Sabtu, 27 Juli 2013
Penghapus
Jumat, 26 Juli 2013
perawatan kuku gajah
malam
Kamis, 25 Juli 2013
Makin tua, makin dewasa
hati megan
Rabu, 24 Juli 2013
pengumpul sampah
Selasa, 23 Juli 2013
menyenangkan orang banyak
Senin, 22 Juli 2013
tiram yang terluka
Minggu, 21 Juli 2013
Jalan-nya
dikenal di surga
Sabtu, 20 Juli 2013
sisi terjauh dunia
monumen yang dapat hidup
perjamuan suci di bulan
Jumat, 19 Juli 2013
cara yang misterius
Rabu, 17 Juli 2013
saat berbelas kasih
Jumat, 12 Juli 2013
Dia ingin
Mulai dari akhir
Kamis, 11 Juli 2013
Kampanye perdamaian
KAMPANYE PERDAMAIAN Bacaan: Lukas 19:1-10 NATS: Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10) Dalam buku karya Craig Nelson, The First Heroes, kita akan membaca tentang para penyerang Doolittle yang melancarkan serangan balasan besar pertamanya di garis depan Pasifik semasa Perang Dunia II. Tidak semua "penyerang" berhasil kembali dari misi pengeboman mereka. Jacob DeShazer adalah salah seorang di antara mereka yang ditangkap dan ditawan di kamp tahanan perang yang keadaannya sulit dan menyedihkan. Di kemudian hari setelah perang usai, DeShazer kembali ke Jepang. Akan tetapi, ia tidak kembali untuk membalas dendam. Ia telah menerima Yesus sebagai Juru Selamat, karena itu ia kembali ke Jepang dengan membawa kabar baik tentang Kristus. Seorang mantan prajurit yang dulu pernah mengampanyekan perang, kini mengampanyekan perdamaian. Misi DeShazer ke Jepang mencerminkan hati Sang Juru Selamat, yang datang sendiri untuk misi kasih dan perdamaian. Lukas mengingatkan kita bahwa kedatangan Kristus ke dalam dunia tidak hanya untuk menjadi teladan moral atau guru yang memberi kesan mendalam. Dia datang "untuk mencari dan menyelamatkan" yang hilang (19:10). Kasih-Nya kepada kita diungkapkan di kayu salib, dan penyelamatan-Nya bagi kita diwujudnyatakan pada saat Dia muncul dari kubur dengan penuh kemenangan dalam kehidupan yang dibangkitkan. Di dalam Kristus kita menemukan pengampunan, dan pengampunan akan mengubah hidup serta kekekalan kita. Semuanya itu terjadi karena Yesus datang untuk mengampanyekan perdamaian --WEC KITA DAPAT MENDATANGI SESAMA KITA KARENA YESUS LEBIH DULU MENDATANGI KITA
Perhatikan saja
Rabu, 05 Juni 2013
SESUATU BAGI JIWA
SESUATU BAGI JIWA Bacaan: Mazmur 119:9-16 NATS: Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu (Mazmur 119:11) Dengan banyak anekdot dan kisah, buku berseri Chicken Soup for the Soul menjadi buku laris dalam waktu singkat. Itu tidak mengherankan. Sebuah judul yang memuat kata "chicken soup" itu membuat kita terkenang pada masa kanak-kanak, hidung mampet, dan tenggorokan yang gatal -- masa ketika hanya selimut hangat dan nasi sup ayam ibu yang hangat mampu membawa kelegaan. Kini bukti ilmiah menunjukkan bahwa seorang ibu memang sangat cerdas. Sup ayam sangat bermanfaat untuk memerangi flu. Itu juga menjadi salah satu makanan yang digambarkan sebagai "makanan yang menghibur". Pada saat bukan tubuh melainkan hati saya yang sedang terluka, saya rindu memperoleh penghiburan dari firman Allah: firman yang menenangkan seperti, "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu" (1Petrus 5:7); firman yang meneguhkan bahwa tidak ada yang dapat "memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Roma 8:38,39). Alkitab -- buku terlaris sepanjang masa -- dipenuhi janji-janji, pengingat, tantangan, dan pengetahuan tentang Allah. Saat Anda merasa putus asa, cobalah satu sendok makan besar firman Allah. Membaca Alkitab setiap waktu (atau lebih baik lagi, dengan menyimpan isi Kitab Suci di dalam hati Anda), jauh lebih berkuasa daripada semangkuk sup ayam ibu. Itulah yang akan menghangatkan dan mulai memulihkan hati Anda --CHK Firman Allah itu penyembuh, penghibur, kekuatan, Yang memenuhi kebutuhan hatimu, memberi makan jiwamu; Alih-alih menghabiskan seluruh sumber daya yang kautemukan, Kecaplah kebaikan Tuhan yang menjadikanmu utuh. --Hess JIKA ANDA MENGISI HATI DENGAN FIRMAN ALLAH, DIA AKAN MEMBERIKAN KESEHATAN ROHANI BAGI JIWA ANDA
Selasa, 04 Juni 2013
BANGKITNYA SANG RAJA
BANGKITNYA SANG RAJA Bacaan: Yohanes 14:1-6 NATS: Sesaat lagi dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup (Yohanes 14:19) Kita mengagumi siapa pun yang bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dan kekalahan. Pada tahun 2001, majalah Sports Illustrated menampilkan sebuah artikel tentang kebangkitan-kebangkitan terbesar sepanjang masa. Yang mengejutkan, mereka menempatkan kebangkitan Kristus di urutan pertama. Di situ ditulis, "Yesus Kristus, pada tahun 33 Masehi menghadapi para kritikus dan membuat orang-orang Romawi tercengang dengan kebangkitan-Nya." Betapa bijaksananya perkataan itu! Dalam daftar mana pun tentang kebangkitan-kebangkitan dalam sejarah, kemenangan Kristus atas kematian memang pantas mendapat tempat yang utama. Sesungguhnya, kebangkitan-Nya masuk dalam golongan yang melampaui kebangkitan lainnya. Pada akhirnya, kematian akan menang atas kehidupan. Saat seseorang meninggal, ia tidak mungkin hidup lagi -- setidaknya tidak di dunia ini. Namun, tidak demikian dengan Yesus. Dia telah berjanji kepada para murid bahwa setelah disalibkan oleh musuh-musuh-Nya, Dia akan bangkit -- menang atas kematian. Matius mencatat hal ini dalam injilnya, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan ... lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga" (16:21). Dan, memang itulah yang terjadi pada Juru Selamat kita. Kebangkitan Yesus Kristus meyakinkan kita bahwa dengan iman di dalam Dia, kita pun akan hidup kembali ketika kita dibangkitkan dari kubur (Yohanes 11:25,26) --VCG Ketika Yesus mati di salib yang keji, Mereka yang berdiri menonton mengira, "Ini sudah berakhir"; Namun, dapatlah perkataan-Nya kita percayai: "Jika engkau percaya kepada-Ku, engkau tidak akan mati." --Hess KUBUR KOSONG ADALAH DASAR IMAN KITA
INJIL YANG MAHAL
INJIL YANG MAHAL Bacaan: Filipi 1:19-30 NATS: Kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia (Filipi 1:29) Pada sebuah perjalanan untuk mengajar ke sebuah institut Alkitab di luar negeri, saya dan rekan merasa sedih saat mendengar tentang undang-undang di parlemen yang berusaha "mengilegalkan" gereja injili. Kami membagikan ketakutan kami kepada para mahasiswa di sana, yaitu bahwa sekalipun kami telah datang untuk melatih sebuah generasi pendeta, kami mungkin sebaliknya akan menyaksikan sebuah gelombang penganiayaan yang baru. Kami kemudian bersatu di dalam doa dan penyembahan kepada Allah mengenai hal itu. Setelah selesai berdoa bersama, salah seorang mahasiswa di situ berkata kepada saya, "Terima kasih atas perhatian Anda bagi kami, namun Anda tidak perlu khawatir. Kami telah belajar bahwa kami tidak cukup hanya memberitakan Injil atau hidup bagi Injil, tetapi kami pun perlu menderita bagi Injil." Ia mengatakan hal itu secara terus terang tanpa bermaksud merendahkan saya. Hidup bagi Kristus kerap kali memang menuntut harga. Paulus menulis kata-kata berikut dari dalam penjara, "Kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia" (Filipi 1:29). Hal itu dialami setiap hari oleh orang-orang percaya di seluruh dunia, yang mengalami kesukaran dan penganiayaan hanya karena hidup terbuka bagi nama Yesus. Marilah kita berdoa agar berkat dan pemeliharaan Allah menyertai saudara-saudara kita di dalam Kristus, yang membayar harga yang mahal karena telah menerima keselamatan yang cuma-cuma --WEC MEREKA YANG HIDUP BAGI ALLAH AKAN MENGHADAPI KESULITAN DI DALAM DUNIA
Kamis, 16 Mei 2013
MILIK TERBAIK KITA
MILIK TERBAIK KITA Bacaan: Efesus 2:4-10 NATS: Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Efesus 2:8) Penyair Chili, Pablo Neruda, adalah seorang anak yang kesepian dan tidak bahagia. Ia tidak memiliki saudara dan teman. Suatu hari ia mengamati halaman belakang rumahnya dan menemukan sebuah lubang di pagar yang mengelilingi halaman tersebut. Tiba-tiba sebuah tangan mungil yang membawa sebuah mainan terjulur ke arahnya dari seberang pagar. Tetapi tangan itu tiba-tiba menghilang. Ia mendapatkan domba mainan kecil di tanah. Pablo kemudian berlari ke dalam rumah dan mengambil benda miliknya yang terbaik, yaitu buah pinus. Ia menaruhnya di tempat yang sama dan berlari sambil membawa domba mainan tersebut. Domba mainan itu akhirnya menjadi benda yang paling ia sukai. Pertukaran hadiah itu membawanya kepada fakta yang sederhana namun mendalam: Menyadari bahwa Anda dipedulikan oleh seseorang merupakan karunia hidup yang paling berharga. "Pertukaran hadiah kecil dan misterius itu tetap melekat di hati saya," katanya, "tersimpan dalam-dalam dan kekal." Membaca kisah ini membuat saya memikirkan karunia Allah bagi Anda dan saya—tangan-Nya yang terulur kepada kita dengan penuh kasih mengutus Putra-Nya Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Keselamatan merupakan karunia yang "tersimpan dalam-dalam dan kekal" dari Allah, yang diterima karena kasih karunia melalui iman. Bagaimana tanggapan kita terhadap kasih dan rahmat Allah yang tak terbatas? Mari kita berikan milik kita yang terbaik, yaitu hati kita —DHR YESUS MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI KITA APAKAH KITA MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI DIA?
Minggu, 12 Mei 2013
Lebih Dari Berharap
LEBIH DARI BERHARAP Bacaan: Matius 6:5-15 NATS: Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya (Matius 6:8) Ketika masih kecil, C.S. Lewis senang membaca buku E. Nesbit, terutama Five Children and It. Dalam buku ini, beberapa anak kakak beradik pada liburan musim panas bertemu dengan peri pasir kuno yang mengabulkan satu keinginan mereka setiap hari. Tetapi setiap keinginan hanya menimbulkan masalah bagi anak-anak tersebut dan bukannya membawa kegembiraan, karena mereka tidak bisa memperkirakan akibat dari terkabulnya segala sesuatu yang mereka inginkan itu. Alkitab memberi tahu kita untuk menyatakan segala keinginan kita kepada Allah (Filipi 4:6). Tetapi doa itu tidak hanya menyatakan kepada Allah apa yang kita ingin Dia lakukan untuk kita. Ketika Yesus mengajar murid-murid-Nya bagaimana seharusnya berdoa, Dia mulai dengan mengingatkan mereka, "Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya" (Matius 6:8). Apa yang kita sebut "Doa Bapa Kami" lebih merupakan hidup dalam hubungan yang bertumbuh dan memercayai Bapa surgawi daripada mendapatkan apa yang kita inginkan dari-Nya. Ketika kita bertumbuh dalam iman, doa kita tidak akan lagi berupa daftar keinginan, tetapi akan lebih berupa percakapan akrab dengan Tuhan. Menjelang akhir hidupnya, C.S. Lewis menulis, "Jika Allah mengabulkan semua doa tolol yang pernah saya panjatkan selama hidup, sekarang saya akan berada di mana?" Doa merupakan cara menempatkan diri kita di hadirat Allah untuk menerima apa yang sungguh-sungguh kita perlukan dari-Nya—DCM HAK TERISTIMEWA KITA ADALAH BERCAKAP-CAKAP DENGAN ALLAH KEWAJIBAN TERPENTING KITA ADALAH MENDENGARKAN DIA
Tidak perlu panik
TIDAK PERLU PANIK Bacaan: 1Petrus 4:12-19 NATS: Saudara-saudara yang terkasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu (1Petrus 4:12) Saat melayani pendalaman Alkitab dalam suatu pelayaran di Kepulauan Karibia, saya mendengarkan pengarahan tentang tindakan penyelamatan yang biasa dilakukan di hari pertama. Tindakan pencegahan sangatlah penting untuk berjaga-jaga seandainya tiba-tiba kapal harus dievakuasi. Pengarahan dari awak kapal ditutup dengan penjelasan sederhana tetapi sangat penting. Kombinasi khusus suara terompet udara, yang menandakan latihan, berbeda sekali dengan suara yang akan dibunyikan untuk menandakan situasi darurat yang sebenarnya. Perbedaan itu sangat penting. Latihan tak dirancang untuk mengadakan evakuasi. Jika para penumpang panik saat latihan, maka akan terjadi kekacauan. Apabila kita tidak memahami situasi di sekitar kita, kita mudah guncang oleh kegelisahan hidup. Orang-orang yang hidup di zaman Petrus mengalami hal yang sama. Ia memberi peringatan sederhana: "Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian" (1Petrus 4:12). Pencobaan dan penderitaan hidup seolah-olah terdengar seperti panggilan untuk melakukan "evakuasi" -- melarikan diri atau menghadapi hidup secara putus asa dan tidak bijak. Namun, lebih bijak jika kita lebih peka mendengar suara Tuhan. Pencobaan itu tidak akan menjadi lebih dari sekadar pengingat bahwa kita harus percaya kepada Allah semata, bukan kepada manusia. Kita dapat memercayai-Nya pada saat-saat seperti itu apabila tanda bahaya dalam hidup kita mulai berbunyi --WEC Kita dapat mengandalkan kasih Sang Juru Selamat Untuk berlindung dari badai kehidupan; Aman dalam rengkuhan lengan-Nya yang kuat Dia menyediakan tempat perlindungan. --Hess TANTANGAN HIDUP TIDAK DIRANCANG UNTUK MENGHANCURKAN KITA TETAPI UNTUK MENDEKATKAN KITA KEPADA ALLAH
Sabtu, 11 Mei 2013
BATU PUTIH
BATU PUTIH Bacaan: Wahyu 2:12-17 NATS: Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya (Wahyu 2:17) Pesan dari Tuhan kita kepada jemaat di Pergamus menyebutkan hal yang diselimuti teka-teki, yaitu mengenai "nama baru" yang tertulis pada "batu putih" (Wahyu 2: 17). Kira-kira apakah artinya? Ada dua penjelasan yang masuk akal tentang hal ini. Dalam pengadilan kuno, ketika terdakwa dijatuhi hukuman, mereka akan menerima batu hitam dengan nama mereka tertera di atasnya. Jika mereka dibebaskan dari hukuman, mereka akan menerima batu putih. Demikian pula, mereka yang telah percaya kepada Yesus untuk diselamatkan akan dibebaskan dari penghakiman Allah. Alangkah leganya jika kita mengetahui bahwa dosa kita diampuni! Penjelasan lainnya berasal dari pertandingan olimpiade kuno. Ketika para atlet memenangkan pertandingan, mereka akan dihadiahi batu putih, yang merupakan tanda kehormatan. Kedua ilustrasi ini menunjukkan kepada kita keseimbangan kehidupan kristiani yang mengagumkan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia semata-mata melalui iman (Efesus 2:8,9). Namun, orang kristiani yang taat sering bergumul ketika mereka berusaha melayani Dia yang telah menyelamatkan mereka. Satu penjelasan mengenai batu putih ini menggambarkan pembebasan cuma-cuma. Penjelasan lainnya menunjukkan bahwa kita akan diberi upah atas perbuatan baik kita (1 Korintus 3:13,14). Memercayai Kristus sebagai Juruselamat akan memberi identitas baru kepada kita. Hal itu seperti menerima nama baru yang tertulis di atas batu putih, yang menunjukkan bahwa kita betul-betul diampuni —HDF YESUS MENGHAPUSKAN DOSA DAN MEMBERI UPAH ATAS PELAYANAN KITA
Jumat, 10 Mei 2013
Tersingkir
TERSINGKIR Bacaan: 2Samuel 15:13-26 NATS: Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (Mazmur 73:26) Daud melarikan diri dari Yerusalem, diusir dari rumah oleh putranya, Absalom, yang telah mengumpulkan tentara untuk mendukungnya. Dalam pelariannya, ia memerintah Zadok, imamnya, membawa tabut Allah kembali ke Yerusalem dan memimpin bangsanya menyembah Allah di sana. "Jika aku mendapat kasih karunia di mata Tuhan, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya. Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya" (2Samuel 15:25,26). Mungkin, seperti Daud, Anda telah kehilangan kekuatan untuk menetapkan langkah. Seseorang telah mengambil alih hidup Anda, atau begitu tampaknya. Mungkin Anda khawatir jika perubahan keadaan dan manusia telah menghancurkan semua rencana Anda. Namun, tak ada yang dapat menghalangi kehendak Allah yang penuh kasih. Tertulianus (150-220 M) menulis, "[Jangan menyesali] sesuatu yang telah dirampas ... oleh Tuhan Allah, yang tanpa-Nya tak sehelai daun pun dapat terlepas dari pohonnya, atau burung pipit yang paling tidak berharga sekalipun dapat jatuh ke bumi." Bapa surgawi tahu bagaimana memelihara anak-anak-Nya dan hanya akan mengizinkan apa yang menurut-Nya baik. Kita dapat bersandar pada hikmat dan kebaikan-Nya yang tiada terhingga. Sebab itu, kita dapat berkata seperti Daud, "Maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya" --DHR Saat kau tak berdaya dalam pusaran kehidupan, Kekuatan kuasa Allah akan menopangmu; Kekuatanmu yang merosot akan dipulihkan, Karena Dia Allah yang peduli padamu. --D. De Haan KITA DAPAT MENANGGALKAN KEKHAWATIRAN KITA BERSAMA ALLAH KARENA ALLAH PEDULI
Kamis, 09 Mei 2013
DIA MENERANGI JALAN
DIA MENERANGI JALAN Bacaan: Mazmur 112 NATS: Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar (Mazmur 112:4) Suatu malam, seorang misionaris di Peru mengunjungi sekelompok orang percaya. Ia tahu bahwa rumah tempat mereka bertemu berada di sebuah lereng dan jalan menuju ke sana berbahaya. Ia pergi ke sana naik taksi, sejauh bisa taksi menjangkau. Kemudian ia mulai naik menapaki jalan yang berbahaya menuju rumah itu. Malam itu gelap dan jalannya sangat sulit. Ketika ia melewati belokan, tiba-tiba ia melihat beberapa orang percaya membawa lentera yang terang. Mereka datang untuk menerangi jalannya. Ketakutannya sirna, dan ia melewati jalan yang menanjak itu dengan mudah. Dengan cara yang sama seperti itulah Allah menerangi jalan kita. Ketika kita memercayai Yesus sebagai Juruselamat, Dia yang adalah Terang dunia, memasuki kehidupan kita dan menghilangkan kegelapan dosa serta keputusasaan kita. Terang ini senantiasa menghibur kita melewati saat-saat sulit. Di tengah-tengah kesedihan, masalah, sakit penyakit, atau kekecewaan, Tuhan menerangi jalan dan menguatkan anak-anak-Nya dengan memberikan harapan. Harapan ini barangkali disampaikan melalui kata-kata nasihat dari sesama orang percaya. Mungkin harapan itu berupa penerangan firman Allah melalui pelayanan Roh Kudus, peneguhan yang menenteramkan sebagai jawaban doa yang sepenuh hati, atau melalui penyediaaan barang kebutuhan tertentu secara ajaib. Apa pun kejadiannya, Allah mengirimkan terang pada saat kita dilanda kegelapan. Yesus senantiasa memberikan terang pada malam yang gelap gulita! —DCE ALLAH KADANG-KADANG MENEMPATKAN KITA DI DALAM GELAP UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA YESUS ADALAH TERANG
Rabu, 08 Mei 2013
SINDROM GUNUNG ST. HELENS
SINDROM GUNUNG ST. HELENS Bacaan: 2Petrus 3:3-15 NATS: Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh keselamatan (2Petrus 3:15) Pada 20_Maret 1980, Gunung St. Helens di Washington, sebuah gunung berapi yang disangka orang tidak aktif lagi, tiba-tiba bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh. Penduduk setempat dievakuasi ke jarak "aman" sekitar 12,8 km dari gunung tersebut. Beberapa waktu kemudian, sisi gunung mulai menggelembung. Namun, para ilmuwan tidak mengkhawatirkan hal itu karena berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai gunung berapi, gunung-gunung itu tidak pernah meletus dari samping. Kemudian pada tanggal 18_Mei lereng Gunung St. Helens meletus dan memuntahkan berton-ton reruntuhan ke bawah dengan kecepatan 250,5 km/jam. Semenit kemudian, gunung berapi itu meletus ke atas dengan kekuatan yang setara dengan 500 bom atom! Letusan yang sangat besar ini merusakkan hutan seluas 59.600 hektar dan menewaskan 57 orang. Para ilmuwan mengira peristiwa-peristiwa alam akan berlangsung seperti sebelumnya. Namun ternyata mereka keliru! Kitab 2 Petrus menceritakan kepada kita bahwa suatu saat di masa depan, keyakinan keliru semacam ini juga akan dirusak oleh panasnya api hari kiamat (3:4-7). Namun, berita baiknya adalah Allah akan membangun "langit yang baru dan bumi yang baru" (ayat 13). Dia menghendaki agar "jangan ada yang binasa", dan dengan sabar menanti agar lebih banyak orang menemukan keselamatan sejati dalam Putra-Nya Yesus (ayat 9). Mereka hanya perlu menerima keselamatan yang ditawarkan-Nya. Sudahkah Anda memercayakan keselamatan Anda kepada Yesus? --HDF UMAT ALLAH HARUS MENUNJUKKAN JALAN AGAR ORANG LAIN SELAMAT DARI PENGHAKIMAN ALLAH
Main sulap
MAIN SULAP Bacaan: Lukas 10:38-42 NATS: Maria . . . duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani (Lukas 10:39,40) Di North Carolina ada seorang ibu yang—sungguh-sungguh—menjadi pesulap. Dan memang sebenarnya, seluruh keluarganya dapat melakukan pertunjukan melemparkan peralatan rumah tangga secara bersamaan ke udara dan kemudian menangkapnya. Bayangkan betapa hebohnya pesta makan malam mereka! Pada masa kini banyak wanita yang juga menjadi "pesulap", entah menjalankan bisnis atau menjadi ibu rumah tangga biasa. Tugas menyele-saikan pekerjaan rumah tangga harian biasanya jatuh ke tangan wanita, khususnya para ibu. Wanita pada abad 21 memiliki banyak hal untuk dikerjakan pada waktu yang bersamaan—mulai dari mengurus panci penggorengan dan kereta anak sampai memenuhi janji dan pembayaran hipotek. Semua ini dapat benar-benar menghabiskan waktu. Masyarakat menghargai orang yang dapat memenuhi jadwal yang padat dan menyelesaikan semuanya. Jadi, wanita yang hanya duduk di "kaki Yesus" (Lukas 10:39,40) kadang-kadang dianggap tidak produktif. Tetapi Yesus memuji Maria karena ia telah meluangkan waktu bersama-Nya (ayat 42). Tentu saja masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Akan tetapi Maria telah memilih yang terbaik. Kaum lelaki dapat membantu wanita untuk meluangkan waktu bersama Yesus dengan ikut menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan kaum perempuan, berhentilah melakukan "sulapan" harian supaya memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan —DB "KETIKA ENGKAU MERENDAM PIRING, AMBIL ALKITABMU DAN BERENDAMLAH DI DALAMNYA" —Nenek Beaver
Senin, 06 Mei 2013
Jangan takut
JANGAN TAKUT Bacaan: Yesaya 12 NATS: Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar (Yesaya 12:2) Saya memiliki mesin pengisap daun yang sudah kuno untuk membersihkan teras pada belakang rumah. Mesinnya terbatuk-batuk, gemeretak, mengeluarkan asap yang mengganggu, dan istri saya (dan mungkin juga tetangga) menganggapnya terlalu bising. Tetapi anjing tua kami sama sekali tidak peduli dengan kebisingan yang ditimbulkannya itu. Ketika saya menghidupkan pengisap daun itu, ia bahkan tidak mengangkat kepalanya. Ia hanya beranjak dengan enggan ketika saya mengisap daun-daun atau sampah ke arahnya. Itu karena ia memercayai saya. Lelaki muda yang kadang-kadang menyiangi rumput di halaman kami menggunakan pengisap daun yang sama, tetapi ia tidak ditolerir oleh anjing kami. Beberapa tahun yang lalu, ketika anjing kami masih kecil, ia mengusiknya dengan mesin itu dan anjing saya tidak pernah melupakannya. Sekarang, ketika laki-laki itu memasuki halaman belakang, kami harus mengunci anjing itu di dalam rumah, karena ia menggeram dan menggonggonginya. Padahal situasinya sama, tetapi tangan yang menggunakan pengisap daun itu membuatnya berbeda. Demikian pula dengan diri kita. Situasi yang menakutkan tidak akan mengganggu jika kita memercayai tangan yang mengendalikannya. Jika dunia dan kehidupan kita diatur oleh kekuatan yang semena-mena dan asal-asalan, kita sudah selayaknya merasa takut. Tetapi tangan yang mengendalikan semesta alam—tangan Allah—adalah tangan yang bijaksana dan penuh belas kasih. Kita dapat memercayai-Nya, apa pun situasi yang melingkupi kita dan kita tidak perlu takut —DHR ALLAH MEMEGANG KENDALI JADI KITA TIDAK PERLU TAKUT
Sumber sukacita
SUMBER SUKACITA Bacaan: 2Korintus 6:3-10 NATS: Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersuka-cita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu (2Korintus 6:10) Paul Gerhardt, seorang pendeta di Jerman pada abad 17, memiliki segudang alasan untuk tak bersukacita. Istri dan keempat anaknya meninggal dunia; Perang Tiga Puluh Tahun telah membinasakan warga dan menghancurkan Jerman; konflik gereja dan guncangan politik mengisi hidupnya dengan penderitaan. Namun, di tengah-tengah penderitaan pribadinya yang hebat, ia menulis lebih dari 130 himne yang kebanyakan diwarnai sukacita dan ketaatan kepada Yesus Kristus. Berikut kutipan lirik salah satu himne karya Gerhardt, "Holy Spirit, Source of Gladness": Biarkan kasih yang tidak mengenal batas Mengalir bagai hujan yang deras, Memberi kita harta tak ternilai harganya Yang didamba manusia, dan yang Allah beri; Dengarkan kesungguhan permohonan kami, Tiap hati yang berat menjadi berseri; Tinggal dalam persekutuan, Roh yang penuh kedamaian. Karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus (Roma 5:5), adakah situasi di mana kita tak dapat mengalami sukacita yang Dia berikan? Selama melewati masa penderitaan besar, Rasul Paulus menggambarkan pengalamannya itu seperti "sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu" (2Korintus 6:10). Duka dan penderitaan adalah kenyataan hidup yang tak dapat dihindari. Namun, Roh Kudus adalah sumber sukacita kita, "memberi kita harta tak ternilai harganya yang didamba manusia, dan yang Allah beri" --DCM KEBAHAGIAAN BERGANTUNG PADA PERISTIWA YANG KITA ALAMI TETAPI SUKACITA BERGANTUNG PADA YESUS
Minggu, 05 Mei 2013
Hanya satu pintu
HANYA SATU PINTU Bacaan: Yohanes 10:7-10 NATS: Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat (Yohanes 10:9) Seorang ahli Perjanjian Lama bernama Sir George Adam Smith mengatakan bahwa ketika ia mengunjungi Tanah Suci, ia melihat seorang gembala dan dombanya berdiri di depan benteng. Tidak ada pintu terlihat di sana. Di situ yang tampak hanyalah sebuah lubang sebesar tubuh manusia. Smith kemudian bertanya kepada gembala tersebut mengapa di sana tidak ada pintu. Gembala itu menjelaskan, "Sayalah jalan masuknya. Saya berdiri di lubang itu, dan domba lewat di bawah saya memasuki benteng. Apabila mereka semua sudah berada di dalam dengan aman, maka saya akan berbaring melintang pada lubang itu. Tidak akan ada pencuri yang dapat masuk dan juga tidak ada domba yang bisa keluar kecuali melewati tubuh saya. Sayalah jalan masuknya." Kita seperti domba yang memerlukan Gembala (1 Petrus 2:25). Untuk jalan masuk ke surga, tempat kebahagiaan kekal, Yesus memberikan pernyataan yang mengagumkan ini: "Akulah pintu ke domba-domba itu .... barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat" (Yohanes 10:7-9). Orang-orang yang mendengar-Nya pada saat itu tidak membayangkan pintu dari kayu yang tergantung pada engsel. Mereka memahami bahwa Dia benar-benar mengatakan, "Akulah jalan masuk ke rumah Allah." Dia dapat mengklaim diri-Nya sebagai jalan menuju kebahagiaan kekal, jalan khusus menuju kemuliaan Allah, karena Dialah Putra Allah. Yesus merupakan satu-satunya jalan menuju surga (Yohanes 14:6). Kita dapat masuk ke sana hanya jika meletakkan iman kepada-Nya —VCG ADA BANYAK JALAN KE NERAKA TETAPI HANYA ADA SATU JALAN KE SURGA
Pencarian bakat
PENCARIAN BAKAT Bacaan: Yesaya 6:1-8 NATS: Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" (Yesaya 6:8) Acara televisi seperti American Idol telah menjadi fenomena global. Jutaan pemirsa menanti dengan cemas untuk mengetahui siapa penyanyi yang akan tereliminasi dari ajang pencarian bakat sebagai penyanyi tersebut. Sebagian orang menyebutnya "konsep baru dalam dunia hiburan", tetapi sebenarnya ini bukan ide baru. Ketika masih kecil, saya pernah menonton acara Original Amateur Hour yang dibawakan Ted Mack. Acara itu kemudian diikuti ajang pencarian bakat yang aneh The Gong Show di tahun 1970-an, lalu disusul Star Search di tahun 1980-an. Itu semua adalah program televisi yang berkelanjutan untuk mencari orang biasa dan membuatnya terkenal. Namun, bermimpi untuk menjadi terkenal dan kaya bukanlah suatu pencarian terhadap hal-hal yang bernilai kekal. Pencarian yang demikian dilakukan oleh Allah sendiri. Dia mencari hati yang siap mengerjakan pekerjaan-Nya di dunia ini. Dalam Kitab Yesaya, Tuhan bertanya: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Dan kemudian kita membaca respons kesediaan Yesaya: "Ini aku, utuslah aku!" (6:8). Allah tidak mencari orang yang paling berkualitas atau berbakat; Dia justru mencari hati yang bersedia taat kepada-Nya. Dia mencari mereka yang menyediakan diri, dapat diandalkan, dan bersedia untuk dipakai. Dalam hidup mereka, Allah akan menunjukkan kekuatan-Nya; dan Dia akan dimuliakan. Siapkah Anda untuk Dia pakai? --WEC Jadilah kehendak-Mu, ya Tuhan! Jadilah kehendak-Mu! Engkaulah Tukang Periuk, aku tanah liatnya; Ambillah aku dan bentuklah menurut kehendak-Mu, Aku akan menunggu, berserah, dan tak gelisah. --Pollard HIDUP ANDA ADALAH KADO ALLAH BAGI ANDA -- JADIKANLAH ITU SEBAGAI KADO ANDA KEPADA ALLAH
Sabtu, 04 Mei 2013
kami menyentuh-nya!
KAMI MENYENTUH-NYA! Bacaan: 1Yohanes 1:1-4 NATS: Apa yang telah ... kami raba dengan tangan kami ... kami beritakan kepada kamu (1Yohanes 1:1,3) Mitologi dipenuhi dengan kisah dewa-dewa zaman dahulu kala yang turun dari surga dan mengambil wujud manusia. Namun, tak seorang pun mendengar atau melihat mereka, dan tak seorang pun menyentuh mereka. Dewa-dewa ini merupakan impian yang timbul karena manusia mendambakan Allah dan berharap bahwa suatu hari Dia akan datang mendekat. Penjelmaan Yesus -- Allah yang menjadi manusia -- adalah pemenuhan dari impian-impian tersebut. Pengarang Dorothy Sayers berkata: "[Allah] tidak dapat menuntut apa pun dari manusia yang belum dituntutnya dari diri-Nya sendiri. Dia sendiri telah melalui seluruh pengalaman hidup manusia, mulai dari kekesalan-kekesalan sepele dalam kehidupan keluarga dan kelelahan fisik akibat kerja keras serta kekurangan uang, sampai merasakan betapa ngerinya rasa sakit dan penghinaan, kekalahan, putus asa, serta kematian. Ketika Dia menjadi manusia, Dia berperan sebagai manusia. Dia dilahirkan dalam kemiskinan dan mati dalam kehinaan, serta menganggap bahwa hal itu layak dilakukan." Penjelmaan Yesus Kristus merupakan bukti yang tak dapat disangkal lagi bahwa Allah akan melakukan apa saja untuk datang mendekati kita. Agustinus berkata, "[Allah] memberikan diri-Nya sendiri selama beberapa waktu untuk ditangani oleh tangan-tangan manusia." Dan kita memiliki catatan tertulis dari Yohanes, seorang manusia yang benar-benar menyentuh-Nya. Kita dapat memercayai kesaksiannya -- dan kita dapat meyakini bahwa Allah ingin berada di dekat Anda dan saya --DHR KASIH TERJADI KETIKA ALLAH MENJADI MANUSIA -- Walvoord
latihan beribadah
LATIHAN BERIBADAH Bacaan: 1Timotius 4:6-16 NATS: Latihlah dirimu beribadah (1Timotius 4:7) Konsultan kebugaran Jhannie Tolbert mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan treadmill (alat fitnes) atau peralatan khusus untuk melakukan latihan fisik sewaktu berada di rumah. Tolbert menggunakan kotak perkakas untuk latihan melompat, mengangkat panci sup untuk melatih otot bahu, serta menggunakan perkakas rumah tangga yang lain untuk latihan fisik setiap hari. Ia mengatakan bahwa Anda dapat tetap menjaga kebugaran meskipun hanya latihan di rumah dengan menggunakan peralatan yang murah dan sederhana. Pelatih lain setuju dan mendorong orang-orang untuk menggunakan tali lompat, kursi, sapu, dan bahkan tas belanja untuk latihan secara rutin. Mereka melihat bahwa latihan adalah soal kemauan, bukan kekayaan. Prinsip yang sama berlaku untuk kebugaran rohani. Meskipun kamus Alkitab, tafsir, dan buku-buku lain memang bermanfaat, kita dapat memulai latihan rohani hanya dengan menggunakan Alkitab dan bimbingan Roh Kudus. Paulus mendorong anak didiknya Timotius: "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang" (1 Timotius 4:7,8). Anda tidak perlu memiliki uang banyak untuk mendapatkan kebenaran rohani dan mempraktikkannya. Kita tidak memerlukan peralatan atau bahan-bahan khusus untuk mendoakan teman, bersyukur kepada Allah, atau menaikkan pujian bagi-Nya. Kita hanya perlu memulai dari tempat kita sekarang, dengan apa yang kita punyai, sekarang juga —DCM LATIHAN BERIBADAH ADALAH KUNCI KARAKTER YANG SALEH
Jumat, 03 Mei 2013
Keluarga palsu
KELUARGA PALSU Bacaan: Matius 15:1-9 NATS: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku (Matius 15:8) Seorang kontraktor di Kalifornia mencetuskan suatu ide inovatif dalam menjual rumah-rumahnya. Ia pikir cara yang baik untuk membuat sebuah rumah tampak menarik adalah dengan menghadirkan keluarga di dalamnya saat ia memamerkan rumah itu kepada calon pembeli. Maka, ia menyewa para aktor untuk memerankan keluarga bahagia dalam rumah-rumah model yang dibangun perusahaannya. Bahkan, para pembeli dapat bertanya kepada para aktor tentang kondisi rumah itu. Setiap anggota keluarga palsu itu menjalankan perannya masing-masing. Ada yang memasak, menonton televisi, dan bermain sementara para calon pembeli rumah melihat-lihat. Pemalsuan seperti ini memang tak salah, namun renungkan kepura-puraan para pemimpin agama di zaman Yesus (Matius 15:1-9). Mereka pura-pura mengasihi Allah, dengan saleh membuat daftar aturan yang harus mereka dan orang lain patuhi. Namun, ini hanya cara agar mereka tampak saleh. Mereka bahkan menganggap aturan buatannya sama penting dengan Hukum yang langsung difirmankan Tuhan (ayat 5,6). Yesus menyebut mereka "munafik" (ayat 7). Di ucapan bibir saja tampaknya mereka menghormati Allah, tetapi hati mereka berkata lain -- mereka jauh dari-Nya (ayat 8). Orang di masa kini pun banyak yang berpura-pura seperti ini. Secara lahiriah kita seperti orang kristiani yang baik karena rajin ke gereja, menaati beberapa peraturan sesuai hukum, dan berkata benar. Kita berkata kita mengasihi Yesus, tetapi mungkin hati kita jauh dari-Nya. Allah menghendaki kita untuk tidak berpura-pura --AMC Allah melihat jalan kita dan mengenal hati kita, Apa yang dapat kita sembunyikan dari-Nya? Kebenaran lahiriah tak menyelamatkan, Dia tahu lubuk hati kita yang terdalam. --Sper KEPURA-PURAAN BERTENTANGAN DENGAN IMAN SEJATI
Katakan
KATAKAN Bacaan: Mazmur 14 NATS: Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat (Mazmur 14:3) Saat ini orang jarang menggunakan kata dosa lagi. Ketika kita berbuat salah, kita mengatakan bahwa kita menunjukkan "perilaku yang tidak tepat" atau melakukan "kesalahan taktis" atau "kekeliruan". Kita mungkin bahkan mengatakan, "Saya telah melakukan sesuatu yang buruk." Seakan-akan orang telah memercayai kebaikan bawaan mereka sendiri. Kita melakukan hal tersebut walaupun ada begitu banyak bukti lahiriah dan rohaniah yang membuktikan kebenaran. Ketika saya menuliskan renungan ini, pembunuhan masal sedang merajalela di Sudan. Kekejian yang tak terperikan sedang dialami Bosnia dan Rwanda. Siapa yang bisa melupakan ladang-ladang pembunuhan di Kamboja? Dan bagaimana dengan jutaan bayi yang digugurkan di Amerika Serikat dengan mengatasnamakan kemudahan hidup? Kejahatan belum meninggalkan wajah bumi kita ini. Sebagai pengikut Yesus, kita harus dengan tegas menolak usaha-usaha yang dilakukan oleh dunia untuk mengecilkan kenyataan dosa yang sebenarnya. Kita pun harus setuju dengan pernyataan Allah bahwa "tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak" (Mazmur 14:3). Mengenali dosa bangsa memang jauh lebih mudah daripada mengakui dosa pribadi kita. Tetapi kita pun perlu mengakui dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan yang melawan Allah yang kudus. "Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita" (1 Yohanes 1:10). Ingatlah dosa Anda dan akuilah di depan Allah —DCE DARAH YESUS MAMPU MEMBERSIHKAN SETIAP DOSA TETAPI TIDAK DAPAT MENGAMPUNI DALIH
Kamis, 02 Mei 2013
Mangkuk sup iblis
MANGKUK SUP IBLIS Bacaan: Matius 4:1-11 NATS: Apabila [iblis] berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (Yohanes 8:44) Musim panas yang lalu, ketika saya berjalan-jalan bersama menantu saya di taman nasional, kami memerhatikan tanda petunjuk jalan yang mengarah ke suatu tempat yang disebut Mangkuk Sup Iblis. Karena merasa penasaran, kami akhirnya menuju tempat tersebut. Sambil berjalan ke sana, kami bercanda mengenai sup macam apa yang akan ditemukan di dalam mangkuk tersebut. Sesampainya di sana, kami hanya menemukan tanah luas yang ambles. Tanah itu hanya semacam danau yang dalam tanpa air. Kami agak kecewa karena ternyata Mangkuk Sup Iblis tidak berisi apa-apa selain pepohonan dan semak-semak. Mangkuk Sup Iblis adalah nama yang tepat untuk suatu bentuk yang menawarkan hal yang menarik, tetapi pada akhirnya justru tidak memberikan apa-apa karena iblis adalah penipu. Menunya adalah mangkuk tipu muslihat yang hanya memberikan janji-janji kosong dan impian-impian yang gagal di jalan. Iblis memulai tipu muslihatnya dengan menampilkan kesia-siaan sebagai sesuatu yang menarik ketika menjebak Hawa di Taman Eden, dan ia belum mengubah rencananya. Ia mencoba tipu muslihatnya terhadap Yesus, tetapi Tuhan menolak dan "Iblis meninggalkan Dia" (Matius 4:9-11). Lalu bagaimana Anda bisa mengetahui kalau sedang disodori salah satu tipu muslihat Setan? Ujilah gagasan-gagasan baru dengan Kitab Suci. Tanyakan kepada orang yang Anda yakini sebagai orang yang saleh dan bijaksana. Dan berdoalah. Jangan jatuh ke dalam mangkuk tipu muslihat iblis yang kosong —JDB IBLIS TIDAK MENAWARKAN APA-APA SELAIN TIPU MUSLIHAT DAN KEBOHONGAN
Rabu, 01 Mei 2013
Naomi
NAOMI Bacaan: Rut 4:13-22 NATS: Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi, "Terpujilah Tuhan, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus" (Rut 4:14) Seorang bijak pernah berkata kepada saya, "Jangan cepat menilai apakah sesuatu itu berkat atau kutuk bagi kita." Kisah Naomi mengingatkan saya akan hal tersebut. Nama Naomi berarti "kegembiraan saya". Namun, ketika hal-hal buruk menimpanya, Naomi ingin mengganti namanya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang ia alami. Setelah suami dan putra-putranya meninggal, Naomi menyimpulkan, "Tangan Tuhan teracung terhadap aku!" (Rut 1:13). Ketika orang-orang menyapanya, ia berkata, "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku" (ayat 20). Naomi tidak menilai keadaannya berdasarkan identitasnya sebagai pengikut dari satu-satunya Allah yang sejati dan yang telah menyatakan kasih yang tak kunjung padam kepada bangsa-Nya. Ia justru melakukan hal yang cenderung dilakukan oleh sebagian besar dari kita: Ia menilai Allah berdasarkan keadaan yang ia alami. Dan ia salah menilai. Tangan Tuhan tidak teracung kepadanya. Kenyataannya, Naomi justru mendapat harta Allah yang belum ia temukan. Meskipun Naomi kehilangan suami dan kedua putranya, ia diberi sesuatu yang sama sekali tak diduganya -- seorang menantu perempuan yang setia dan seorang cucu yang akan menurunkan Juru Selamat. Dari kisah hidup dan pengalaman Naomi, kita dapat melihat bahwa kadang-kadang hal terburuk yang menimpa kita dapat membuka pintu bagi Allah untuk memberikan hal yang terbaik dalam hidup kita --JAL MAKSUD ALLAH BAGI PERISTIWA YANG TERJADI PADA HARI INI MUNGKIN TIDAK AKAN TAMPAK SEBELUM ESOK HARI TIBA
Perayaan Musim Semi
PERAYAAN MUSIM SEMI Bacaan: Kejadian 8:15-22 NATS: Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti ... siang dan malam (Kejadian 8:22) Ketika saya masih kecil, saya tinggal di West Michigan. Pada masa itu, kami selalu merayakan datangnya musim semi dan munculnya bunga-bunga pada tanggal 1 Mei. Pada perayaan menyambut musim semi itu, saya membuat keranjang bunga dari kertas, kemudian mengisi keranjang tersebut dengan bunga apa saja yang dapat saya temukan. Kebanyakan bunga-bunga itu adalah sejenis bunga bakung dan bunga violet. Kemudian saya menempatkan keranjang itu di depan pintu rumah tetangga, mengetuk pintunya, lalu saya cepat-cepat bersembunyi di belakang semak-semak. Dari balik semak-semak saya mengintip untuk melihatnya membu-ka pintu dan merasa terkejut melihat keranjang bunga itu. Ketika ia masuk ke dalam rumah, saya pun berlari pulang. Keindahan bunga musim semi dan perubahan musim yang berlangsung secara teratur mengingatkan kita akan kesetiaan Allah. Ketika Nuh dan keluarganya serta binatang-binatang keluar dari bahtera sesudah banjir reda, Allah mengucapkan janji kepada mereka demikian, "Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam" (Kejadian 8:22). Dan sejak saat itu pula Dia telah setia memenuhi janji-Nya. Allah "telah menjadikan alam semesta", dan Dia senantiasa menopang "segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" (Ibrani 1:2,3). Karena itu, marilah kita bersyukur kepada Allah pada hari ini karena ciptaan-Nya yang indah dan kesetiaan-Nya dalam menopang dunia dan kita —AMC LIHATLAH KEAJAIBAN CIPTAAN DAN BERSERULAH, "BETAPA AJAIBNYA ALLAH!"
Selasa, 30 April 2013
Tak dapat dibeli
TAK DAPAT DIBELI Bacaan: Roma 6:15-23 NATS: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang (Kisah 8:20) Seorang misionaris yang berkarya bagi penduduk Filipina berusaha menjelaskan keselamatan kepada seorang wanita kaya. Akan tetapi, wanita tersebut tidak mengerti bahwa ia tak dapat membeli keselamatan. Karena itu, sang misionaris memberi sebuah gambaran kepadanya: "Kalau Anda ingin menghadiahkan sebuah rumah besar dan indah kepada anak gadis Anda, bagaimana perasaan Anda bila ia berkata, ‘Ibu, izinkan saya membantu Ibu membayar hadiah itu. Saya memang hanya bekerja di rumah sakit misi dan gaji saya tidak besar. Namun sepertinya saya dapat menyisihkan uang 8 dolar setiap bulan untuk itu.’" Misionaris itu melanjutkan, "Seperti itulah yang Anda katakan kepada Allah. Anda ingin ikut membayar apa yang telah Yesus lunasi untuk Anda. Rumah di surga adalah hadiah. Tidak sepatutnya Anda berusaha ikut membayarnya." Di seluruh dunia, orang-orang beriman, yang bermaksud baik -- kaya, miskin, dan di antara kedua golongan itu -- masih berusaha memahami bahwa Yesus telah melunasi semuanya. Karena mengira bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk memperoleh karunia Allah, mereka berusaha sedapat mungkin membayar keselamatan. Kita perlu memahami bahwa ketika Allah memberikan Putra-Nya Yesus sebagai kurban, utang dosa kita sudah dibayar penuh. Apabila kita berusaha membayar hadiah Allah, ini tentu merupakan penghinaan bagi-Nya. Percaya dengan tulus berarti beriman bahwa Allah sudah menyelesaikan pembayarannya. Kita tidak perlu membeli sesuatu yang sudah dibeli dengan kematian Yesus di kayu salib --JDB APABILA KITA DAPAT MEMBELI KESELAMATAN KRISTUS TIDAK perlu MATI UNTUK MENYEDIAKANNYA BAGI KITA
Ilmu padi
ILMU PADI Bacaan: Daniel 4:1-37 NATS: Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berl (Daniel 4:37) Ketika kompetisi Liga Jerman musim 2007-2008 bergulir, Luca Toni dan Miroslav Klose -- dua pemain yang baru bergabung dengan Bayern Munich saat itu -- menjadi bahan pemberitaan hangat. Bukan saja keterampilan mereka dalam mengolah bola, melainkan juga kepaduan mereka bekerja sama dalam menciptakan gol demi gol. Karena prestasi mengagumkan itu, mereka dijuluki pasangan maut. Bahkan Otmar Hitzfeld, sang pelatih, menyebut kedua pesebak bola itu sebagai "Hadiah dari Tuhan bagi Munich ". Namun di tengah banjir pujian tersebut, Klose tetap rendah hati. Keberhasilan yang ia raih tidak membuatnya menepuk dada. "Yang terbaik adalah tidak terlalu banyak membicarakan bagaimana baiknya kondisi saya dan Toni saat ini. Justru yang harus dikritisi dari kami adalah, kami belum memanfaatkan semua peluang yang kami miliki." Begitu tanggapan Klose terhadap semua pujian itu. Lawan rendah hati adalah tinggi hati atau sombong. Jika rendah hati merupakan awal kehormatan, maka tinggi hati merupakan awal kehancuran. Kisah Raja Nebukadnezar menjadi cermin dan mengingatkan kita bahwa Allah tidak berkenan kepada orang yang congkak. Sehebat apa pun prestasi yang kita capai, prestasi itu pasti akan berkurang nilainya ketika kita menjadi sombong karenanya. Kesombongan tidak akan menaikkan derajat kita di mata orang lain, sebaliknya malah akan merendahkan diri kita sendiri. Seperti dikatakan oleh penulis Amsal, "Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian" (Amsal 29:23). Jadi, betapa indahnya bila kita mempelajari dan menjalankan "ilmu padi"; semakin berisi, semakin merunduklah ia -AYA BUKAN YANG CONGKAK, BUKAN YANG SOMBONG, YANG DISAYANGI HANDAI DAN TOLAN
Sabtu, 27 April 2013
Kesalapahaman diruang berita
KESALAHPAHAMAN DI RUANG BERITA Bacaan: 1Raja 22:1-8 NATS: Baiklah tanyakan dahulu firman Tuhan (1Raja 22:5) Seorang pria Kongo mendatangi kantor BBC News 24 untuk wawancara pekerjaan. Namun, seorang produser yang selalu tepat waktu mengira ia seorang tamu penting yang sudah dijadwalkan untuk siaran. Ia menuntun sang pelamar yang kebingungan, namun patuh itu ke dalam studio ruang berita dan memasangkan mikrofon kepadanya. Saat tanda "on air" dihidupkan, orang yang mewawancarai tak memerhatikan wajah panik sang pria, dan pencari kerja yang gugup itu dengan canggung mengarang jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepadanya. Saat kesalahpahaman itu disadari, jaringan berita itu meminta maaf. Pria malang itu tidak berpura-pura menjadi seorang tamu penting -- ia justru dikira demikian. Sebaliknya, Ahab, raja Israel, memilih untuk mengabaikan kebenaran dengan mencari jawaban dari nabi-nabi palsu yang berpura-pura menjadi pemimpin agama. Ahab tidak ingin bertanya kepada Tuhan melalui Mikha sang nabi ilahi "sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka" (1Raja 22:8). Sang raja benci terhadap kebenaran. Kadang kita lebih memilih mendengar dusta yang enak didengar daripada kebenaran. Namun, kita perlu mendapat nasihat dari para penasihat yang percaya bahwa "seluruh Kitab Suci yang diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Timotius 3:16). Jangan biarkan nafsu membuat kita menukar kebenaran Allah untuk dusta --MRD Bila dosa membujuk, memikat Hindari tipuannya, jangan mendekat Kuasa untuk dapat mengalahkannya Hanyalah iman kepada Tuhan. --Sper LEBIH BAIK MENDENGARKAN KEBENARAN YANG PAHIT DARIPADA DUSTA YANG MANIS
Gelandang dan pemdatang
GELANDANGAN DAN PENDATANG Bacaan: Ibrani 11:13-16 NATS: Mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini (Ibrani 11:13) Selama Masa Depresi Besar pada awal tahun 1930-an, banyak orang menjadi gelandangan. Mereka naik kereta barang untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, tidur di gerbong barang yang kosong, dan mendapat sedikit uang dengan melakukan kerja musiman. Bila tidak mendapatkan pekerjaan, mereka terpaksa mengemis. Ibu saya menjadi "sentuhan lembut" bagi gelandangan mana pun yang datang ke rumah kami untuk meminta makanan. Mereka telah kehilangan kenyamanan yang hanya bisa didapat di rumah sendiri. Seperti gelandangan, seorang pendatang pun tak memiliki kenyamanan dan perlindungan yang hanya bisa didapat di rumah, tetapi ia tahu ke mana akan pergi. Pengharapan dan aspirasinya diarahkan pada suatu tujuan. Orang-orang kristiani harus menjadi seperti pendatang. Dalam kitab Ibrani kita membaca tentang para pahlawan iman yang "mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini" (11:13). Mereka dapat menjalani kehidupan iman yang saleh karena mereka merindukan "tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air surgawi" (ayat 16). Tuhan sedang mempersiapkan Anda dan saya untuk menyongsong kekekalan, dan segala yang kita kerjakan penuh makna. Meskipun bumi ini bukan tempat tinggal kita yang tetap, kita bukanlah pengembara yang tanpa tujuan. Kita menjadi pesinggah yang hidup dengan penuh tanggung jawab tatkala pergi ke tempat tujuan yang telah dipersiapkan. Kita mempunyai Bapa surgawi yang mengasihi dan akan menyambut kita ke dalam rumah yang telah dipersiapkan oleh Juru Selamat kita --HVL JANGAN MENANCAPKAN TIANG PANCANG TERLALU DALAM KITA AKAN PINDAH BESOK PAGI!
Rutin?
RUTIN? Bacaan: 1Korintus 11:20-31 NATS: Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16) Rutin artinya biasa. Lazim. Tidak istimewa. Setiap orang tidak bisa bebas dari rutinitas hidup. Setiap bangun pagi, kita melakukan kegiatan yang itu-itu juga. Di gereja pun acara kebaktian Minggu hampir sama. Bisa saja kita mendobrak rutinitas dengan melakukan hal-hal istimewa: pergi ke tempat asing, ikut panjat tebing, naik arung jeram atau jet coaster. Namun, saat balik ke rumah, hidup menjadi rutin lagi! Tidak ada yang salah dengan rutinitas. Yang keliru adalah terjebak dalam rutinitas, sehingga semua tugas kita lakukan tanpa penghayatan. Asal jalan. Dulu, setiap kali beribadah, jemaat Korintus selalu mengadakan Perjamuan Kasih dan Perjamuan Kudus. Setelah berjalan lama, mulailah umat terjebak dalam rutinitas. Perjamuan Kasih sebagai tanda kebersamaan tak lagi dilakukan dengan kasih. Masing-masing membawa makanan dari rumah, lalu dinikmati dengan kelompoknya sendiri (ayat 20,21). Begitu pula Perjamuan Kudus tidak lagi dilakukan dalam kekudusan, sebab orang mengikutinya tanpa introspeksi diri (ayat 28) dan "tanpa mengakui tubuh Tuhan" (ayat 29). Tanpa menghargai pengurbanan Kristus. Akibatnya, ritual itu tidak membawa berkat, malah mendatangkan perpecahan dan hukuman. Supaya tak terjebak dalam rutinitas, setiap tugas dan momen perlu kita pandang sebagai kesempatan, bukan kebiasaan. Setiap Perjamuan Kudus adalah kesempatan berbenah diri. Setiap Perjamuan Kasih adalah kesempatan berbagi kasih. Mengikuti ibadah minggu adalah kesempatan bersyukur pada Tuhan. Jika tiap saat dipandang sebagai kesempatan, hidup tak akan terasa membosankan! -JTI KEMAMPUAN MELIHAT KESEMPATAN MEMBUAT HAL-HAL BIASA MENJADI LUAR BIASA
Mengobarkan api
MENGOBARKAN API Bacaan: Lukas 24:13-32 NATS: Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? (Lukas 24:32) Dalam Kisah Para Rasul 17, Paulus pergi ke Areopagus untuk memberitakan kebenaran kebangkitan. Sebagian besar orang yang berkumpul di sana bukan orang yang ingin mendengarkan hal-hal rohani. Lukas, yang menuliskan Kisah Para Rasul, mencatat mereka hanya ingin menghabiskan waktu untuk membahas ide-ide terbaru, tanpa memiliki minat yang berkobar-kobar untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari (ayat 21). Terlalu banyak informasi dapat membahayakan. Semua ide itu dapat saling memburamkan dan tak berkaitan, sehingga yang kita ketahui tak mengubah kita. Berabad-abad lalu, sejarawan Plutarch mengingatkan, hidup pada tahap informasi semata itu berbahaya. Dengan bijak ia berkata, "Akal budi bukan bejana untuk diisi, tetapi api untuk dikobarkan." Para pengikut Kristus yang sedang dalam perjalanan menuju Emaus akan menyetujui hal itu (Lukas 24). Ketika mereka meratapi kematian Yesus, Kristus yang telah bangkit bergabung dengan mereka tetapi menyembunyikan identitas-Nya. Dia mulai mengajar mereka tentang nubuatan-nubuatan kuno dalam Perjanjian Lama mengenai semua peristiwa itu. Setelah itu, Kristus menyatakan diri-Nya kepada mereka kemudian pergi. Setelah Yesus pergi, mereka heran akan apa yang telah mereka dengar. Hal-hal yang diajarkan-Nya bukan fakta-fakta mandul, melainkan api yang membakar hati mereka dengan pengabdian kepada-Nya. Marilah kita juga memercayai Gembala jiwa kita untuk membakar hati kita saat kita bertumbuh di dalam firman-Nya --WEC Kala menempuh perjalanan masa, Kehadiran-Nya terasa bersama kita; Membaca firman-Nya, mendengar sabda-Nya Nyala-Nya memperbarui hati kita. --Hess ANDA TIDAK DAPAT MENGOBARKAN API DI HATI ORANG LAIN SEBELUM API ITU BERKOBAR DI HATI ANDA
Jumat, 26 April 2013
Persekutuan
PERSEKUTUAN Bacaan: Lukas 11:1-13 NATS: Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat ... berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa ...." (Lukas 11:1) Direktur dari sebuah perusahaan besar ingin berbicara dengan manajer pabrik tentang suatu masalah yang sangat mendesak. Akan tetapi, sekretaris manajer itu berkata, "Saat ini beliau tidak dapat diganggu. Beliau sedang ada pertemuan -- seperti yang dilakukannya setiap hari." "Katakan kepadanya Pak Direktur ingin menemuinya," sahut direktur itu tak sabar. Dengan tegas sang sekretaris menjawab, "Pak, saya mendapat perintah keras dari beliau agar tidak mengganggunya saat ia sedang ada pertemuan." Dengan marah direktur itu menerobos melewati sang sekretaris dan membuka pintu kantor sang manajer. Setelah melongok ke dalam sejenak, ia kemudian keluar kembali, menutup pintu dengan pelan sambil berkata, "Maafkan, saya!" Direktur itu mendapati manajernya sedang berlutut di depan Alkitab yang terbuka. Tujuan melakukan saat teduh setiap hari adalah untuk mendorong pertemuan yang akrab dan teratur dengan Raja di atas segala raja. Kita perlu mencari perintah-perintah baru setiap hari dari Pribadi yang telah merencanakan hidup kita dan memenuhi kebutuhan kita. Yesus sendiri meluangkan waktu secara teratur untuk berdoa dan mendorong para murid-Nya untuk berdoa (Lukas 11:1). Dia mengajarkan kepada mereka Doa Bapa Kami dan mengatakan kepada mereka untuk senantiasa meminta, mencari, dan mengetuk (ayat 9,10). Sudahkah Anda meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Allah hari ini? Belum terlambat untuk memulainya --MRD AWALI HARI ANDA DENGAN DOA AKHIRI HARI ANDA DENGAN PUJIAN
Bersekutu itu penting
BERSEKUTU ITU PENTING Bacaan: Ibrani 10:19-39 NATS: Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, ... dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:25) Dalam sebuah acara api unggun, saya mengamati betapa hebatnya nyala api tatkala kayu bakarnya ditumpuk menjadi satu. Kemudian seseorang mulai memisahkan kayu-kayu itu. Dan, hanya dalam waktu kurang dari 30 menit, api yang menyala begitu hebat perlahan-lahan mati. Rupanya, ketika kayu bakar itu menjadi satu, apinya sangat luar biasa. Namun, begitu dipisahkan dari yang lain, api itu nyalanya melemah dan mati. Hal yang sama sesungguhnya terjadi dalam komunitas orang percaya. Jika salah seorang anggota memisahkan diri dan tidak bersekutu dengan yang lain, hampir bisa dipastikan imannya akan melemah. Tidak heran jika penulis kitab Ibrani menekankan betapa pentingnya persekutuan itu, "Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah ... marilah kita ... semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan" (Ibrani 10:25). Betapapun "hebatnya" iman seseorang, jika tidak dipelihara dalam persekutuan bersama saudara seiman, suatu saat akan melemah juga. Pertemuan ibadah seumpama tanah yang subur bagi tersemainya iman kita. Karena itu, pertemuan ibadah sangat penting. Di zaman modern, ada pendapat bahwa kita tidak memerlukan pertemuan ibadah. Menonton tayangan rohani di televisi atau mendengar siaran radio serta bergabung dengan "gereja maya" di internet, itu sudah cukup. Ini pendapat yang keliru. Memang, kita adalah makhluk individual, dalam arti kita unik. Tetapi, kita juga makhluk sosial yang membutuhkan sesama untuk bertumbuh. Mari kita hidupkan api kepercayaan kita, dengan menyatu pada kobaran api yang besar! -MZ MENJAUHI PERTEMUAN IBADAH SAMA DENGAN MEMBUNUH IMAN PERLAHAN-LAHAN
Yang tak dapat dibeli uang
YANG TAK DAPAT DIBELI UANG Bacaan: Yesaya 55:1-7 NATS: Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! (Yesaya 55:6) Uang memegang peranan yang penting dalam hidup. Tanpanya, kita tidak dapat memenuhi kebutuhan atau kemewahan hidup. Namun demikian, ada hal-hal yang nyata-nyata tidak dapat dibeli dengan uang. Pengkhotbah W.A. Criswell pernah mengatakan, "Uang dapat membeli kemewahan, tetapi ia tidak akan membeli kuasa roh. Uang dapat membeli kenaikan pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi, tetapi ia tidak akan membeli penghargaan dari Allah. Uang dapat membeli ... kebaikan dan pujian dari orang lain, tetapi ia tidak dapat membeli jiwa yang terhormat." Kebaikan terbesar -- begitu besarnya, sehingga ia memiliki kategori sendiri -- tidak dapat dibeli. Sekalipun umat manusia menghabiskan seluruh sumber dayanya untuk membeli pengampunan dosa dan hidup kekal bersama Yesus, semua itu tidak akan cukup. Semua kekayaan di seluruh dunia tidak dapat membeli berkat terbesar dari pengampunan dan surga. Kita tidak akan pernah dapat mengumpulkan kekayaan yang cukup untuk membeli tempat di Taman Firdaus Allah. Tetapi ada kabar baik! Keselamatan dapat menjadi milik kita "tanpa uang pembeli dan ... tanpa bayaran," menurut Yesaya 55:1. Sudahkah Anda menerima Yesus sebagai Juru Selamat? Anda hanya perlu menyodorkan tangan kosong Anda kepada Tuhan di dalam iman seperti anak kecil (Yohanes 1:12). Berserulah kepada-Nya dan akui dosa Anda. "Ia memberi pengampunan dengan limpahnya" (Yesaya 55:7) --VCG Aku ditebus, bukan dengan perak, Aku dibeli, bukan dengan kencana; Dibeli dengan harga -- darah Yesus, Nilai kasih yang tiada tara. --Gray KETUKAN IMAN YANG TERLEMAH MEMBUKA LEBAR-LEBAR PINTU PENGAMPUNAN
Kamis, 25 April 2013
Setia Dalam Perkataan
SETIA DALAM PERKATAAN Bacaan: Matius 5:33-37 NATS: Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak (Matius 5:37) Tak lama sebelum kematian menjemputnya, Duke dari Burgundy memimpin Dewan Kabinet Perancis. Pada saat itu, para menteri membuat sebuah proposal yang akan melanggar sebuah perjanjian, namun akan mendatangkan berbagai keuntungan penting bagi negara. Ada banyak alasan yang diberikan untuk membenarkan perbuatan itu. Duke mendengarkan dengan diam, dan ketika semua orang telah menyampaikan pendapatnya, ia kemudian menutup rapat tanpa memberikan persetujuan. Sambil meletakkan tangannya di atas salinan perjanjian yang asli, ia berkata dengan suara tegas, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!" Orang kristiani memang perlu bertindak dan berbicara agar Sang Juru Selamat dimuliakan. Bila Anda berjanji, tepatilah janji itu. Jika Anda membuat suatu komitmen, hormatilah itu. Jika Anda menerima suatu tanggung jawab, jalankanlah. Yesus berkata dalam Matius 5:37, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya." Kejujuran dan kredibilitas kita harus dibuktikan sehingga kita dapat dipercaya dalam perjanjian apa pun yang kita buat. Kesaksian indah yang dapat dikatakan tentang orang kristiani adalah "Ia berjanji; itu sudah cukup bagi saya". Dan jika orang-orang nonkristiani dapat memercayai kita dalam perkara-perkara bisnis, maka mereka akan semakin mungkin memercayai kita ketika kita berbicara tentang Injil. Jika Anda tergoda untuk ingkar janji, pikirkanlah kembali perkataan Duke dari Burgundy tadi, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!" --RWD JANGAN PERNAH BERJANJI JIKA ANDA TIDAK BERNIAT MENEPATINYA
Bunga Dan daun
BUNGA DAN DAUN Bacaan: Matius 23:1-12 NATS: Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Matius 23:11,12) Sun Zi menulis buku dengan judul Sun Zi Bingfa (seni berperang) yang sangat fenomenal lebih dari 2.300 tahun yang lalu. Ternyata, prinsip-prinsip strategi kemiliteran yang terdapat dalam buku tersebut dianggap masih relevan hingga saat ini. Bahkan, prinsip-prinsip itu banyak dipakai dalam dunia bisnis yang sarat intrik, juga dalam hubungan antarmanusia yang kompleks. Sun Zi pernah mengungkapkan sebuah perumpamaan yang sangat mengena berbunyi: "Sekuntum bunga sesungguhnya menjadi elok berkat dukungan daun-daun yang hijau." Daun hijau yang memiliki klorofil (zat hijau daun) -- sekalipun tidak seelok bunga -- mempunyai fungsi yang sangat vital, yakni sebagai pemasok nutrisi karbohidrat melalui proses fotosintesis dari air dan gas asam arang, serta penyinaran cahaya matahari. Perumpamaan di atas hendak menunjukkan bahwa kesombongan adalah sikap yang tidak pada tempatnya. Dalam pelayanan, sikap demikian bisa menjadi batu sandungan. Tuhan Yesus sangat tidak berkenan dengan sikap para ahli Taurat dan orang Farisi yang sombong, sehingga kita diminta agar tidak meneladan perbuatan-perbuatan mereka. Sesungguhnya di ladang pelayanan Tuhan, kita adalah mitra-mitra Tuhan yang setara, sekalipun memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk merasa paling hebat, atau sebaliknya untuk merasa rendah diri. Pribadi-pribadi yang menjadi "bunga" atau "daun hijau" dapat saling mendukung untuk menghasilkan "buah-buah" yang baik; dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan -NDA KERENDAHAN HATI ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK MENJADI PELAYAN YANG BAIK
Rabu, 24 April 2013
hidup ini nyata
HIDUP INI NYATA Bacaan: Mazmur 56 NATS: Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu (Mazmur 56:4) Dalam komik Peanuts, tokoh Lucy mengatakan kepada Linus, saudaranya, bahwa anak-anak tidak bisa tinggal di rumah selamanya. Kelak mereka menjadi dewasa dan meninggalkan rumah. Lalu ia berkata bahwa bila nanti Linus pergi, ia akan menempati kamar Linus. Namun, dengan cepat Linus mengingatkan Lucy bahwa nantinya Lucy juga akan meninggalkan rumah. Menyadari akan hal itu, Lucy pun terkejut, tetapi ia segera menemukan jalan keluar. Ia mengeraskan suara TV, merangkak ke kursi beanbag-nya [kursi kantong yang berisi kacang, dipakai dalam permainan tertentu] dengan semangkuk es krim di tangan, dan menolak memikirkan hal tadi. Menghindari keadaan yang tidak menyenangkan tidak semudah yang Lucy pikirkan. Realitas kehidupan tidak dapat dihindari. Kita dapat mencoba lari dan bersembunyi, tetapi pergumulan dan ujian kehidupan selalu dapat mengikuti langkah kaki kita dan akhirnya menyusul kita. Sebaliknya, kita harus menghadapi masalah kita. Pemazmur Daud melakukan hal ini saat diserang oleh musuh dan teman-teman yang menyesatkan. Ia tidak berusaha mengecilkan bahaya yang ada; ia menyambut badai yang mengganas di sekelilingnya dan memandang kepada Tuhan. Ia menulis, "Kepada Allah aku percaya" (Mazmur 56:5). Marilah kita mengikuti teladan Daud -- bukan Lucy. Menghadapi beragam kesulitan dalam hidup mungkin merupakan pengalaman yang menakutkan. Namun, ketika kita percaya kepada Allah dan mendekat kepada-Nya, kita akan mengalami pembebasan yang nyata --PRV TATKALA KESULITAN MENGHAMPIRI ANDA, HAMPIRILAH ALLAH
Selasa, 23 April 2013
kadetral sang raja
KATEDRAL SANG JANDA Bacqaan: Matius 6:1-4 NATS: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:4) Seorang raja membangun katedral, namun tidak menghendaki siapa pun memberikan sumbangan. Ia ingin dikenang sebagai pembangun tunggal katedral itu. Begitulah. Katedral itu berdiri dengan sebuah plakat yang menyatakan bahwa sang raja adalah pembangunnya. Namun, suatu malam sang raja bermimpi. Seorang malaikat menghapus plakat itu dan menuliskan nama seorang janda miskin untuk mengganti namanya. Mimpi itu terulang dua kali. Saat terbangun, raja segera memerintahkan agar janda itu dipanggil untuk memberikan penjelasan. Dengan gemetar janda itu berkata, "Paduka, hamba sangat mengasihi Tuhan dan sangat ingin terlibat dalam pembangunan katedral ini. Namun, karena rakyat dilarang memberi bantuan apa pun, saya hanya menyediakan jerami untuk kuda yang mengangkut batu-batuan." Kisah di atas menggambarkan motivasi orang dalam memberikan persembahan. Ada yang memberi demi unjuk kedermawanan, agar tidak disebut orang kaya yang kikir. Ada pula yang memberi supaya dapat mengontrol gereja dan hamba Tuhan. Orang-orang seperti itu, menurut Yesus, sudah menerima upahnya (ayat 2). Si ibu janda mewakili orang yang memberi berdasarkan kasih, bahkan dengan pengorbanan. Kalau ia didakwa melanggar perintah raja, bukankah ia mesti menanggung hukuman? Meski tampak remeh dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pemberiannya juga sangat menentukan keberhasilan pembangunan katedral tersebut. Mari kita melihat kembali motivasi kita dalam memberi persembahan. Apakah kita bersikap seperti sang raja? Atau, seperti si janda miskin? -ARS PERSEMBAHAN KITA DITAKAR BUKAN BERDASAR JUMLAHNYA TETAPI BERDASAR KASIH DAN PENGORBANAN YANG MENYERTAINYA" (Yohanes 1:41)
Senin, 22 April 2013
mahakarya dari kain kotor
MAHAKARYA DARI KAIN KOTOR Bacaan: Galatia 4:13-20 NATS: Hai anak-anak-Ku ... aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu (Galatia 4:19) Suatu kali seorang seniman mendapat tuduhan palsu dan dijebloskan ke dalam penjara. Meskipun diizinkan untuk membawa kuas dan cat lukisnya, ia tidak tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan kanvas. Pada suatu hari di tengah keputusasaan, ia kemudian meminta kepada seorang sipir sesuatu yang dapat dipakainya untuk melukis. Dengan acuh tak acuh, sipir itu membawakan sehelai sapu tangan tua yang kotor dan melemparkannya kepada sang seniman seraya berkata, "Coba, apa yang dapat kamu kerjakan dengan kain kotor itu!" Seniman yang juga seorang kristiani itu kemudian melukiskan pemahamannya tentang wajah Yesus. Setelah melukis cukup lama dan dengan tekun, ia berpikir akan menunjukkan hasil karyanya pertama kali kepada sipir yang memberinya kain kotor sebagai kanvasnya. Ketika sang sipir melihat lukisan yang indah itu, hatinya tergerak, dan air matanya berlinang-linang. Di kemudian hari lukisan itu menjadi terkenal. Jika seseorang dapat mengubah sehelai kain tua yang kotor menjadi berkilau dengan keindahan yang membuat seorang sipir penjara yang acuh tak acuh dan tak peduli itu menangis, coba pikirkan apa yang dapat dikerjakan oleh Sang Seniman Agung terhadap kehidupan kita apabila kita mengizinkan Dia memenuhi kehendakNya dalam diri kita. Di dalam keadaan yang berdosa, kita ini hanyalah "kain-kain kotor" tua, yang tidak memiliki keindahan rohani. Namun, kuasa Roh Kudus Allah dapat mengubah kita menjadi sebuah mahakarya anugerah ilahi! --HGB TAFSIR ALKITAB YANG TERBAIK ADALAH SUATU KEHIDUPAN YANG DIPENUHI OLEH KRISTUS