hiburan, dan dua lainnya adalah pewaris harta kekayaan yang besar. Saya juga teringat pada seorang cendekiawan yang sangat dihormati dan istrinya yang bersama-sama meminum obat-obatan dengan dosis mematikan tatkala mereka mengetahui bahwa sang istri mengidap kanker stadium akhir. Orang-orang ini gagal menemukan makna hidup mereka. Karena kita diciptakan segambar dengan Allah, kehidupan kita memiliki makna, baik sekarang maupun kelak dalam kekekalan. Allah menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya dan menempatkan kita di dunia ini untuk menghormati-Nya. Kita mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk merenungkan tentang Dia dan kekekalan. Percaya bahwa Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita dan bangkit akan memenuhi kebutuhan kita akan makna kehidupan. Keselamatan memberi jaminan bahwa kita telah diampuni. Kita memiliki tujuan kekal dan pengharapan surgawi. Ini cukup untuk membawa kedamaian dan sukacita yang mendalam bagi kehidupan kita. Sudahkah Anda mendapati hal ini terjadi dalam hidup Anda? --HVL KENDURKAN CENGKERAMAN ANDA TERHADAP SEGALA YANG ADA DI BUMI -- ten Boom

Jumat, 19 April 2013

Angin Kasih

ANGIN KASIH Bacaan: 1Yohanes 4:1-8 NATS: Siapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (1Yohanes 4:8) Seorang petani mempunyai petunjuk arah angin di lumbungnya yang di atasnya tertulis "Allah adalah kasih". Ketika teman-temannya menanyakan alasannya membuat tulisan itu, ia menjawab, "Ini untuk mengingatkan saya bahwa ke mana pun angin bertiup, Allah adalah kasih." Pada saat "angin selatan" yang hangat dengan desaunya yang menyejukkan dan lembut membawa hujan berkat, Allah adalah kasih. "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas" (Yakobus 1:17). Saat "angin utara" pencobaan yang dingin menerpa Anda, Allah adalah kasih. "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (Roma 8:28). Saat "angin barat" bertiup keras menerpa Anda dengan maksud menghukum, Allah adalah kasih. "Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya" (Ibrani 12:6). Saat "angin timur" mengancam akan menyapu semua yang Anda miliki, Allah adalah kasih. "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:19). Barangkali saat ini Anda sedang berkecil hati dan merasa putus asa. Apabila benar demikian kondisi yang Anda alami, ingatlah bahwa Allah tetap memelihara Anda. Sesuatu yang sedang Anda alami saat ini memang telah dikirim atau diizinkan terjadi oleh-Nya, demi kebaikan Anda. Ya benar sekali, ke arah mana pun angin bertiup, Allah adalah kasih --RWD TAK ADA PENDERITAAN YANG MENYUSAHKAN KITA JIKA KITA TAHU ALASAN ALLAH MENGIZINKANNYA HADIR

Kedamaian pikiran

KEDAMAIAN PIKIRAN Bacaan: Mazmur 23 NATS: Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mazmur 23:1) Dalam bukunya yang praktis, More Than Sparrows, Mary Welch menceritakan diskusinya tentang kekhawatiran dengan sekelompok remaja. Sekalipun mereka orang kristiani, mereka juga khawatir seperti orang-orang tidak percaya tentang hal-hal umum dalam hidup. Sambil mendengarkan mereka dengan penuh kasih, sebuah ide yang tak biasa terlintas di pikirannya, untuk memainkan sebuah permainan. Permainannya seperti ini: Daripada berkata, "Saya khawatir," kita harus berkata, "Tuhanlah Gembalaku." Lalu tambahkan, "Karena itu saya khawatir setengah mati!" Para murid menertawakan kemustahilan ide itu, tetapi mereka berjanji memainkan permainan "kedamaian-pikiran" yang baru ini. Beberapa waktu kemudian, Mary ditelepon seorang gadis yang merasa tak berdaya karena khawatir menghadapi ujian yang selalu ditakutinya. Ia berkata, "Permainan itu menolong saya memercayai Allah hari ini. Ketika saya tak dapat berbuat apa-apa karena merasa khawatir, saya ingat untuk berkata, 'Tuhan adalah gembalaku ... maka saya takut tidak lulus!' Tiba-tiba saya merasakan kedamaian pikiran yang sangat aneh. Saya menertawakan diri saya sendiri, lalu saya mengerjakan ujian itu -- dan saya lulus!" Mengatakan "Tuhan adalah gembalaku, karena itu saya khawatir setengah mati" lebih daripada sekadar sebuah permainan pikiran untuk menunjukkan kemustahilan rasa khawatir. Allah dapat menggunakan kontradiksi ini untuk membawa kita menuju kepercayaan yang lebih penuh di dalam Dia --JEY Mengapa khawatir kalau engkau dapat berdoa? Percayalah kepada Yesus, Penolongmu yang setia; Jangan ragu seperti Tomas, peganglah janji-Nya. Mengapa khawatir kalau engkau dapat berdoa? --Peterson KEKHAWATIRAN ADALAH BUNGA YANG ANDA BAYAR ATAS KESULITAN YANG DIPINJAMKAN KEPADA ANDA

Kamis, 18 April 2013

Fananya harta

FANANYA HARTA Bacaan: Yakobus 5:1-6 NATS: Jadi, sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah .... Kekayaanmu sudah busuk (Yakobus 5:1,2) Steve Wynn sangat beruntung. Tahun 1997, ia membeli sebuah lukisan karya Pablo Picasso senilai 47 juta dolar di balai lelang Christie. Belum sampai 10 tahun, ia bisa menjualnya lagi seharga 139 juta dolar. Tiga kali lipat! Transaksi itu bakal masuk rekor penjualan barang seni termahal di dunia. Sayangnya, saat lelang terjadi, Wynn berdiri di dekat lukisan itu dan tanpa sengaja menyenggolnya dengan sikutnya. Celaka! Lukisan itu robek sepanjang 15 cm, tepat di tengahnya. Batallah penjualan termahal itu! Dalam sekejap, 139 juta dolar menguap dari mata Wynn. Betapa fana harta kekayaan. Ia bisa menguap dalam sekejap. Itulah pesan yang disampaikan dalam Yakobus 5. Jika seseorang mengandalkan harta sebagai jaminan masa depan, ia perlu menangis dan meratap. Mengapa? Sebab kekayaan bisa tiba-tiba saja meninggalkannya. Rapuh. Kalaupun seumur hidup harta bisa terjaga, saat mati ia tak dapat dibawa pergi. Harta tak bisa dijadikan modal sukses di akhirat. Bahkan, kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita atas bagaimana cara kita mendapatkan dan mengelola harta di bumi. Menahan upah buruh, misalnya (ayat 4), adalah pelanggaran serius di mata Tuhan. Mencari harta dengan cara salah di dunia akan membuat kita melarat di akhirat! Setiap orang perlu harta, maka tidak salah jika kita mencari uang. Menjadi kaya pun tidak masalah. Namun, jangan jadikan harta segala-galanya, sehingga kita rela menindas sesama, menipu, atau berkelahi dengan saudara demi mendapatkannya. Sebaliknya, jadikanlah harta sebagai alat berkat. Alat untuk menyatakan kasih Allah dengan menolong sesama -JTI ALKITAB TIDAK MENENTANG KEMAKMURAN DIA HANYA MINTA AGAR KEMAKMURAN ITU DIBAGIKAN

Rabu, 17 April 2013

Ibadah penuh sukacita

IBADAH PENUH SUKACITA Bacaan: Efesus 6:5-9 NATS: Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! (Mazmur 100:2) Ketika saya masih kecil, semangat Ayah dalam berkebun tidak pernah menular ke saya. Selama beberapa kali musim panas, ia menanami kebun kecilnya di desa. Hal itu memberikan terapi fisik dan relaksasi baginya, serta satu meja penuh hasil kebun untuk keluarga dan teman-teman. Waktu itu, sebuah bajak yang didorong dengan tangan dipakai untuk menggemburkan dan membalik tanah. Oleh karenanya, melakukan pembajakan untuk pertama kali akan terasa sulit. Saya ingat ketika suatu hari membantu Ayah memasukkan alat pengolah tanahnya ke dalam kotaknya dan pergi bersamanya ke kebun. Begitu kami sampai, ia mempersiapkan alur pertamanya untuk dibajak, sementara saya mengambil keranjang makan siang dan memilih kursi yang nyaman di bawah naungan sebuah pohon apel. Saya sama sekali tidak curiga sewaktu memerhatikan Ayah mengikatkan tali pada kedua pegangan alat pengolah tanah itu dan membentuk tali kekang. Dan tidak lama kemudian seorang anak laki-laki yang ogah-ogahan, sudah berada di depan bajak. Ayah mendorong alat itu dan saya menariknya -- sambil mengomel. Alur demi alur dibajak -- terus-menerus. Alangkah sengsaranya saya menjalankan tugas itu! Kadang kala ketika diminta untuk melayani Tuhan dengan cara khusus, kita menerima permintaan itu dengan enggan. Namun, kita tetap melakukannya karena alasan kewajiban. Saat hal itu terjadi, kita perlu berdoa untuk mendapatkan kerelaan yang penuh semangat supaya kita dapat "beribadah kepada Tuhan dengan sukacita" (Mazmur 100:2) --PRV KERELAAN YANG PENUH SEMANGAT MENGUBAH PEKERJAAN YANG MEMBOSANKAN MENJADI PEKERJAAN YANG menyenangkan

Prioritas hidup

PRIORITAS HIDUP Bacaan: Matius 6:19-24 NATS: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33) Yang adalah salah satu aspek penting dalam hidup manusia. Bergulirnya aktivitas ekonomi yang menyertakan uang tak akan pernah habis. Bahkan, Benjamin Franklin mengeluarkan slogan "time is money", seakan-akan seluruh hidupnya hanya diprioritaskan dan ditujukan untuk mendapat uang. Bukankah dewasa ini ada banyak orang yang dibutakan oleh uang? Sebenarnya uang bukan sesuatu yang jahat. Hanya, kita perlu menjagai sikap hati kita terhadap uang. Itulah yang hendak Tuhan Yesus nyatakan kepada kita. Penumpukan harta yang tanpa tujuan sebenarnya justru akan membuat manusia khawatir. Atau, membuat manusia percaya pada diri sendiri secara berlebihan. Dan yang paling parah, membuat hidup manusia dikuasai oleh uang. Itulah inti perkataan Tuhan Yesus (ayat 24). Tuhan menegaskan bahwa di mana hati kita berada, di situlah prioritas hidup kita cenderung berada. Bila hati kita ada pada harta, maka seluruh waktu, pikiran, dan tenaga, kita konsentrasikan untuk mengumpulkan harta pula. Tuhan Yesus tidak mengecam orang kaya. Buktinya, Zakheus pun dipanggil menjadi murid-Nya (Lukas 19:5). Namun Tuhan ingin agar kita memprioritaskan hubungan dengan-Nya di tengah rutinitas mencari nafkah setiap hari. Ketika kita menjalankan aktivitas ekonomi sehari-hari, hendaknya kita tetap memancarkan kasih Tuhan. Dengan demikian, cara kita mencari uang pun akan dipengaruhi oleh sikap hati. Inilah kuncinya agar kita tidak terjerumus dalam sikap cinta uang, yang merupakan akar dari segala kejahatan di bumi ini. Mari melihat ke dalam diri. Apa prioritas hidup kita hari ini? -BL UANG MENJADI BERHARGA SAAT IA MENJADI HAMBA DAN BERBAHAYA SAAT MENJADI TUAN ATAS KITA

Naluri kawanan Domba

NALURI KAWANAN DOMBA Bacaan: Yohanes 10:14-30 NATS: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27) Di dekat Desa Gevas di bagian timur Turki, saat para gembala sedang sarapan, salah satu domba mereka terjun dari tebing setinggi empat belas meter dan mati. Lalu, saat para gembala itu masih terpana, domba-domba lainnya ikut terjun. Seluruhnya ada 1.500 domba yang tanpa berpikir panjang menjatuhkan diri ke jurang. Untunglah 1.000 domba yang terjun belakangan selamat karena tertopang oleh tumpukan bulu domba dari domba-domba yang meloncat lebih dulu. Menurut The Washington Post, 450 domba mati. Alkitab acap kali mengumpamakan manusia sebagai domba (Mazmur 100:3; Yesaya 53:6; Matius 9:36). Perhatian kita mudah teralih dan kita rawan terhadap pengaruh kelompok, sehingga kita lebih memilih mengikuti orang banyak daripada hikmat Sang Gembala. Saya gembira karena Alkitab juga menggambarkan domba secara positif. Yesus berkata, "Akulah gembala yang baik .... Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:14,27). Maka, pertanyaan besar bagi kita adalah: Siapakah yang kita ikuti? Orang lain? Gembala-gembala yang egois? Ataukah suara dan petunjuk Gembala Yang Baik? Tantangan kita adalah menghindari kesalahan domba yang secara membabi-buta mengikuti domba yang lain ke arah tebing. Kita harus bertanya kepada diri sendiri setiap hari: Apakah saya mendengarkan suara Gembala Yang Baik? Apakah saya mengikuti Dia? --MRD Penebus, bagai gembala Engkau memimpin kami, Dalam asuhan-Mu kami dijaga; Di padang rumput Engkau mengenyangkan kami, Kawanan domba yang Kaupelihara. --Thrupp IKUTILAH KRISTUS, JANGAN ORANG BANYAK

Selasa, 16 April 2013

Dua taman

DUA TAMAN Bacaan: Yohanes 18:1-11 NATS: Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu (Kejadian 2:8) Ada dua taman terkenal yang disebutkan dalam Alkitab. Kedua taman itu adalah Taman Eden dan Taman Getsemani. Allah menempatkan manusia pertama, Adam, di Taman Eden. Sedangkan Yesus masuk ke dalam Taman Getsemani untuk mengembalikan apa yang telah hilang dari manusia pertama. Adam pertama telah jatuh ke dalam dosa di taman itu; Adam terakhir memikul dosa yang dilakukan Adam pertama. Taman Eden memiliki pohon kehidupan yang dapat dinikmati selamanya andai saja manusia tidak merusak persekutuan yang terjalin dengan Allah. Taman Getsemani merupakan sebuah langkah menuju pohon kematian (Kisah 5:30; 1Petrus 2:24). Karena pelanggarannya, Adam kehilangan haknya atas pohon kehidupan itu dan pelanggarannya tersebut membawa kematian bagi seluruh umat manusia. Dia yang tergantung di kayu salib di Kalvari mengalahkan maut dan dengan kebangkitan-Nya yang agung Dia mengembalikan pohon kehidupan kepada semua orang percaya. Taman tempat Adam jatuh ke dalam dosa telah musnah dari bumi ini. Akan tetapi, akan tiba hari yang indah tatkala Dia yang telah menderita seorang diri di Getsemani akan mengembalikan semuanya itu. Kutukan akan diangkat dari muka bumi, beragam binatang akan menjadi jinak kembali (Yesaya 11:6-8), padang belantara akan sirna (Yesaya 35:6), bumi akan memberi hasil yang berkelimpahan (Amos 9:13), dan Yesus akan berada di bumi ini untuk memberkati umat-Nya secara pribadi (Wahyu 21:3). Apa yang terenggut dari Adam akan dikembalikan oleh Yesus --MRD ALLAH MEMBENTUK KITA; DOSA MERUSAK BENTUK KITA; KRISTUS MENGUBAH KITA

Jumat, 12 April 2013

Menyalibkan ego

MENYALIBKAN EGO Bacaan: 1Korintus 12:12-26 NATS: Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Galatia 2:19,20) Tahun 2003-2004, Real Madrid dari Spanyol adalah kesebelasan bertabur bintang. Dalam daftar 10 pemain terbaik yang dikeluarkan FIFA (organisasi sepakbola dunia), lima di antaranya adalah pemain Madrid: Zidane, Ronaldo, Figo, Carlos, dan Beckham. Pemain lokal mereka juga tidak kalah hebat, seperti Raul dan Salgado. Kiper mereka, Iker Casilas, adalah kiper terbaik kedua di dunia. Mereka dijuluki Los Galacticos, kesebelasan dari planet lain. Ironisnya, dalam kurun waktu itu Real Madrid justru mengalami kegagalan total. Tidak satu pun gelar mereka raih. Bahkan, di Liga Spanyol mereka hanya menduduki urutan keempat di bawah Valencia, Barcelona, dan Deportivo La Coruna. Banyak pengamat sepakbola menilai bahwa penyebab utama kegagalan Madrid adalah ego para pemain. Status bintang membuat mereka merasa hebat dan ingin menonjolkan diri. Padahal sepakbola adalah permainan tim. Dalam pelayanan, ego juga bisa menjadi batu sandungan dan sumber masalah; keinginan untuk dipuji, untuk menonjol atau tampil, merasa paling hebat, paling berjasa, dapat merugikan bagi semua. Padahal pelayanan kristiani adalah pelayanan kolektif. Kita tak dapat bekerja sendiri, dan selalu membutuhkan orang lain. Paulus mengumpamakan gereja sebagai tubuh dan anggota-anggotanya. Setiap anggota mempunyai fungsi dan tempat yang berbeda. Semuanya berharga; tidak ada yang lebih penting atau kurang penting. Oleh karena itu, faktor utama dalam melayani bersama adalah bagaimana kita menyalibkan ego pribadi dan mewujudkan Kristus dalam hidup kita -AYA SAAT KITA MELAYANI, APAKAH ORANG LAIN MELIHAT KRISTUS MELALUI KITA?

Kamis, 11 April 2013

Ular tersembunyi

ULAR TERSEMBUNYI Bacaan: 2Raja 20:12-21 NATS: Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian (Amsal 29:23) Ketika saya masih kecil, keluarga kami tinggal di daerah pertanian. Pada suatu musim semi, kami berhasil membunuh tiga belas ekor ular derik dalam waktu singkat. Membunuh ular berbisa adalah suatu hal yang mudah jika Anda tahu tempat ia berada dan sejauh mana jangkauan serangannya. Karena itulah, saya dan saudara-saudara saya tidak pernah merasa khawatir dengan ular-ular yang dapat kami lihat. Akan tetapi, kami akan sangat khawatir kalau-kalau menginjak ular berbisa yang kehadirannya tidak terlihat oleh kami. Raja Hizkia "digigit" oleh sebuah godaan yang terselubung, bukan digoda oleh Iblis yang besar dan tampak jelas. Hal tersebut terjadi karena ia membiarkan sikap sombong dan mengandalkan diri sendiri menghancurkan kariernya. Ia seharusnya percaya kepada Tuhan yang akan memberinya perlindungan dari para musuh. Akan tetapi, ia malah mencari perlindungan melalui suatu persekutuan dengan bangsa yang menyembah berhala (2Tawarikh 32:25,31). Sayang sekali raja yang baik itu justru menodai pemerintahannya dengan dosa ini. Kita patut waspada agar tidak membiarkan kesombongan bertakhta di hati kita sehingga kita, seperti Hizkia, menyerah terhadap tipu muslihat musuh. Mungkin kita dipersiapkan untuk melawan ajakan dosa yang tampak jelas dan dapat menodai nama kita, tetapi bisa jadi kita tidak siap menghadapi godaan kehidupan yang "cerdik". Waspadalah terhadap "ular derik yang tersembunyi". Ular-ular seperti itu justru yang paling membahayakan! --HVL JIKA ANDA INGIN MENAKLUKKAN GODAAN IZINKAN KRISTUS MENAKLUKKAN ANDA LEBIH DULU

Rabu, 10 April 2013

Dewasa dalam kristus

DEWASA DALAM KRISTUS Bacaan: 1Korintus 3:1-9 NATS: ... supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir (1Korintus 1:10) Pengalaman hidup menyaksikan bahwa di mana-mana terjadi perselisihan; baik di rumah tangga, di kantor, apalagi di dunia politik. Termasuk juga di tempat yang seharusnya terjadi "damai sejahtera", yakni di dalam gereja. Bahkan di tempat yang terakhir ini, terkadang perselisihan sulit didamaikan atau diselesaikan. Kita belajar dari Paulus tentang hal ini. Menurutnya, perselisihan atau perpecahan menunjukkan ketidakdewasaan dalam Kristus (ayat 1), sebab manusia duniawi masih mengemuka di situ (ayat 3). Apabila seseorang masih hidup dengan lebih mengutamakan keakuannya dan tidak mengusahakan hidup yang rohani, maka hidupnya masih dapat diliputi oleh keirihatian dan perselisihan (ayat 4). Untuk menyelesaikan perselisihan atau perpecahan, kedua pihak mesti berusaha hidup secara "rohani" dengan bercermin pada kehidupan Yesus Kristus; baik dalam perkataan, perasaan, pikiran, maupun tindakan. Selebihnya, Paulus menasihati jemaat di Korintus (ayat 7,8), juga kita, agar dalam hidup bersekutu kita berusaha untuk selalu seia sekata, serta sehati sepikir. Dengan hati yang sama-sama rindu dan sepakat untuk memiliki hidup yang rohani, anak-anak Tuhan akan lebih erat dan bersatu, sehingga tidak terjadi perselisihan. Perselisihan kerap kali terjadi karena ego manusia hendak saling mengemuka. Padahal bila direnungkan, siapakah kita, sehingga ada keangkuhan di antara saudara? Bahkan Yesus Kristus yang adalah Tuhan, menjadi teladan bagi kita dengan rela menanggalkan ego-Nya, dan turun menjadi manusia untuk mati secara nista di kayu salib. Sebab itu, untuk menghindari perselisihan, landasi segala sesuatu dengan kasih-ENO SERIBU TEMAN TERASA KURANG SETENGAH MUSUH TERASA LEBIH!

Bersaing atau bergabung

BERSAING ATAU BERGABUNG Bacaan: Rut 4:13-22 NATS: [Rut] melahirkan seorang anak laki-laki.... Mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud (Rut 4:13,17) Saat berjalan-jalan di kampus suatu hari, seorang profesor seminari berpapasan dengan seorang penjaga kampus yang sedang membaca Alkitab pada jam makan siang. Sang profesor bertanya apa yang sedang dibacanya. "Kitab Wahyu," kata sang penjaga. "Saya yakin Anda tidak memahaminya," kata sang profesor dengan sombong. "Saya paham, kok," jawabnya. "Arti kitab Wahyu adalah Yesus menang." Saat menghadapi tantangan hidup, sangatlah penting untuk mengingat bahwa pada akhirnya Allah selalu menang! Dan, karena segala rencana-Nya selalu berada di jalur kemenangan, maka jauh lebih bijaksana jika kita bergabung dengan kehendak-Nya daripada bersaing dengannya. Dalam kisah Rut, lewat tuntunan Allah, Boas menyelamatkan Rut dan Naomi dari kemiskinan dan rasa malu karena tidak memiliki keturunan. Rut bisa saja menjadi pedih hati karena berstatus sebagai janda muda, dan Boas bisa saja berpikir bahwa sebagai orang asing, Rut tidak layak diperhatikan. Namun, mereka menyadari campur tangan Allah di dalam situasi mereka dan bergabung dengan rencana-Nya untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan Rut. Bagian yang terbaik adalah kisah mereka tidak berakhir seperti itu saja. Keselamatan bagi dunia akan datang melalui keturunan-keturunan mereka -- pertama-tama Daud dan kemudian Yesus (Matius 1:5-16). Kita dapat bersaing dengan rencana Allah dan mengejar rencana kita sendiri. Atau, kita dapat bergabung dengan rencana Allah dan berada di pihak yang menang. Pilihan ada di tangan kita --JMS Jangan pilih jalan yang tak diberkati Allah Sebab kegagalan akan datang dengan pasti; Pilihlah jalan-Nya yang berkemenangan Dan rencana-Nya yang tak tertandingi. --D. De Haan RENCANA-RENCANA ALLAH SELALU MENGARAH PADA KEMENANGAN

Selasa, 09 April 2013

Firman yang meyakinkan

FIRMAN YANG MEYAKINKAN Bacaan: Markus 2:1-12 NATS: Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, "Hai anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni!" (Markus 2:5) Seorang koboi muda yang tidak mengenal Allah bepergian ke San Francisco dan hidup berfoya-foya di sana. Ia menghamburkan uang yang ia peroleh dari bekerja keras di peternakan selama ini. Suatu malam ia berjalan terhuyung-huyung masuk ke kamar hotelnya dan tidur hingga larut malam keesokan harinya. Sewaktu bangun, ia melihat sebuah buku mungil di meja kecil samping tempat tidurnya. Lalu ia mengambilnya. Ternyata itu Injil Markus. Karena merasa jijik, ia melemparkannya ke lantai. Malamnya, buku itu kembali tergeletak di samping tempat tidurnya. Ketika melihat kitab tersebut berada di tempat yang sama pada hari yang ketiga, ia kemudian memutuskan untuk membacanya. Ia menjadi sangat tertarik pada kitab itu sehingga tidak ingin meletakkannya. Di kemudian hari ia bersaksi, "Saya belajar bahwa Anak Allah berkata kepada seorang yang lumpuh, ‘Dosa-dosamu sudah diampuni!’, dan memuji seorang janda miskin yang mempersembahkan dua peser terakhirnya. Saya terkesan ketika Yesus memeluk anak-anak kecil dan memberkati mereka. Lalu, meski diperlakukan dengan sangat tidak adil, Dia rela untuk disalibkan demi menyelamatkan orang berdosa. Saat membaca alasan kematian-Nya, saya melihat kesalahan saya sendiri dan merasakan damai sejahtera dengan memercayainya." Sejak hari itu, koboi itu pun berubah dan selama bertahun-tahun ia membagikan banyak eksemplar Injil Markus kepada orang lain. Kita pun harus menjangkau sebanyak mungkin orang dengan firman Tuhan yang meyakinkan itu. Injil itu sungguh penuh kuasa --HGB INJIL DIBERITAKAN UNTUK MENGHANCURKAN HATI YANG KERAS DAN UNTUK MENYEMBUHKAN HATI YANG HANCUR

Indahnya persatuan

INDAHNYA PERSATUAN Bacaan: Filipi 2:1-11 NATS: Karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan (Filipi 2:1) Sekelompok kuda liar tengah merumput di padang belantara. Tiba-tiba muncul seekor harimau yang sedang mencari mangsa. Serentak kuda-kuda itu melindungi diri dengan cara berdiri saling berhadapan membentuk lingkaran. Harimau pun tidak berani mendekat, karena takut kena tendang. Namun dengan tipu muslihatnya ia berkata, "Sungguh barisan yang bagus. Boleh aku tahu kuda pintar mana yang mencetuskan ide ini?" Kuda-kuda itu pun termakan hasutan. Mereka berdebat siapa yang pertama mencetuskan ide tadi. Karena tak ada kata sepakat, akhirnya mereka tercerai-berai. Harimau pun dengan mudah memangsa mereka. Persatuan sangat penting. Tanpa persatuan sebuah komunitas atau kelompok akan rapuh, maka persatuan harus diperjuangkan. Begitu juga dalam gereja. Paulus menasihati jemaat di Filipi supaya bersatu. Dasar persatuan kristiani adalah Kristus. Jadi setiap orang dalam jemaat hendaknya meneladani Kristus (ayat 5): 1. Walaupun dalam rupa Allah, tetapi tidak menganggap kesetaraan-Nya itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6) -- Tidak sombong atau merasa paling hebat. 2. Telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba (ayat 7a) -- Memiliki semangat memberi; bukan hanya mau menerima. 3. Menjadi sama dengan manusia (ayat 7b) -- Berempati terhadap sesama; tidak lekas menghakimi atau menuduh, tetapi berusaha menempatkan diri pada posisi orang lain untuk mengerti dan memahami. Saat jemaat sepakat untuk bersatu, iblis pun gentar! -AYA SEPULUH LIDI YANG DIIKAT MENJADI SATU LEBIH KOKOH DIBANDING SERIBU LIDI YANG TERCERAI BERAI -- PEPATAH CINA

Senin, 08 April 2013

Kenangan dosa masa lalu

KENANGAN DOSA MASA LALU Bacaan: Kejadian 45:1-13 NATS: Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu (Kejadian 45:5) Ketika Yusuf membuka identitasnya kepada saudara-saudaranya yang telah menjualnya menjadi budak, mereka tak mampu berkata apa-apa, "takut dan gemetar menghadapi dia" (Kejadian 45:3). Rasa takut dan rasa bersalah segera mengingatkan pada tindakan mereka yang menyakiti hati ayah mereka yang sudah tua, juga adik mereka. Yusuf yang dapat menerka isi hati mereka, segera meyakinkan mereka kembali sebelum benih menyalahkan diri sendiri berakar di dalam diri mereka. Ia berkata, "Sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini" (ayat 5). Yusuf sadar bahwa Allah memakai berbagai ujian kehidupan yang ia alami untuk mendatangkan kebaikan bagi banyak orang. Ketika berbuat dosa dan menyakiti sesama, kita berada dalam posisi yang sama dengan saudara-saudara Yusuf. Pada saat itulah Roh Kudus mengingatkan kita pada harga yang telah Yesus bayar secara lunas di atas kayu salib untuk menebus segala pelanggaran kita. Dia berkata, "Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri." Apabila setelah mengaku dosa di hadapan Allah, Anda masih cenderung menyalahkan diri sendiri, renungkan apa yang sedang Anda lakukan. Anda sedang terus-menerus menghidupkan kenangan akan dosa-dosa Anda karena marah pada diri sendiri. Untuk mengatasinya, pusatkan perhatian pada Sang Juru Selamat, bukan pada dosa Anda. Renungkan apa yang telah dilakukan-Nya, bukan apa yang telah Anda lakukan. Karena Yesus telah mengampuni dosa Anda, maka Anda dapat benar-benar "melupakan" dosa Anda --DJD ALLAH TIDAK MENGHENDAKI ANAK-ANAK-NYA MENANGGUNG BEBAN RASA BERSALAH

Tidak penting

TIDAK PENTING? Bacaan: 1Korintus 12:12-31 NATS: Dari Dialah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dir (Efesus 4:16) Ada tiga tulang sangat kecil pada telinga kita yang mungkin kelihatannya tidak penting benar, tetapi tanpa malleus, stapes, dan incus, kita tidak dapat mendengar. Rambut hidung pun kelihatannya tidak penting, tetapi tanpa rambut pemberian Allah ini, pernapasan kita pasti terganggu. Barangkali kebanyakan dari kita juga tidak pernah memikirkan tentang air liur, namun tanpanya, kita akan tercekik setiap kali makan. Organ-organ semacam itu kurang lebih mewakili anggota tubuh Kristus yang oleh Paulus disebut sebagai anggota yang tampaknya paling lemah, yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, dan yang tidak elok (1 Korintus 12:22-23). Paulus dengan hati-hati tidak menyebut anggota itu "lemah", melainkan "tampaknya paling lemah". Artinya, kelemahan itu dilihat dari perspektif manusia. Manusialah yang kadang memilah antara pelayanan yang "penting" dan yang "kurang penting". Sebaliknya, di mata Tuhan, setiap anggota penting (ayat 18). Tubuh Kristus akan sehat jika setiap anggota berfungsi dengan semestinya. Memang ada orang yang dikaruniai sepuluh talenta, ada yang lima talenta, dan ada yang satu talenta, namun pada akhirnya kesetiaan masing-masing orang dalam mengelola dan mengembangkan talenta itulah yang akan diperhitungkan Tuhan. Jadi, entah kita berdiri di depan mimbar, entah kita menyokong dari balik layar, yang dituntut dari kita masing-masing adalah kesetiaan. Kita melayani bukan untuk mencari penghormatan, melainkan untuk menghormati Allah, menjadi berkat buat gereja-Nya, dan menjadi kesaksian bagi dunia -ARS SETIAP ANGGOTA TUBUH KRISTUS ADALAH PELAYAN

Selamat hari natal

SELAMAT HARI NATAL! Bacaan: Yohanes 3:13-18 NATS: Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25) Saat berjalan memasuki gereja pada pagi Paskah tahun yang lalu, saya berpapasan dengan seorang teman saya dan menyapanya, "Selamat Natal!" Namun, setelah menyadari kesalahan saya, saya segera mengoreksi diri sendiri. "Maksud saya, Selamat Paskah!" "Kita tidak dapat merayakan yang satu tanpa merayakan yang lainnya," jawabnya dengan tersenyum. Benar sekali! Tanpa Natal, tidak akan ada Paskah. Dan tanpa kebangkitan, hari ini hanyalah hari biasa. Bahkan, bisa jadi kita tidak akan berada di gereja. Natal dan Paskah merupakan perayaan yang paling menggembirakan bagi umat kristiani. Pada hari Natal, kita merayakan penjelmaan Allah (Allah mengambil rupa manusia dan datang ke dunia). "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ..." (Yohanes 3:16). Pada hari Paskah, kita merayakan kebangkitan Yesus. "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit," kata malaikat (Lukas 24:6). Sejak awal zaman, kedua hari ini berhubungan erat dalam rencana besar Bapa. Yesus lahir untuk mati bagi dosa-dosa kita dan untuk mengalahkan maut agar kita dapat hidup. Manakah yang lebih penting? Natal -- kelahiran bayi Yesus? Atau Paskah -- kematian dan kebangkitan Anak Allah? Keduanya sangat penting -- dan dua-duanya merupakan bukti nyata kasih Bapa bagi kita. Selamat Natal! Dan Selamat Paskah! --CHK Yesus Penebus meninggalkan surga, Datang ke dunia melayani dengan cinta; Dilepas-Nya kemuliaan, didatangi-Nya kita, Membawa keselamatan melalui iman dalam nama-Nya. --Hess NATAL DAN PASKAH MERUPAKAN DUA BAB DARI BUKU YANG SAMA

Minggu, 07 April 2013

Bertahan Hidup

BERTAHAN HIDUP Bacaan: Filipi 3:1-11 NATS: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21) Isaac Asimov menceritakan kisah penyeberangan di laut yang berombak besar. Selama penyeberangan, Pak Jones mabuk laut. Di saat yang sulit itu seorang pelayan yang ramah menepuk pundak Pak Jones sambil berkata, "Pak, kondisi seperti ini memang mengerikan. Tetapi ingatlah, tak pernah ada orang yang mati karena mabuk laut." Pak Jones mengangkat wajahnya yang pucat pasi, memandang pelayan yang penuh perhatian itu, "Nak, jangan berkata begitu! Justru pengharapan yang indah akan kematianlah yang membuat saya bertahan hidup." Perkataan Pak Jones ini bukanlah sekadar ironi. Kata-katanya itu menggemakan perkataan Paulus kepada jemaat di Filipi. Ia mengatakan bahwa pengharapan yang indah akan kematianlah yang membuatnya terus bertahan (1:21). Namun demikian, ia tidak mencari pembebasan dari penderitaannya. Pengharapan Paulus berakar di dalam Kristus, yang telah mati di kayu salib bagi para pendosa, yang bangkit dari kubur pada pagi Paskah pertama, yang hidup di surga, dan yang suatu hari kelak akan membawa pulang Paulus ke hadirat-Nya. Namun, bagaimana pengharapan untuk melihat Kristus, entah setelah kematian atau ketika Dia datang kembali, dapat membuat Paulus bertahan hidup? Pengharapan itu memberi makna pada setiap momen kehidupannya. Pengharapan itu memberinya alasan untuk hidup bagi Kristus. Itu juga memberinya semangat untuk memerhatikan sesama yang membutuhkan dorongannya. Paulus mengenal Kristus sebagai kehidupannya. Ya Bapa, terima kasih atas Kristus yang telah bangkit. Dialah yang menjadi alasan bagi kami untuk hidup --MRD MEREKA YANG SIAP UNTUK MATI ADALAH MEREKA YANG SANGAT SIAP UNTUK HIDUP

Sebuah ilustrasi

SEBUAH ILUSTRASI Bacaan: 2Korintus 3:1-18 NATS: Karena telah ternyata bahwa kamulah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh (2Korintus 3:3) Dalam sebuah khotbah, ilustrasi merupakan hal yang sangat penting agar pesan firman Tuhan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas. Tanpa ilustrasi, khotbah yang bagus sekalipun kerap kali sukar dipahami. Rektor sebuah sekolah tinggi teologi mengatakan bahwa ilustrasi bagaikan jendela yang menerangi isi seluruh rumah. Bahkan ia menyebutkan bahwa ilustrasi yang baik akan membantu keberhasilan sebuah pewartaan firman hingga sebesar 40%. Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang buruk. Walaupun mereka sudah percaya kepada Yesus, namun kehidupan mereka belum mencerminkan ajaran Kristus yang sesungguhnya. Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus bahwa mereka adalah surat Kristus (ayat 3). Ini berarti bahwa ketika surat itu dibaca, maka ia harus mencerminkan Kristus yang sesungguhnya. Kristus harus tampak secara jelas dan bukan samar-samar melalui kehidupan nyata setiap hari. Gypsy Smith, seorang penginjil besar di zamannya, mengajarkan bahwa sebenarnya ada lima Injil. Ketika mengucapkan kalimat terakhir, para pendengarnya memprotes dalam hati. Namun belum sempat memprotes, ia menjelaskan sambil menyebutkan masing-masing Injil yang dimaksud. Menurutnya, Injil itu terdiri dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan yang kelima adalah orang kristiani itu sendiri. Kekristenan dan ajarannya sesungguhnya sangat menarik. Namun, yang terkadang membuatnya kurang menarik adalah orang-orang kristiani yang mengilustrasikannya. Sungguh sayang bila ini terus terjadi. Dunia menanti ilustrasi nyata. Mari minta Roh Kudus menolong kita untuk menunjukkannya dengan baik (ayat 18) -MZ HIDUP ANDA MEMBAWA ILUSTRASI NYATA DARI FIRMAN DAN AJARAN KRISTUS

Ditulis dengan darah

DITULIS DENGAN DARAH Bacaan: Galatia 6:11-18 NATS: Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus (Galatia 6:14) Di tengah puing-puing tabrakan kereta Metro-link, petugas pemadam kebakaran dari Stasiun 27 Los Angeles menemukan sebuah pesan yang membuat mereka berlinang air mata. Seorang yang selamat dari tabrakan itu, karena berpikir akan meninggal, menggunakan darahnya sendiri untuk menulis pada bangku di depannya bahwa ia mencintai istri dan anak-anaknya. Biasanya kita mengatakan "ditulis dengan darah" dalam makna yang kurang harfiah. Hal itu biasanya menunjukkan kesediaan untuk menjamin kata-kata yang kita ucapkan dengan hidup kita. Saat mengakhiri suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus seakan-akan menuliskan ceritanya dengan darah. Ia menulis pesan kasih dan anugerah yang akan membangkitkan amarah para pemimpin agama lainnya. Ia tahu bahwa ia akan dibenci karena menghormati kematian Kristus melebihi ritual dan hukum moral Israel. Ia akan dihukum karena mengajarkan bahwa kematian dan kebangkitan Kristus itu lebih penting daripada hukum sunat yang mewakili seluruh cara hidup berdasarkan Hukum Taurat. Penderitaan Paulus bagi Kristus secara harfiah mencakup pencurahan darahnya sendiri (2Korintus 11:23-25). Paulus tidak mau "bermain aman". Ia tahu bahwa penyaliban Yesus merupakan pusat sejarah. Paulus menaruh hidupnya sendiri di garis depan, dengan memberitakan hati Allah yang tak dapat dilukiskan, yang memberikan Putra-Nya untuk mengungkapkan kata-kata kasih yang utama, yang ditulis dengan darah di kayu salib --MRD Bapa menulis kalimat ini Di atas salib penuh aib cela, Dengan tinta darah, pena surgawi, "Dalam nama Yesus diampuni." --Bosch UNTUK MENUNJUKKAN KASIH-NYA, YESUS MATI BAGI SAYA UNTUK MENUNJUKKAN KASIH SAYA, SAYA HARUS HIDUP BAGI DIA!

Sabtu, 06 April 2013

kesaksian kaum ibu karena juara 3 perlombaan paska sejawa barat

inilah kaum ibu bersaksi karena mendapatkan juara 3 lomba paskah sejawa barat.. congratulation

Mereka Menolak-ku

"MEREKA MENOLAK-KU!" Bacaan: Matius 11:20-30 NATS: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28).. Seorang wanita terjebak di lantai atas dari sebuah bangunan yang terbakar. Api dan asap memenuhi semua jalan keluar. Ketika petugas pemadam kebakaran datang, salah seorang dari mereka menaiki tangga menuju jendela tempat wanita itu berteriak minta tolong. Dengan tangan terjulur, petugas itu menawarkan pertolongan kepadanya. Namun, ketika wanita itu memandang ke bawah dan melihat betapa tingginya tempat itu dari atas tanah, ia menjadi panik dan kembali ke dalam ruangan. Petugas tersebut meminta wanita itu untuk memercayainya demi keselamatannya sendiri, tetapi permintaan itu tidak dipedulikan. Di tengah ketakutan yang bodoh itu ia justru menjauhi uluran tangan petugas tersebut. Akhirnya, setelah usaha petugas itu tak berhasil sampai ia dipaksa turun, dengan berurai air mata ia berkata, "Saya sudah berusaha melakukan apa saja untuk menyelamatkannya, tetapi ia menolak saya!" Perkataan itu membuat saya berpikir tentang bahaya rohani yang menghadang begitu banyak manusia. Yesus sangat rindu untuk mengampuni dosa-dosa mereka, tetapi mereka ngotot menolak keselamatan yang ditawarkan-Nya. Dengan menolak memercayai-Nya, mereka sama seperti wanita yang mati sia-sia di tengah nyala api tadi, meski sesungguhnya ia dapat meloloskan diri. Sahabat, percayalah kepada Tuhan Yesus sekarang juga! Dia mengundang Anda untuk datang kepada-Nya (Matius 11:28). Jangan menjadi orang yang kepadanya Tuhan terpaksa berkata, "Aku sudah berusaha melakukan apa saja untuk menyelamatkannya, tetapi ia menolak-Ku!" --RWD IMAN ADALAH TANGAN YANG MENERIMA HADIAH DARI ALLAH

Melayani sampai akhir

MELAYANI SAMPAI AKHIR Bacaan: 1Petrus 4:7-11 NATS: Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1Petrus 4:10) Petrus memang bukan Paulus. Ia hanya menulis sebagian kecil dari Perjanjian Baru. Akan tetapi surat-suratnya sangat penting karena ditujukan bagi semua gereja yang saat itu sudah "mengglobal", jadi pasti baik juga bagi kita sekarang. Ia membuka perikop kita dengan nada serius, "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat." Saya yakin ia ingat benar jawaban Yesus dalam Kisah Para Rasul 1: 7,8; yakni bahwa kita tak perlu membuang banyak waktu dan energi untuk mendugaduga kapan akhir zaman itu. Itu bukan urusan kita. Namun karena saat itu tidak diketahui kapan datangnya, hendaknya kita memulai hidup setiap hari dengan bersiap sedia. Mungkin hari ini Dia akan datang kembali. Jika malam tiba dan Dia belum juga datang, berdoalah agar ketika Dia datang kita tetap dan selalu siap! Selanjutnya, Petrus meminta agar dalam menanti kedatangan-Nya, masing-masing kita terus melayani Tuhan dengan cara melayani sesama (Matius 25:40). Kita tak boleh berdalih tak dapat melayani karena kita sudah diberi karunia. Walaupun demikian kita tak boleh memaksakan diri untuk melayani pada bidang yang tidak sesuai karunia atau dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Kita diberi karunia, bukan untuk dipendam atau disembunyikan (Matius 25:24-30). Sebaliknya, karunia itu harus dimanfaatkan selagi kita masih dapat berjuang untuk memberikan pertanggung-jawaban yang baik kepada sang Pemberi karunia. Perhatikan juga anak kalimat kecil yang terus diulang Petrus: layanilah "seorang akan yang lain." Selamat melayani; banyak orang menanti pelayanan Anda! -CC JIKA ANDA TAK MAU MELAYANI, GEREJA MENJADI "LEBIH MISKIN" SEBAB ADA LOWONGAN YANG TAK DAPAT DIISI OLEH YANG LAIN

Pemisah yang agung

PEMISAH YANG AGUNG Bacaan: Lukas 23:33-43 NATS: Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ (Lukas 23:33) Saat Yesus mati di kayu salib, Dia membayar dosa umat manusia. Namun, hanya orang yang percaya kepada-Nya yang dapat menerima anugerah kasih-Nya. Pengurbanan Kristus itu cukup bagi semua orang, tetapi hanya bermanfaat bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Ketika Yesus tergantung di kayu salib, ada dua penjahat yang disalibkan di samping-Nya. Salah satunya kini di tempat orang terhilang -- kebinasaannya di neraka telah ditetapkan selamanya. Penjahat lainnya kini bersama Kristus -- tempatnya di surga, terjamin selamanya. Sikap mereka yang saling bertolak belakang terhadap Pribadi yang tergantung di salib tengah, menyebabkan perbedaan itu. Salah satu penjahat mencerca Tuhan dengan sikap tidak percaya. Adapun penjahat lainnya berseru di dalam iman, "Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Lukas 23:42). Yesus menjawabnya, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (ayat 43). Kita semua diwakili oleh salah satu dari kedua penjahat itu. Kita dapat percaya kepada Kristus atau menolak Dia. Kekekalan kita di masa mendatang tergantung pada keputusan kita. Yesus berkata tentang diri-Nya, "Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman" (Yohanes 3:18). Di Jumat Agung ini, bersyukurlah kepada Yesus yang membayar dosa. Jika Anda belum percaya kepada-Nya, percayalah hari ini juga! Dengan mati disalib, Yesus menjadi Pemisah Agung --RWD Kita mungkin tak tahu, kita tak dapat menceritakan Sakit yang harus dirasakan-Nya; Tetapi kita percaya Dia melakukan-Nya Di salib bagi kita, menderita di sana. --Alexander PADA SALIB KALVARI KITA BERDIRI DI PERSIMPANGAN JALAN MENUJU SURGA ATAU NERAKA