Sabtu, 27 Juli 2013

Penghapus

PENGHAPUS Bacaan: 1Yohanes 1:5-10 NATS: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehinga Ia akan mengampuni segala dosa kita (1Yohanes 1:9) Sejak Joseph Dixon (1827-1869) mulai memproduksi pensil selama Perang Saudara Amerika Serikat, satu-satunya perubahan signifikan pada desainnya adalah adanya tambahan karet penghapus. Renungkan sejenak batang kayu kecil untuk menulis yang unik ini. Di sisi yang satu terdapat ujung yang runcing, keras, dan berwarna hitam. Di sisi satunya lagi terdapat karet penghapus kecil. Alat yang sederhana ini dapat dipakai untuk menulis, membuat sketsa, menghitung rumus-rumus yang rumit, atau membuat puisi yang indah. Namun pensil juga dapat dengan cepat mengoreksi suatu kesalahan, mengubah bilangan, atau memulai semuanya dari awal. Setiap hari orang kristiani menorehkan perkataan dan perbuatannya pada catatan sejarah pribadinya. Namun tatkala berefleksi pada perkataan dan perbuatannya, ia menjadi sadar bahwa sebagian yang dituliskannya bukanlah sifat yang akan menyenangkan Sang Juru Selamat. Ia teringat pada sikap dan tindakan yang tidak seharusnya menjadi bagian dari kehidupan orang kristiani. Akan tetapi, dosa-dosa ini diampuni dan persekutuan dengan Allah diperbaiki melalui pengakuan yang jujur serta pertobatan. Dalam surat 1Yohanes, ia memberitahukan cara hidup lurus serta menikmati persekutuan dengan Kristus dan orang lain. Namun, Yohanes adalah seorang realis, yang sadar bahwa sebagian dari catatan kehidupan kita akan ditandai dengan kekurangan dan kegagalan kita setiap hari. Itulah sebabnya 1Yohanes 1:9 merupakan suatu janji yang indah. Ayat ini menyatakan bahwa kita dapat memakai penghapus berupa pengakuan dan memulai kembali dari awal --DJD PENGAKUAN DOSA ADALAH TANAH TEMPAT PENGAMPUNAN TUMBUH SUBUR

Jumat, 26 Juli 2013

perawatan kuku gajah

PERAWATAN KUKU GAJAH Bacaan: 2Timotius 2:22-26 NATS: Dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan (2Timotius 2:25) Merawat kuku gajah bukanlah kemewahan, melainkan lebih pada keharusan. Menurut artikel dalam The Kansas City Star, jika kaki gajah-gajah yang ditangkap tidak dirawat secara teratur, mereka akan cenderung terkena infeksi yang dapat berakibat fatal. Akan tetapi, menggunting kuku kaki binatang yang bobotnya bisa mencapai 6 ton itu merupakan pekerjaan berbahaya. Jadi, ada orang yang memunculkan sebuah ide. Ia mengembangkan alat bernama "sirip untuk gajah" yang dapat mempermudah para pawang dalam menenangkan seekor gajah dengan mengaktifkan alat itu di samping gajah. Alat itu tingginya 3,6 meter, beratnya lebih dari 15 ton, dan harganya kurang lebih 900 juta rupiah. Beberapa kebun binatang telah membeli alat yang sangat membantu ini. Memerhatikan orang lain juga bisa berisiko. Paulus menjelaskan bahwa menolong orang yang telah menyimpang dari jalan kebenaran juga bisa mengandung bahaya. Namun, Paulus tak menawarkan alat canggih untuk menolong orang-orang yang membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain (2Timotius 2:23,25). Sebaliknya, ia mengingatkan bahwa ketika kita harus memerhatikan pikiran dan perasaan orang lain, kita tak dapat bergantung pada kecerdikan dan otot manusia. Yang sangat kita perlukan adalah hikmat Allah. Pelayan Tuhan tak boleh memicu pertengkaran atau menjadi sombong. Sebaliknya, ia harus lemah lembut dan sabar (ayat 24). Memadukan kebenaran dan kasih karunia saat menghadapi bahaya, jauh lebih baik daripada sikap melindungi diri sendiri. Sikap ini menggambarkan hati Pribadi yang ingin kita perkenalkan kepada orang-orang yang menyimpang itu --MRD II GUNAKAN SIKAP BIJAK DAN PENUH KASIH SAAT MENYADARKAN KEMBALI ORANG YANG TERSESAT

malam

MALAM Bacaan: Mazmur 42 NATS: Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku (Mazmur 42:9) Dalam bukunya yang memukau dan menegangkan berjudul Night (Malam), Elie Weisel menggambarkan pengalaman masa kecilnya sebagai salah satu dari sekian banyaknya korban Holocaust [peristiwa pembantaian orang Yahudi secara besar-besaran]. Karena direnggut dari rumahnya dan dipisahkan dari seluruh keluarganya, kecuali ayahnya (yang kemudian meninggal di kamp maut), Weisel menderita kekelaman malam jiwa, seperti yang dialami oleh beberapa orang. Hal ini membuatnya meragukan pandangan dan imannya tentang Allah. Kemurnian hati dan imannya menjadi korban di atas mezbah kejahatan manusia serta kegelapan dosa. Daud mengalami sendiri kekelaman malam jiwa, yang oleh banyak cendekiawan dipercayai telah menginspirasi tulisannya di Mazmur 42. Karena terus diuber dan diburu, mungkin ketika dikejar oleh putranya, Absalom, yang memberontak (2Samuel 16-18), Daud mengalami kepedihan dan ketakutan yang dapat dirasakan orang dalam pengasingan malam. Malam adalah tempat kegelapan mencekam dan memaksa kita memikirkan kepedihan hati kita dan mempertanyakan Allah. Pemazmur sadar mengeluh tentang Allah yang seolah-olah tidak hadir, namun justru dalam semua pengalaman itu ia memperoleh nyanyian malam (ayat 9) yang memberikan damai dan kepercayaan kepadanya untuk menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi. Ketika kita memiliki pergumulan yang kelam, kita harus yakin bahwa Allah bekerja dalam kegelapan. Kita dapat berkata bersama pemazmur, "Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (ayat 12) --WEC JIKA LANGIT CUKUP GELAP KITA DAPAT MELIHAT BINTANG --EMERSON

Kamis, 25 Juli 2013

Makin tua, makin dewasa

MAKIN TUA, MAKIN DEWASA Bacaan: Mazmur 71:14-24 NATS: Sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini (Mazmur 71:18) Usia tua adalah masa di mana kita dapat melakukan pembentukan-jiwa, demikian kata orang-orang Quaker. Kita dapat memusatkan perhatian untuk mengenal Allah dengan lebih baik dan melatih karakter yang membuat kita semakin menyerupai Dia. Usia melemahkan kekuatan dan tenaga kita, serta merenggut kesibukan kita. Itulah cara yang digunakan Allah untuk memperlambat langkah kita, sehingga kita memiliki lebih banyak waktu untuk Dia. Kita dapat lebih dalam memi-kirkan tentang kehidupan, diri kita sendiri, dan orang lain. Perubahan adalah suatu hal yang tak dapat dihindari dalam hidup. Setiap menit kita dibentuk dalam langkah hidup kita. Setiap pikiran, keputusan, tindakan, emosi, respons, membentuk kita menjadi orang tertentu. Kita dapat semakin menyerupai Kristus atau justru menjauh dari Dia dan akhirnya sekadar menjadi karikatur dari pribadi yang dimaksudkan Allah bagi kita. Kita memang kehilangan beberapa hal pada saat usia kita semakin bertambah: kekuatan fisik, kecekatan, kegesitan. Akan tetapi, cobalah Anda pikirkan ketenangan yang diberikan oleh Tuhan, kedamaian yang ditinggalkan-Nya bagi kita, keselamatan yang disediakan-Nya bagi kita, dan kesetiaan-Nya kepada kita (Mazmur 17:15). Usia lanjut adalah saat yang paling baik untuk bertumbuh dalam kasih karunia dan kesalehan, dalam kekuatan batiniah dan kecantikan karakter. Rambut putih, kata orang bijak, adalah mahkota indah, yang diperoleh pada jalan kebenaran (Amsal 16:31) DHR MENJADI DEWASA DIKATAKAN PADA ANAK MUDA MENJADI TUA DENGAN PENUH KASIH KARUNIA DIKATAKAN SAAT SUDAH TUA

hati megan

HATI MEGAN Bacaan: Yakobus 1:19-27 NATS: Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja (Yakobus 1:22) Ketika Megan duduk di kelas tiga, ia selalu pulang tanpa sarung tangan musim dinginnya. Ibunya jengkel karena harus selalu membelikan sarung tangan baru, yang tidak mampu dilakukan keluarga itu. Suatu hari ibunya marah dan berkata, "Megan, kamu harus lebih bertanggung jawab. Tidak bisa terus-menerus seperti ini!" Megan menangis. Dengan tersedu-sedu ia mengatakan kepada ibunya bahwa selama ia bisa mendapatkan sarung tangan baru, ia dapat memberikan sarung tangan untuk anak-anak yang sama sekali tidak dapat membelinya. Sekarang saat usianya 18 tahun, Megan memiliki berbagai hobi termasuk menjadi sukarelawan di lingkungannya dan membimbing anak-anak jalanan. Berkaitan dengan keinginannya untuk membantu orang lain, ia berkata bahwa "rasanya hal itu memang sudah seharusnya saya kerjakan". Sebagai orang kristiani, kita pun harus mempunyai hati yang suka memberi. Yakobus berkata bahwa kita harus mendengarkan firman dan melakukan apa yang dikatakan firman itu (1:22,23). Akan tetapi, ia tidak berhenti dengan hanya mengatakan bahwa kita harus mematuhinya. Ia memberi kita petunjuk khusus tentang apa yang harus kita lakukan. Lalu, ia memberi kita cara praktis untuk memberi perhatian kepada orang lain: "Mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka" (ayat 27). Mintalah agar Allah memberi kita hati seperti hati yang dimiliki Megan. Dengan kasih kepada Allah, taatilah apa yang dikatakan-Nya supaya Anda lakukan. Itulah yang "memang seharusnya kita kerjakan" --AMC ANDA DAPAT MEMBERI TANPA MENGASIHI TETAPI ANDA TIDAK DAPAT MENGASIHI TANPA MEMBERI

Rabu, 24 Juli 2013

pengumpul sampah

PENGUMPUL SAMPAH Bacaan: 1Petrus 5:1-6 NATS: Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain (1Petrus 5:5) Saya pernah berkhotbah di sebuah gereja yang menunjukkan kasih dan keramahan. Hal itu merupakan suatu hak istimewa bagi saya. Di gereja tersebut, saya terkesan oleh kemauan jemaat untuk ikut menyingsingkan lengan baju dan bekerja. Pada hari Minggu ketika saya berkhotbah, ada tiga kebaktian yang sudah dijadwalkan. Para wanita dari gereja tersebut menghidangkan banyak makanan pada sela-sela setiap pertemuan bagi para tamu yang telah menempuh perjalanan jauh. Usai makan malam, setelah kebanyakan orang sudah pulang ke rumah masing-masing, saya memerhatikan pasangan yang berpenampilan terhormat membersihkan meja dan menimbun piring kertas ke dalam tas plastik besar. Ketika saya melontarkan pujian atas perbuatan yang mereka lakukan, mereka dengan jujur berkata, Oh, kami adalah pengumpul sampah. Kami secara sukarela membersihkan gereja setiap kali setelah kebaktian. Kami menganggap ini sebagai pelayanan. Sungguh menyenangkan mengetahui bahwa pasangan ini tidak saja bersedia melayani Tuhan, namun mereka juga dengan rendah hati melakukan sesuatu yang mungkin dianggap sebagai pekerjaan yang merendahkan martabat. Sebagian anggota tubuh Kristus dipanggil untuk melayani di tempat yang terkemuka; yang lainnya dipanggil untuk bekerja diam-diam di balik layar. Entah apa yang diminta Allah untuk kita lakukan, mari kita berkeinginan untuk melakukannya dengan melayani satu sama lain melalui kasih, menyadari bahwa pada akhirnya kita melayani Tuhan RWD TAK ADA TUGAS YANG TAK BERARTI DI GEREJA

Selasa, 23 Juli 2013

menyenangkan orang banyak

MENYENANGKAN ORANG BANYAK Bacaan: Yohanes 12:35-43 NATS: Mereka lebih suka akan kehormatan manusia daripada kehormatan Allah (Yohanes 12:43) Saya pernah membaca kisah di surat kabar tentang bintang karnaval tua yang biasa dipanggil Cannonball. Sewaktu masih muda, ia pernah ditembakkan dari meriam sebanyak 1.200 kali, menarik beban seberat 40,8 kilogram menyeberangi meja dengan kelopak matanya, dan mempertontonkan berbagai akrobat aneh lainnya. Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal-hal itu, ia menjawab, Tahukah Anda bagaimana rasanya mendapatkan tepuk tangan dari 60.000 orang? Karena itulah saya melakukannya berulang kali. Dalam Yohanes 12, kita mengenal beberapa pemimpin yang juga didorong oleh keinginan untuk menyenangkan orang lain. Namun, dalam hal itu, mereka tidak mau mengikut Yesus secara terbuka karena mereka ingin diterima oleh orang-orang Farisi. Meskipun mereka telah melihat keajaiban yang dilakukan Sang Juruselamat dan memercayai-Nya, mereka tidak mau mengakuinya secara terbuka. Mereka lebih suka akan kehormatan manusia daripada kehormatan Allah (ayat 43). Dan saya percaya kita dapat menyimpulkan bahwa banyak orang gagal meminta pertolongan Yesus karena mereka juga ingin menyenangkan orang lain. Mereka takut terhadap celaan mayoritas, mereka hanya ingin menyenangkan orang banyak. Kita semua adalah sasaran tekanan sosial. Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri dan kepada Allah, kita akan dapat bertahan dari dorongan kuat orang banyak. Akan tetapi apabila kita hanya ingin menyenangkan orang banyak, keadaan kita akan menjadi lebih buruk daripada pria yang terus-menerus kembali ke meriam pelontar itu! MRD MENYERAHKAN DIRI PADA ROH ALLAH MENCEGAH KITA MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA

Senin, 22 Juli 2013

tiram yang terluka

TIRAM YANG TERLUKA Bacaan: Kejadian 41:46-57 NATS: Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku (Kejadian 41:52) Ketika penderitaan yang tampaknya tidak ada gunanya menyerbu kehidupan kita, kerap kali kita bertanya pada diri sendiri, Siapa yang memerlukan semua kesulitan ini? Namun, renungkanlah sejenak asal-usul mutiara. Setiap mutiara terbentuk karena respons internal tiram terhadap luka yang disebabkan oleh bahan yang melukai dirinya, misalnya sebutir pasir. Sumber yang dapat memperbaiki luka tersebut akan segera mengalir ke daerah yang sedang terluka. Dan hasil akhirnya adalah mutiara yang berkilauan. Terciptalah sesuatu yang indah, dan hal tersebut tidak akan mungkin terjadi apabila tidak ada luka. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita melihat Yusuf dalam posisi yang berpengaruh, posisi yang kelak dipakai Allah untuk memberi makan negeri di sekelilingnya dan juga keluarga Yusuf selama kelaparan. Namun, bagaimana ia jadi seseorang yang berpengaruh? Hal itu diawali dengan lukaia dijual untuk dijadikan budak (Kejadian 39)sehingga akhirnya menghasilkan mutiara yang berguna. Karena Yusuf mendekat pada sumber Allah, ketika ia dipermalukan ia menjadi lebih baik, bukannya menjadi pahit. Ia menamai anak keduanya Efraim, yang berarti keberhasilan ganda, dan ia berkata, Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku (41:52). Penulis, Paul E. Billheimer berkata mengenai Yusuf, Jika ada orang yang mengasihani dan mencoba menolongnya keluar dari kesedihan dalam hidupnya, maka kemuliaan yang mengikutinya tidak akan terjadi. Jadi jika Anda sedang menderita, ingat: Jika tak ada luka, tak akan ada mutiara! JEY KESENGSARAAN KERAP KALI MERUPAKAN BERKAT TERSELUBUNG

Minggu, 21 Juli 2013

Jalan-nya

JALAN-NYA Bacaan: Matius 26:36-46 NATS: Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Matius 26:39) Sebuah pertanyaan mengenai judul sebuah pujian membuat saya teringat lagu kuno yang indah, yang saya nyanyikan saat bertumbuh di gereja. Nyanyian itu berjudul Biarlah Kehendak-Nya yang Terjadi dalam Hidupmu. Refrein lagu itu berbunyi: Kuasa-Nya dapat membuatmu menjadi engkau yang seharusnya; Darah-Nya dapat menyucikan hati dan memerdekakanmu; Kasih-Nya dapat memenuhi jiwamu, dan akan kaulihat hal yang terbaik adalah ketika kehendak-Nya yang terjadi dalam hidupmu. Bahkan ketika kita tahu bahwa jalan Allah adalah yang terbaik bagi kita, kita mungkin masih bergumul untuk mematuhi-Nya. Ketika Kristus Juruselamat kita menghadapi kenyataan mengerikan menanggung dosa-dosa kita di kayu salib, Dia sangat menderita dalam doa-Nya, Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Matius 26:39). Yesus, yang hidup untuk melakukan kehendak Bapa-Nya, bergumul dan berdoa, kemudian mematuhi dengan rela. Dan Dia dapat menolong kita saat bergumul dengan pilihan sukar dalam hidup kita. C.S. Lewis menulis: Pada akhirnya hanya ada dua macam orang: orang-orang yang berkata pada Allah, Jadilah kehendak-Mu, dan orang-orang yang kepadanya Allah berkata, pada akhirnya, Jadilah kehendakmu. Jika kita senantiasa memilih jalan kita sendiri, akhirnya Dia akan membiarkan kita menderita sebagai akibatnya. Yang terbaik adalah berserah kepada Allah sekarang. Jika kita melakukannya, kita akan mendapat jaminan bahwa jalan-Nya adalah yang terbaik bagi kita DCM ADA KEMENANGAN DALAM PENYERAHAN JIKA PENAKLUKNYA ADALAH KRISTUS

dikenal di surga

DIKENAL DI SURGA Bacaan: Yohanes 20:11-18 NATS: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27) Maria berdiri di depan kuburan yang kosong dan menangis dengan sedih karena Tuhannya telah wafat. Ia mendambakan "sentuhan tangan yang telah lenyap", seperti yang dilukiskan Tennyson dalam syairnya tentang dinginnya kepastian maut, "suara yang sunyi". Lalu, Yesus pun muncul. Dalam kesedihannya, mata Maria terkecoh. Ia mengira Yesus adalah tukang kebun. Akan tetapi, Yesus kemudian memanggil namanya, dan ia segera mengenali-Nya. Ia berteriak, "Rabuni!" yang artinya Guru (Yohanes 20:16). Saya ditanya apakah nantinya kita akan saling mengenal di surga. Saya percaya bahwa kelak di sana kita akan mengenal dan dikenal. Pada waktu Yesus memperoleh tubuh-Nya yang mulia, para pengikut-Nya dapat mengenali-Nya (Yohanes 20:19,20). Dan, pada suatu hari nanti kita juga akan memperoleh tubuh yang mulia (1Korintus 15:42-49, 1Yohanes 3:2). "Bersukacitalah," kata Yesus kepada murid-murid-Nya, "karena namamu ada terdaftar di surga" (Lukas 10:20). Kelak kita akan kembali mendengar suara orang-orang yang kita kasihi dan yang namanya tertulis di surga -- suara-suara yang kini masih sunyi. Kita akan mendengar suara ayah yang memanggil nama kita dengan kasih yang murni, dan suara ibu yang memanggil kita supaya masuk rumah setelah kita bermain di luar. Meskipun demikian, ada satu suara yang sangat ingin saya dengar melebihi semua suara lainnya, yaitu suara Tuhan Yesus yang memanggil nama saya, "David." Dan, seperti Maria, saya akan segera mengenali-Nya. Juru Selamatku! --DHR SELAMAT TINGGAL ADALAH HUKUM DUNIA -- PERTEMUAN KEMBALI ADALAH HUKUM SURGA

Sabtu, 20 Juli 2013

sisi terjauh dunia

SISI TERJAUH DUNIA Bacaan: Kolose 3:1-4 NATS: Kewargaan kita terdapat di dalam surga (Filipi 3:20) Patrick O’Brian (1914-2000) adalah seorang penulis terkenal novel-novel yang berbau sejarah. Pada tahun 1969 ia menerbitkan sebuah novel yang berjudul Master and Commander: The Far Side of the World. Itu adalah novel (yang kemudian menjadi film yang sukses) tentang peperangan di laut selama berlangsungnya Perang Napoleon. Salah satu pengangkat kepopuleran buku ini adalah perhatian O’Brian yang luar biasa terhadap pengetahuan tentang angkatan laut dan sejarah alam. Dan ia menuliskannya dengan wawasan yang merasuk sampai ke dalam jati diri manusia. Dalam suatu adegan yang menggugah hati, digambarkan Kapten "Lucky Jack" Aubrey sedang mempersiapkan awak kapalnya untuk suatu pertempuran. Ia berkata, "Inggris terancam akan diserbu, dan meski saat ini kita berada di sisi terjauh dunia, kapal ini adalah kampung halaman kita. Kapal ini adalah Inggris." Pandangan Kapten Aubrey tentang kewarganegaraan tersebut didasarkan pada kesetiaan, bukan pada suatu tempat tertentu. Pandangan ini dengan jelas menggambarkan suatu prinsip yang alkitabiah. Rasul Paulus pernah menulis surat kepada jemaat di Filipi, sebuah daerah jajahan Romawi, "Kewargaan kita terdapat di dalam surga dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat" (Filipi 3:20). Kita perlu senantiasa diingatkan bahwa walaupun kita tinggal di bumi saat ini, kita harus meletakkan kesetiaan kita di rumah abadi kita. Kita perlu selalu memikirkan "hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi" (Kolose 3:2) --HDF TATKALA ANDA MEMIKIRKAN TUGAS-TUGAS DI DUNIA PIKIRKANLAH SURGA SENANTIASA

monumen yang dapat hidup

MONUMEN YANG HIDUP Bacaan: 2Korintus 3:1-6 NATS: Kamu adalah surat Kristus, ... ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia (2Korintus 3:3) Saya telah melihat beberapa laporan terkini mengenai usaha menghilangkan monumen-monumen yang mencantumkan Sepuluh Perintah Allah dari tempat-tempat umum di AS. Hal ini patut disesalkan karena monumen-monumen itu merupakan peringatan atas kebenaran, dan kebenaran meninggikan derajat bangsa (Amsal 14:34). Saya percaya bahwa pemindahan tugu-tugu peringatan ini mencerminkan dasar moral kita yang mulai runtuh. Bagaimanapun, ada satu monumen kebenaran kekal, yang tak dapat dihilangkan, yaitu kebenaran Kristus yang dituliskan di hati manusia oleh Roh Allah (2Korintus 3:3). Orang-orang yang menyimpan perintah Allah di dalam hati mereka akan mengasihi Allah dengan segenap akal budi, jiwa, dan kekuatan mereka. Mereka menunjukkan kasih ini kepada dunia melalui sikap penuh hormat terhadap orangtua, kesetiaan dalam kehidupan pernikahan, dan integritas di dalam pekerjaan mereka. Mereka menghargai kehidupan umat manusia dan memperlakukan orang lain dengan bermartabat dan penuh hormat. Mereka tidak mengatakan hal-hal buruk mengenai orang lain, tak peduli berapa banyak hal buruk yang telah dilakukan orang lain terhadap mereka. Mereka merasa puas dengan Allah serta dengan apa yang diberikan-Nya bagi mereka, dan mereka tak menginginkan hal lain. Inilah tanda-tanda lahiriah bahwa hukum Allah hidup, tertulis di dalam hati kita dengan Roh dari Allah yang hidup (ayat 3). Anda dan saya adalah monumen anugerah Allah yang hidup. Kita harus berdiri tegak. Dunia mengamati kita DHR HUKUM ALLAH YANG TERTULIS DI HATI KITA TAKKAN PERNAH DAPAT DIHILANGKAN DARI TEMPAT UMUM

perjamuan suci di bulan

PERJAMUAN SUCI DI BULAN Bacaan: Mazmur 139:1-12 NATS: Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana (Mazmur 139:8) Apollo 11 mendarat di permukaan bulan pada Minggu, 20 Juli 1969. Kebanyakan kita tahu pernyataan bersejarah Armstrong ketika ia menapakkan kaki di permukaan bulan, "Bagi seorang manusia, ini memang langkah kecil; tetapi ini langkah raksasa bagi umat manusia." Namun, hanya sedikit orang yang mengetahui makanan pertama yang disantap di sana. Dalam pesawat angkasa luar itu, Buzz Aldrin telah membawa sebuah kotak perjamuan suci yang disediakan gerejanya. Aldrin mengirimkan siaran radio ke bumi untuk meminta para pendengarnya merenungkan berbagai peristiwa yang terjadi hari itu, kemudian mengucap syukur. Lalu, tanpa disiarkan melalui radio demi menjaga keleluasaan pribadi, Aldrin menuang anggur ke dalam piala perak. Ia membaca, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak" (Yohanes 15:5). Dalam keheningan, ia mengucap syukur, makan roti, dan minum anggur. Allah ada di mana-mana, dan penyembahan kita harus mencerminkan kenyataan ini. Dalam Mazmur 139 dikatakan bahwa ke mana pun kita pergi, Allah berada dekat dengan kita. Buzz Aldrin merayakan pengalaman itu di permukaan bulan. Dalam jarak ribuan kilometer jauhnya dari bumi, ia meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan Dia yang menciptakan, menebus, dan bersekutu dengannya. Apakah Anda jauh dari rumah? Apakah Anda seakan-akan berada di puncak gunung atau jurang yang gelap? Apa pun situasi Anda, persekutuan Anda dengan Allah hanyalah sejauh doa --HDF KEHADIRAN TUHAN BERSAMA KITA ADALAH SALAH SATU HADIAH TERBESAR-NYA BAGI KITA

Jumat, 19 Juli 2013

cara yang misterius

CARA YANG MISTERIUS Bacaan: Roma 8:28-39 NATS: Allah ... di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya (Efesus 1:11) Lika-liku kehidupan Jacob DeShazer seperti alur cerita novel perang yang sangat menarik. Namun secara keseluruhan, cerita-cerita itu menunjukkan Allah bekerja dengan cara-cara yang misterius. Pada Perang Dunia II, DeShazer bekerja sebagai pengebom US Army Air Corps di skuadron yang dipimpin Jenderal Doolittle. Ketika ikut serta dalam penyerangan ke Jepang yang dilakukan Doolittle pada tahun 1942, DeShazer dan anak buahnya kehabisan bahan bakar dan meloncat ke luar pesawat di atas wilayah Cina. Ia diangkut ke kamp tawanan Jepang. Di situ ia memercayai Yesus sebagai Juruselamatnya. Setelah dibebaskan, ia menjadi misionaris di Jepang. Suatu hari DeShazer memberikan sebuah pamflet kepada seorang pria bernama Mitsuo Fuchida. Di dalam pamflet itu ada cerita mengenai dirinya. Ia tidak tahu bahwa saat itu Mitsuo akan diadili karena perannya semasa perang sebagai komandan angkatan perang Jepang yang menyerang Pearl Harbor. Fuchida membaca pamflet itu dan mendapatkan sebuah Alkitab. Tak lama kemudian, ia menjadi seorang kristiani dan penginjil bagi bangsanya. Akhirnya, Fuchida dan DeShazer bertemu kembali dan menjadi sahabat. Cara Allah mempersatukan dua orang yang dulunya musuh dalam peperangan, menyatukan mereka, dan memimpin mereka kepada-Nya sangat mengherankan. Namun, cerita itu menunjukkan kepada kita bahwa Dia mengendalikan segala sesuatu. Dan tak satu punbahkan perang duniayang dapat menghentikan Allah mengerjakan segala sesuatu ... menurut keputusan kehendak-Nya (Efesus 1:11) JDB SETIAP ANAK ALLAH MENGISI TEMPAT ISTIMEWA DALAM RENCANA-NYA

Rabu, 17 Juli 2013

saat berbelas kasih

SAAT BERBELAS KASIH Bacaan: Lukas 23:26-34 NATS: Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34) Pada tahun 2002 saya berada di Jakarta, Indonesia. Saat itu saya menjadi pengajar selama dua malam dalam suatu konferensi Alkitab. Malam pertama, saya berangkat lebih awal ke gereja yang menjadi penyelenggara acara, dan sang pendeta mengajak saya untuk berkeliling gedung. Keindahan gereja itu mengesankan saya. Kemudian sang pendeta mengajak saya ke ruangan yang besar di tempat yang lebih rendah. Di bagian depan terdapat mimbar dan meja Perjamuan Kudus. Di belakangnya tampaklah dinding beton sederhana dengan salib kayu menempel di dinding. Di bawahnya tertera tulisan berbahasa Indonesia. Saya menanyakan apa bunyi tulisan itu, dan saya terkejut saat ia mengutip perkataan Kristus yang dilontarkan-Nya dari atas kayu salib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Saya menanyakan apakah ada alasan khusus sehingga tulisan itu tertulis di situ. Ia lalu menjelaskan bahwa beberapa tahun sebelumnya di kota ini pernah terjadi kerusuhan hebat, dan 21 gereja dibakar habis dalam satu hari. Dinding beton itu merupakan satu-satunya yang tersisa -- dari gereja pertama yang dibakar. Dinding dan ayat tersebut mengingatkan mereka pada belas kasih yang ditunjukkan Kristus di atas kayu salib, dan hal itu menjadi pesan gereja bagi kota mereka. Balas dendam dan kepahitan bukanlah respons yang menyembuhkan kebencian dan kemarahan dunia yang terhilang ini. Akan tetapi, belas kasih Kristus dapat menjadi respons yang memulihkan, seperti halnya yang terjadi 2.000 tahun silam --WEC BELAS KASIHAN DIBUTUHKAN UNTUK MENYEMBUHKAN LUKA DAN HATI SESAMA

Jumat, 12 Juli 2013

Dia ingin

DIA INGIN Bacaan: Kisah Para Rasul 1:1-8 NATS: Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8) Dalam bukunya yang berjudul Love Is Now, Peter Gilquist menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya diundang menjadi pembicara bagi sekelompok mahasiswa UCLA [University of California, Los Angeles]. Seusai pertemuan itu, seorang pria muda mengungkapkan keinginannya untuk mendiskusikan keselamatan. Karena itu, Gilquist mengatur pertemuan dengannya pada keesokan paginya. Mahasiswa ini benar-benar menginginkan apa yang dilihatnya dalam kehidupan orang kristiani. Namun, ia ragu untuk membuat komitmen karena mengira ia harus bersaksi kepada orang lain tentang Yesus. Namun, Gilquist meyakinkannya bahwa untuk menjadi seorang kristiani ia tidak dituntut melakukan apa pun selain percaya kepada Kristus. Karena menyadari bahwa keselamatan merupakan anugerah Allah melalui iman, mahasiswa itu dengan gembira menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Namun, terjadi sesuatu yang aneh saat ia kembali ke asrama. Ia berjumpa dengan temannya, lalu menceritakan kepada temannya itu tentang iman barunya dalam Kristus. Sebelum hari itu berakhir, ia telah bersaksi kepada semua orang di asramanya tentang Yesus. Kesaksian kita bagi Kristus seharusnya mencerminkan hati yang penuh rasa syukur, yaitu suatu hasrat yang sungguh-sungguh untuk membagikan berkat keselamatan kepada sesama. Jika kita enggan memberikan kesaksian, marilah kita meminta kepada Allah agar Dia memberi kita hasrat untuk berbicara tentang Dia. Dengan demikian, kita akan bersaksi karena kita memang ingin melakukannya --RWD BILA ANDA MENGENAL KRISTUS ANDA AKAN INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL DIA

Mulai dari akhir

MULAI DARI AKHIR Bacaan: Ayub 3:20-26 NATS: Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku (Ayub 3:3) Pada usia 30 tahun, wanita itu sudah ingin menyerah. Ia menulis di buku hariannya, Allahku, apa yang akan terjadi padaku? Aku ingin mati saja. Namun awan gelap keputusasaan justru menuntunnya pada kecemerlangan. Saat itulah ia menemukan tujuan hidup yang baru. Ketika ia meninggal pada usia 90, ia meninggalkan jejak sejarah. Banyak orang percaya bahwa ia dan orang-orang yang memperkenalkan antiseptik dan kloroform untuk kepentingan pengobatan telah melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar meringankan penderitaan sesama pada abad ke-19. Nama wanita tersebut adalah Florence Nightingale, pemrakarsa profesi perawat. Ayub sangat berharap ia tak pernah dilahirkan di dunia ini (Ayub 3:1-3). Namun puji Tuhan, ia tak mengakhiri hidupnya. Sama seperti Nightingale yang berhasil keluar dari tekanan dan menemukan cara untuk menolong orang lain, Ayub pun behasil melewati kesedihannya, dan pengalamannya telah menjadi sumber penghiburan yang tidak berkesudahan bagi jiwa yang menderita. Mungkin Anda kini berada pada titik di mana Anda tak mau hidup lagi. Menjadi anak Allah justru meningkatkan keputusasaaan Anda, karena Anda menjadi bertanya-tanya bagaimana seorang percaya dapat merasa sendirian dan terlupakan. Jangan menyerah. Perasaan ingin mengakhiri hidup Anda sendiri mungkin merupakan suatu pengalaman paling menyakitkan yang pernah Anda hadapi. Namun kobarkan semangat Anda. Bergantunglah kepada Tuhan dalam iman dan mulai lagi dari awal. Allah dapat memakai permulaan dari suatu akhir MRD DI DALAM KRISTUS ORANG YANG PUTUS ASA MENEMUKAN HARAPAN

Kamis, 11 Juli 2013

Youth Camp Jabar 2013

Kampanye perdamaian

KAMPANYE PERDAMAIAN Bacaan: Lukas 19:1-10 NATS: Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10) Dalam buku karya Craig Nelson, The First Heroes, kita akan membaca tentang para penyerang Doolittle yang melancarkan serangan balasan besar pertamanya di garis depan Pasifik semasa Perang Dunia II. Tidak semua "penyerang" berhasil kembali dari misi pengeboman mereka. Jacob DeShazer adalah salah seorang di antara mereka yang ditangkap dan ditawan di kamp tahanan perang yang keadaannya sulit dan menyedihkan. Di kemudian hari setelah perang usai, DeShazer kembali ke Jepang. Akan tetapi, ia tidak kembali untuk membalas dendam. Ia telah menerima Yesus sebagai Juru Selamat, karena itu ia kembali ke Jepang dengan membawa kabar baik tentang Kristus. Seorang mantan prajurit yang dulu pernah mengampanyekan perang, kini mengampanyekan perdamaian. Misi DeShazer ke Jepang mencerminkan hati Sang Juru Selamat, yang datang sendiri untuk misi kasih dan perdamaian. Lukas mengingatkan kita bahwa kedatangan Kristus ke dalam dunia tidak hanya untuk menjadi teladan moral atau guru yang memberi kesan mendalam. Dia datang "untuk mencari dan menyelamatkan" yang hilang (19:10). Kasih-Nya kepada kita diungkapkan di kayu salib, dan penyelamatan-Nya bagi kita diwujudnyatakan pada saat Dia muncul dari kubur dengan penuh kemenangan dalam kehidupan yang dibangkitkan. Di dalam Kristus kita menemukan pengampunan, dan pengampunan akan mengubah hidup serta kekekalan kita. Semuanya itu terjadi karena Yesus datang untuk mengampanyekan perdamaian --WEC KITA DAPAT MENDATANGI SESAMA KITA KARENA YESUS LEBIH DULU MENDATANGI KITA

Perhatikan saja

PERHATIKAN SAJA Bacaan: 1Korintus 4:14-17 NATS: Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1Korintus 11:1) Seorang anak laki-laki memandang kakeknya dan melontarkan pertanyaan dengan lantang, Kek, bagaimana Kakek menjalani hidup bagi Yesus? Kakek yang dihormati itu membungkuk dan berbisik kepada anak laki-laki tersebut, Perhatikan diriku saja. Tahun berganti tahun, kakek itu memberikan teladan bagi anak tersebut untuk mengikuti Yesus. Ia tetap teguh menjalani hidup bagi-Nya. Namun, cucunya acap kali hidup dengan cara yang tidak menyenangkan Allah. Pada suatu hari anak muda tersebut mengunjungi kakeknya dan mereka menyadari bahwa itu adalah kunjungan terakhir. Saat kakeknya terbaring tak berdaya, sang cucu membungkuk ke arah tempat tidur dan mendengar kakeknya berbisik, Apakah kamu telah memerhatikan aku? Itulah saat yang menentukan dalam kehidupan anak laki-laki tersebut. Ia mengerti bahwa saat kakeknya berkata, Perhatikan diriku saja, ia bermaksud, Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1Korintus 11:1). Ia berjanji bahwa sejak saat itu ia akan hidup seperti kakeknyaberjuang untuk menyenangkan Yesus. Ia telah memerhatikan dan sekarang ia tahu bagaimana ia harus hidup. Apakah ada seseorang yang memerhatikan Anda? Apakah ada kaum muda kristiani yang perlu melihat bahwa hidup bagi Yesus setiap hari dan dalam segala hal adalah sesuatu yang mungkin untuk dilakukan? Tantanglah merekadan juga diri Anda sendiri. Tantanglah mereka untuk memerhatikan. Lalu tunjukkan caranya kepada mereka JDB TAK ADA KHOTBAH YANG LEBIH BAIK DARIPADA TELADAN YANG BAIK